Liputan6.com, Manila - Penasihat keamanan nasional untuk Amerika Serikat dan Filipina membahas keprihatinan bersama mereka atas aktivitas China di Laut China Selatan dalam panggilan telepon pada Rabu (31/3), kata Gedung Putih.
Filipina menggambarkan kehadiran ratusan kapal China di dalam zona ekonomi eksklusif 200 mil laut (370 km) di Whitsun Reef di Laut China Selatan sebagai "mengerumuni dan mengancam".
Melansir Channel News Asia, Kamis (1/3/2021), otoritas Manila yakin kapal-kapal itu diawaki oleh milisi maritim.
Diplomat China mengatakan kapal-kapal itu berlindung dari laut yang ganas dan tidak ada milisi di dalamnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ketegangan AS - Tiongkok terus meningkat, setelah berbalas menutup kantor konsulat, Menlu AS Mike Pompeo kembali ke isu Laut China Selatan. Sejumlah analis menilai, itu adalah bagian dari Strategi Presiden Trump mempertahankan jabatannya dan tidak ak...
Sepakat Jalin Koordinasi
Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan dan Penasihat Keamanan Nasional Filipina Hermogenes Esperon "sepakat bahwa Amerika Serikat dan Filipina akan terus berkoordinasi erat dalam menanggapi tantangan di Laut China Selatan", kata Gedung Putih.
"Sullivan menggarisbawahi bahwa Amerika Serikat mendukung sekutu Filipina kami dalam menegakkan tatanan maritim internasional berbasis aturan, dan menegaskan kembali penerapan Perjanjian Pertahanan Bersama AS-Filipina di Laut China Selatan," tambahnya.
Kanada, Australia, Jepang, dan lainnya telah menyuarakan keprihatinan tentang niat China.
Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, China dan Vietnam memiliki klaim teritorial yang bersaing di Laut China Selatan, yang dilalui setidaknya US$ 3,4 triliun perdagangan tahunan.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Advertisement