Sukses

Taktik Baru Lawan Pemburu, Ilmuwan Ingin Suntikan Radioaktif ke Cula Badak

Dalam upaya untuk melawan pemburu badak, para ilmuwan ingin suntikan radioaktif di cula badak.

Liputan6.com, Johannesburg - Para peneliti sedang mengerjakan program percontohan yang didukung oleh perusahaan Rusia Rosatom Corp.

Dikutip dari Bloomberg, Senin (24/5/2021), mereka akan menyuntikan bahan radioaktif ke cula badak yang dapat mencegah konsumsi dan mempermudah pendeteksian perdagangan ilegal.

Tahun lalu, menurut data dari pemerintahan, 394 badak di Afrika Selatan dibunuh oleh pemburu.

Walaupun angka tersebut sepertiga lebih rendah dari 2019, perburuan ilegal tetap menjadi ancaman terbesar bagi sekitar 20.000 badak yang tinggal di negara itu.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Diburu untuk Dijadikan Obat, Hadiah, dan Pertunjukan Kekayaan

Menurut James Larkin, profesor di Universitas Witswatersrand di Johannesburg, ribuan sensor yang ada di sepanjang perbatasan internasional dapat digunakan untuk mendeteksi sejumlah kecil bahan radioaktif yang dimasukkan ke dalam tanduk.

Beberapa metode alternatif untuk mencegah perburuan, termasuk meracuni, mewarnai dan menghilangkan tanduk, telah menimbulkan opini yang luas mengenai kebaikan dan kemanjurannya.

Dikenal sebagai The Rhisotope Project, inisiatif anti-perburuan baru dimulai awal bulan ini dengan menyuntikkan asam amino ke dalam dua cula badak untuk mendeteksi apakah senyawa tersebut akan berpindah ke tubuh hewan.

Studi tambahan menggunakan pemodelan komputer dan replika kepala badak juga akan dilakukan untuk menentukan dosis bahan radioaktif yang aman.

Cula badak dipercayai dapat menyembuhkan penyakit seperti kanker sehingga digunakan dalam pengobatan tradisional.

Tidak hanya itu, cula badak ditampilkan sebagai pertunjukan kekayaan dan diberikan sebagai hadiah.

"Jika kita membuatnya menjadi radioaktif akan ada keengganan orang-orang ini untuk membelinya," kata Larkin.

Selain perusahaan nuklir milik negara Rusia, Universitas Witwatersrand, ilmuwan, dan pemilik badak swasta terlibat dalam proyek tersebut.

 

Reporter: Paquita Gadin

3 dari 3 halaman

Infografis Yuk Kenali Cara Kerja Vaksin Covid-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.