Sukses

Perangkat Ocean Cleanup Akhirnya Siap Memulai Pembersihan Sampah Laut Pasifik

Sebuah sistem pengumpul sampah besar yang dirancang untuk membersihkan plastik yang mengapung di Samudra Pasifik akhirnya bisa bekerja, dan memulai pembersihannya.

Liputan6.com, Hawaii - Sebuah sistem pengumpul sampah besar yang dirancang untuk membersihkan plastik yang mengapung di Samudra Pasifik akhirnya bisa bekerja, dan memulai pembersihannya.

Mereka juga menyebutkan, alat ini bisa mengambil puing-puing mulai dari ukuran besar seperti jaring penangkap yang ditinggalkan, hingga barang kecil seperti plastik yang bahkan berukuran 1 milimeter.

"Hari ini, saya sangat bangga berbagi dengan Anda bahwa kami sekarang sedang menangkap plastik," kata pendiri dan CEO Ocean Cleanup Boyan Slat pada konferensi pers di Rotterdam, seperti dikutip dari CNN, Jumat, (3/10/2019).

Sistem ini terlihat seperti jaring yang membentuk huruf U, bergerak sesuai arus dan mengumpulkan plastik atau sampah yang melewatinya. Binatang atau ikan tetap bisa lewat dan berenang seperti biasa di bawahnya.

Alat ini sudah dikerahkan untuk mengambil sampah di wilayah Pulau sampah Pasifik Besar, yang berada di antara Hawaii dan California dengan besar wilayah dua kali lipat ukuran texas dan tiga kali ukuran Prancis.

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Terus Kurangi Pulau Sampah di Pasifik

Ocean Cleanup berencana untuk memperbesar dan meningkatkan armada perangkat ini dan memperkirakan akan mampu mengurangi sampah yang ada di wilayah sampah Pasifik tersebut setiap lima tahun.

Pulau sampah itu ditemukan pada 1985-1988, ia terbentuk karena sampah yang memutar di arus laut yang disebut "pilin" dan menarik puing-puing sampah di laut ke satu lokasi. Hal ini diutarakan menurut Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional.

Boyan mengatakan, perangkat pengangkut sampah ini pertama kali berlayar di San Franciko pada September 2018. Namun pada Desember tim Oceal Cleanup mengumumkan bahwa sistem tersebut tidak berjalan dengan baik sehingga tidak mengangkut sampah.

3 dari 4 halaman

Sempat Gagal dan Akhirnya Berhasil

Kemudian pada Januari 2019, terdapat kerusakan yang mengharuskan perangkat ini ditarik kembali ke pantai, bersama dengan lebih 1.000 kilogram sampah yang terkumpul.

"Perangkat yang kami punya sekarang ini menggunakan kekuatan alami dari lautan, untuk bisa mengumpulkan plastik-plastik sampah. Dengan demikian inilah prinsip terpenting di balik sistem kamu," ujar Boyan.

Untuk saat ini memang masih terdapat banyak kendala untuk bisa dikatakan sempurna, tapi setidaknya kali ini sistem tersebut bisa mengumpulkan sampah lebih baik. Boyan juga mengatakan, sistem baru bisa sempurna jika ia bisa bertahan selama bertahun-tahun dalam kondisi laut yang beragam dan bisa menahan sampah selama berbulan-bulan sebelum diambil untuk dibawa ke daratan.

 

4 dari 4 halaman

Penemu Sistem Tersebut

Pemuda 20 tahun ini membuktikan diri mampu berinovasi di usianya yang sangat muda. Pria asal Belanda bernama Boyan Slat itu menciptakan inovasi untuk membersihkan sampah di lautan.

Ocean Cleanup Foundation yang mendukung ide Boyan, kemudian bekerja sama dengannya demi menyingkirkan jutaan ton sampah plastik yang mengelilingi lautan.

Besarnya arus berputar di lautan dunia membuat sampah sulit dikumpulkan bahkan untuk dipantau. Namun Ocean Cleanup Foundation tengah mengembangkan cara untuk menggunakan arus sebagai keuntungan.

Boyan lalu membayangkan sebuah alat pembersih yang mengapung dan akan menyaring sampah dari permukaan, sementara memungkinkan kehidupan air dan arus sendiri bisa tetap mengalir di bawahnya. Perusahaan yang bergabung dengannya memperkirakan, bahwa alat ini dalam radius 100 km bisa menghilangkan hingga 42% sampah -- mewakili total 70.320.000 kg sampah plastik selama lebih dari 10 tahun.

Selengkapnya...

 

Reporter: Windy Febriana

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini