Sukses

Respons China Soal Protes Taiwan Tak Dilibatkan WHO Tangani Virus Corona Wuhan

China melalui juru bicara Kementerian Luar Negeri Geng Shuang memberikan jawaban terkait ketidakterlibatan Taiwan di WHO dalam menangani Virus Corona Wuhan.

Liputan6.com, Beijing - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengadakan pertemuan darurat pada 22 Januari dan mengundang negara-negara dengan kasus yang dikonfirmasi terkena wabah Virus Corona untuk hadir. Namun, Taiwan tidak diundang ke pertemuan itu dan menilai karena hambatan dari China.

Seperti disebutkan sebelumnya, alasan mengapa Taiwan tidak bisa menjadi negara anggota Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) disebabkan karena China telah memperkuat "Prinsip Satu China" di WHO.

Merespons hal tersebut, China melalui juru bicara Kementerian Luar Negeri Geng Shuang memberikan jawaban.

"Tidak ada yang lebih peduli tentang kesehatan dan kesejahteraan rekan-rekan kami di Taiwan daripada pemerintah pusat China. Setelah wabah pneumonia yang disebabkan oleh novel coronavirus terjadi di Wuhan, Komisi Kesehatan Nasional memberitahukan wilayah Taiwan secara tepat waktu dan cepat," ujar Geng Shuang saat ditanya salah satu wartawan asing konferensi pers regular di Beijing, 22 Januari 2020.

Seperti dikutip dari fmprc.gov.cn, Sabtu (26/1/2020), saat itu salah satu wartawan asing menanyakan respons China terhadap pengecualian Taiwan dari WHO dalam situasi terkini terkait Virus Corona yang dianggap dapat berpengaruh terhadap kemampuan Negeri Formosa merespons wabah coronavirus. Sekaligus soal ruang bagi partisipasi Taiwan ke organisasi kesehatan dunia itu.

"Dari 13 hingga 14 Januari, seperti yang diminta oleh otoritas terkait di Taiwan, para ahli dari wilayah Taiwan pergi ke Wuhan untuk melihat pekerjaan kami tentang pencegahan dan pengendalian, perawatan medis, dan deteksi patogen. Mereka juga berdiskusi dengan para ahli di daratan yang berpartisipasi dalam pekerjaan medis terkait," jelas jubir Kemlu China itu.

Menurutnya, para ahli Taiwan menyatakan penghargaan yang tulus atas penerimaan mereka di daratan.

"Seperti yang berulang kali kami tekankan, keikutsertaan Taiwan dalam kegiatan organisasi internasional harus diatur secara adil dan wajar mengikuti prinsip satu-China setelah konsultasi lintas-selat. Berdasarkan pengaturan yang dibuat oleh China dan WHO, para ahli medis dari wilayah Taiwan dapat menghadiri pertemuan teknis yang relevan di WHO, dan WHO dapat mengirim para ahli ke Taiwan untuk memeriksa atau membantu bila perlu," papar Geng Shuang.

Dalam kesempatan tersebut, Geng Shuang juga menjelaskan bahwa wilayah Taiwan memiliki akses tepat waktu ke informasi WHO tentang kedaruratan kesehatan masyarakat global, dan setiap keadaan darurat yang terjadi di wilayah Taiwan dapat dilaporkan kepada WHO tepat waktu.

"Pengaturan itu memastikan bahwa wilayah Taiwan dapat menangani keadaan darurat kesehatan masyarakat secara tepat waktu dan efektif terlepas dari di mana mereka terjadi," imbuh Geng Shuang. 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sekilas Protes Taiwan

Jumlah kasus baru pneumonia dari Virus Corona di Wuhan China telah melonjak. Bahkan telah muncul di negara-negara lain seperti Thailand, Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan.

"Seorang pasien yang dikonfirmasi juga muncul di Taiwan pada tanggal 22 Januari," ujar Taipei Economic and Trade Office (TETO) dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (24/1/2020).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengadakan pertemuan darurat pada 22 Januari dan mengundang negara-negara dengan kasus yang dikonfirmasi untuk hadir.  Namun, Taiwan tidak diundang ke pertemuan itu karena hambatan dari China.

Seperti yang diketahui, alasan mengapa Taiwan tidak bisa menjadi negara anggota Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) disebabkan karena China telah memperkuat "Prinsip Satu China" di WHO.

Virus pneumonia Wuhan berasal dari China, dan menyebar karena pemerintah China menyembunyikan epidemi ini pada tahap awal.

Taiwan letaknya berdekatan dengan China, dan ancaman terkena infeksi sangat besar.  Ketika WHO menganggap situasi ini sebagai hal yang mendesak dan mengadakan pertemuan darurat, seharusnya mengundang Taiwan untuk bergabung dalam upaya pencegahan epidemi.

Namun demikian, China masih bersikeras pada pandangan politik, dan mencegah Taiwan untuk berpartisipasi dalam pertemuan darurat WHO. China mengklaim ke pihak luar bahwa "tidak ada yang lebih peduli tentang kesehatan rekan Taiwan dibandingkan dengan pemerintah China" dan " partisipasi Taiwan dalam organisasi internasional harus berdasarkan Prinsip Satu China".

Tindakan yang mengabaikan kesehatan warga Taiwan dan seluruh dunia ini sangat tidak baik.

Selengkapnya di tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.