Sukses

Studi Terbaru Ungkap 1 dari 10 Orang Jerman Mengidap Depresi

Banyak perempuan depresi di Jerman.

Berlin - Jerman yang selama ini memiliki citra negara maju dan disiplin ternyata mengidap masalah depresi yang tinggi. Tingkat rata-rata depresi kalangan perempuan dan remaja di Jerman tercatat yang paling tinggi di benua Eropa.

Dilaporkan DW, Minggu (15/12/2019), hampir satu dari setiap 10 orang di Jerman menunjukkan gejala depresi, demikian hasil penelitian yang dilakukan oleh Robert Koch Institut yang dipublikasikan hari Rabu lalu.

Studi ini menemukan bahwa 9,2% responden di Jerman menunjukkan tanda-tanda gejala depresi, yang digunakan peneliti sebagai indikator depresi. Angka itu lebih tinggi dari angka rata-rata Uni Eropa, yaitu 6,6%. Studi dilakukan di 25 negara anggota Uni Eropa.

"Hasil untuk Jerman menunjukkan prevalensi gejala depresi yang sangat tinggi," kata penelitian itu.

Studi ini merujuk pada gejala-gejala depresi yang didaftar oleh Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders. Ini mencakup: penurunan berat badan yang signifikan atau nafsu makan yang buruk, insomnia atau hipersomnia, kelelahan atau kehilangan energi.

Dari segi mental, gejala depresi berupa perasaan tidak berharga atau rasa bersalah yang berlebihan atau tidak pantas, berkurangnya kemampuan untuk berpikir atau berkonsentrasi, kurangnya minat melakukan sesuatu.

Meski demikian, ada negara yang tingkat depresinya lebih tinggi dari Jerman, yakni Luksemburg dengan tingkat 10 persen. Ada juga Portugal yang tidak berbeda jauh dari Jerman dengan tingkat depresi sebesar 9,1 persen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Depresi Kalangan Remaja

Secara umum, perempuan di Jerman menunjukkan gejala depresi lebih sering daripada pria, masing-masing 10,8% dan 7,6%.

"Perbedaan antara kedua jenis kelamin ini konsisten dengan hasil internasional lainnya," kata penelitian itu. "Selain faktor biologis, prevalensi perempuan yang lebih tinggi saat ini sering dilihat sebagai akumulasi dari faktor-faktor psikososial."

Studi ini juga menemukan bahwa gejala depresi di Jerman lebih sering terjadi di kalangan anak muda bila dibandingkan dengan rata-rata Uni Eropa, yaitu 11,5% dibandingkan dengan 5,2%.

"Hasil ini harus didiskusikan dengan latar belakang perbedaan usia dan struktur sosial, dan menunjuk pada kebutuhan untuk pencegahan dan penyediaan perawatan yang khusus menargetkan orang-orang muda di Jerman," kata Robert Koch Institut.

Sejak awal 2000-an, pencegahan dan pengobatan depresi telah menjadi salah satu target kesehatan nasional di Jerman.

Studi di Jerman dilakukan antara November 2014 sampai Juli 2015 dan melibatkan sekitar 25.000 orang di atas 15 tahun. Sedangkan untuk seluruh Uni Eropa dilibatkan lebih dari 250.000 responden.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.