Sukses

Sultan Qaboos Meninggal, Sepupu Ditunjuk Jadi Penguasa Baru Oman

Haitham bin Tariq Al Said menggantikan Sultan Qaboos sebagai Sultan baru Oman.

Liputan6.com, Muscat - Sepupu Sultan Oman, Qaboos bin Said, ditunjuk menjadi penerus takha sepeninggal penguasa terlama di dunia Arab itu.

Seperti dikutip dari Khaleej Times, Sabtu (11/1/2020), Haitham bin Tariq diangkat pada hari Sabtu setelah dewan militer tinggi meminta dewan keluarga yang berkuasa untuk bersidang dan memilih seorang pengganti.

Haitham bin Tariq adalah menteri warisan dan budaya nasional Oman. Ia ditunjuk pada tahun 2013 oleh Qaboos untuk memimpin komite utama yang bertanggung jawab atas pengembangan negeri itu.

Haitham mengambil alih kekuasaan ketika tantangan domestik tampak besar. Sebuah suksesi yang mulus diperkirakan, kata Kristian Coates Ulrichsen dari Baker Institute yang berbasis di Texas mengatakan kepada Reuters.

Sultan Oman, Qaboos bin Said, salah satu penguasa terlama di Timur Tengah yang mempertahankan netralitas negara itu dalam pergulatan regional, meninggal pada Jumat 10 Januari. Tak lama kemudian media pemerintah mengatakan sepupunya Haitham bin Tariq Al Said ditunjuk sebagai penggantinya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

3 Hari Berkabung

Oman menyatakan tiga hari berkabung resmi atas kematian Sultan Qaboos di usia 79 tahun. Bendera dikibarkan setengah tiang selama 40 hari untuk mengenang kepergiaan sang penguasa selama lima dekade.

Televisi pemerintah menyiarkan gambar-gambar prosesi pemakaman, di mana mobil melaju di jalan yang dibatasi oleh pohon-pohon palem. Peti mati mendian Qaboos terbungkus bendera Oman, kemudian dibawa ke Masjid Agung Sultan Qaboos di ibu kota Muscat, tempat salat jenazah digelar.

Japan Times melaporkan bahwa ribuan orang berkumpul di Masjid Sultan Qaboos pada Sabtu siang, di mana salat jenazah digelar. Masjid ini adalah kompleks dengan arsitektur menakjubkan dari marmer putih, dengan taman terawat yang mencerminkan bagaimana sultan memodernisasi negaranya tanpa menghindari warisan budayanya atau membangun gedung pencakar langit yang menjulang tinggi seperti ibu kota Teluk tetangga lainnya.

3 dari 3 halaman

Penyebab Kematian Masih Belum Diketahui

Kantor berita pemerintah ONA sejauh ini tak memberikan penyebab kematian Qaboos. Kendati demikian sang sultan sudah tidak sehat selama bertahun-tahun dan menghabiskan seminggu di Belgia untuk perawatan pada bulan lalu.

Qaboos tidak memiliki anak dan belum secara terbuka menunjuk seorang penerus.

Sebuah undang-undang tahun 1996 mengatakan keluarga yang berkuasa akan memilih pengganti dalam tiga hari sejak takhta kosong.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini