Sukses

PM Prancis Edouard Philipe Mengundurkan Diri, Presiden Macron Siapkan Tim Baru

Perdana menteri Prancis Edouard Philipe mengundurkan diri dari jabatannya.

Liputan6.com, Paris - Perdana Menteri Prancis Edouard Philippe telah mengajukan surat pengunduran dirinya setelah mengepalai pemerintahan Presiden Emmanuel Macron selama tiga tahun.

Meskipun Philippe dianggap lebih populer daripada presiden, putusan La République En Marche (Republik Bergerak) yang berkuasa memiliki hasil pemilihan lokal yang buruk pada akhir pekan. Demikian seperti mengutip dari laman BBC, Jumat (3/7/2020). 

Philippe pun diketahui telah bertemu dengan presiden dan mereka setuju pemerintah akan mengundurkan diri.

Istana Elysee mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Edouard Philippe "hari ini menyerahkan pengunduran diri pemerintah kepada presiden republik, yang menerimanya," menambahkan bahwa ia akan tetap di tempatnya sampai pemerintah baru ditunjuk.

Presiden Macron menjanjikan "jalan baru" dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada hari Jumat.

Perombakan telah diperkirakan untuk beberapa waktu, dan merupakan praktik umum bagi seorang presiden Prancis untuk menggantikan perdana menteri selama masa jabatan lima tahun di kantor yang dikenal sebagai "quinquennat".

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kabinet Baru Macron

Macron telah berkuasa sejak tiga tahun lalu tetapi sekarang menghadapi krisis ekonomi setelah pandemi Virus Corona baru.

Dalam wawancara dengan surat kabar regional, ia berbicara tentang pemulihan yang "sangat sulit" untuk Prancis, dan fokus pada prioritas langsung untuk menyelamatkan pekerjaan, serta rekonstruksi ekonomi, sosial dan lingkungan.

Masa depan Philippe sebagai perdana menteri diragukan selama beberapa minggu namun diatetap memenangkan pemilihan sebagai walikota di Le Havre pada hari Minggu lalu. 

Perdana menteri baru akan ditunjuk dalam beberapa jam mendatang, dan secara teoritis Philippe dapat diminta untuk tetap di tempatnya.

Partai LREM muda Macron telah berjuang untuk mempertahankan dukungan awal yang dimenangkannya dari pemilih setelah kemenangannya sebagai presiden pada 2017. Ditahan oleh pengunduran diri menteri, partai itu juga melihat sejumlah pembelotan di Majelis Nasional, kehilangan mayoritas langsung pada Mei.

Partai itu gagal memenangkan kota besar mana pun dalam pemilihan lokal hari Minggu, di mana para kandidat Hijau dan sekutu sayap kiri mereka memperoleh keuntungan yang signifikan.

Sebuah jajak pendapat untuk Le Figaro dan France Info pada hari Kamis menyarankan tiga perempat pemilih Perancis mencari perubahan politik dari presiden.

Meskipun banyak dari mereka yang disurvei menginginkan fokus yang lebih besar pada perubahan sosial dan lingkungan, 59% senang jika Philippe masih menjabat dalam pekerjaannya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.