Sukses

Sawah Prasejarah dari 3 Era Berusia 6.000 Tahun Ditemukan di China Timur

Tim arkeolog di China menemukan hamparan luas sawah prasejarah.

Liputan6.com, Hangzhou - Sebuah tempat baru dari zaman kuno ditemukan oleh tim arkeolog di China.

Menurut laporan Xinhua yang dikutip Rabu (16/12/2020), tim tersebut menemukan hamparan luas sawah prasejarah. Dengan yang tertua berumur lebih dari 6.000 tahun, di Provinsi Zhejiang, China timur.

Institut peninggalan budaya dan arkeologi Zhejiang mengatakan sawah yang ditemukan di Kota Yuyao itu memberikan wawasan yang signifikan, tentang masyarakat prasejarah di sepanjang daerah hilir Sungai Yangtze.

Sawah tersebut diperkirakan berasal dari tiga era. Dengan rincian sebagai berikut:

  • Sawah tertua, yang memiliki punuk seperti punggungan bukit, berasal dari 4.300 SM pada tahap awal budaya Neolitik Hemudu.
  • Di area sawah yang relatif lebih baru, yang berasal dari 3.700-3.300 SM, para peneliti menemukan punggungan bukit buatan dan alami. Punggungan itu terdiri dari jalur yang ditinggikan, yang digunakan sebagai jalan atau demarkasi.
  • Di area sawah yang paling baru, yang berasal dari 2.900-2.500 SM pada era budaya Liangzhu, para arkeolog menemukan punggungan bukit berbentuk tagar "#", dan beberapa di antaranya lengkap dengan jalan dan sistem irigasi.

Menurut informasi institut tersebut, penemuan situs sawah ini menunjukkan bahwa pertanian padi telah menjadi pilar ekonomi dalam budaya China awal seperti Hemudu dan Liangzhu.

Saksikan Juga Video Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Spesies Baru Dinosaurus Prasejarah Ditemukan di Australia

Di tempat lain, bukan sawah prasejarah yang ditemukan, melainkan dinosaurus.

Penemuan, keyakinan, dan ketertarikan aneh terhadap dinosaurus berada di belakang terobosan ilmiah yang mengarah pada identifikasi spesies prasejarah baru.

Weewarrasaurus pobeni adalah dinosaurus pertama yang dinamai di New South Wales (NSW), Australia, dalam hampir satu abad ini, menyusul kemungkinan penemuan fragmen tulang rahang dalam ember berisi puing opal di dekat wilayah Lightning Ridge.

Itu adalah dinosaurus pemakan tumbuhan berkaki dua pertama seukuran anjing kelpie yang menjelajahi dataran banjir kuno di utara negara bagian itu 100 juta tahun yang lalu.

Nama itu diberikan untuk mengenang tambang opal Wee Warra, tempat fosil ditemukan, dan pembeli opal -yakni Mike Poben, yang melihat sesuatu istimewa dalam spesimen itu dan menyumbangkannya untuk penelitian.

"Saya langsung tertarik," kata Poben seperti dikutip dari ABC Indonesia, Kamis (5/12/2018).

"Sepertinya waktu terhenti, saya menusuk punggung tulang belakang saya karena ada sesuatu di pikiran saya mengatakan 'gigi', dan jika itu gigi itu tulang rahang, dan apakah itu tulang rahang, yang saya sudah tak pernah terlihat sebelumnya, mereka sangat langka, maka ini adalah sesuatu yang besar. "

Poben menemukan fosil itu lima tahun yang lalu dan membaginya dengan paleontolog Dr Phil Bell dari Universitas New England di Armidale, NSW.

Selengkapnya di sini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.