Sukses

Gletser di Arktik Utara Meleleh, 5 Pulau yang Tersembunyi Tiba-Tiba Muncul

Kelima pulau yang muncul akibat Arktik Utara meleleh diperkirakan luasnya antara 900 dan 54.500 meter persegi.

Liputan6.com, Murmansk - Hidrograf di Northern Fleet (Angkatan Laut Rusia yang ditempatkan di Samudera Arktik) mengonfirmasi kemunculan lima pulau baru yang diduga sebagai akibat dari melelehnya gletser di Kutub Utara.

Tim ekspedisi menemukan kelima nusa tersebut saat mereka sedang melakukan perjalanan ke Franz Josef Land Archipelago, demikian seperti diberitakan oleh kantor berita Rusia, TASS, pada Selasa (3/9/2019).

"Pulau-pulau itu punya luas antara 900 dan 54.500 meter persegi," kata layanan pers Northern Fleet.

Para ahli di AL Rusia menggunakan data penginderaan jauh Bumi. Antara 2015 dan 2018, mereka juga membenarkan keberadaan lebih dari 30 pulau baru, tanjung dan teluk di Arktik. Namun, titik persisnya masih misteri.

Berkenaan dengan lima pulau baru, AL Rusia memeriksa ulang informasi yang diperoleh melalui survei topografi, lalu ditambahkan ke peta dan material navigasi serta instruksi. Selain itu, spesialis AL Rusia juga membuat gambar topografi dan deskripsi pulau-pulau baru.

Ekspedisi Arktik

Penjelajahan yang dilakukan Northern Fleet --yang diselenggarakan bersama Russian Geographical Society's Center on Northern Fleet, para penelitinya dan media setempat-- dimulai pada 15 Agustus menggunakan kapal penyelamatan bernama Altai.

Para peserta yang bergabung dalam proyek ini mengikuti rute pelayaran Julius von Payer pada 1874, Frederick Jackson pada 1897, Evelyn Baldwin, Georgy Brusilov, dan lainnya.

Mereka telah melakukan studi ilmiah dan lingkungan, juga mengeksplorasi infrastruktur militer Soviet dan jejak ekspedisi pada abad lalu, demikian menurut laporan TASS.

Para kru kini sudah berlayar sekitar 2.000 mil melintasi Laut Barents dan Laut Kara, melakukan riset di Pulau Pakhtusov, Vise, dan Blagopoluchiye Bays.

Mereka memeriksa reruntuhan stasiun cuaca yang pernah 'hidup' di sana, yang dihancurkan pada tahun 1943 oleh kapal selam Jerman U-711.

Selain itu, ekspedisi ni pun menyusuri garis pantai selatan Pulau Hooker dan melakukan beberapa pengamatan gletser. Kapal Altai mengikuti rute kapal uap Sedov, yang pernah (dahulu) terlibat dalam penjelajahan Uni Soviet ke Franz Josef Land pada tahun 1929.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Riwayat Pulau Baru

Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Departemen Pertahanan mengatakan, pulau-pulau itu pertama kali ditemukan pada tahun 2016 oleh insinyur Marina Migunova.

Ketika itu, Migunova sedang mengerjakan kapal hidrografi Wazir untuk pasukan Northern Fleet, sebagai bagian dari ekspedisi ke kepulauan Franz Josef Land di Samudera Arktik.

Kawasan tersebut adalah wilayah terpencil di mana militer Rusia memiliki pangkalan Angkatan Laut. Para peneliti dan AL Rusia telah mempelajari daerah itu selama beberapa tahun, melihat perubahan garis pantai dari Pulau Franz Josef dan Kepulauan Novaya Zemlya.

Nusa-nusa baru tersebut berada di Vise Bay di pantai Kara Novaya Zemlya. Migunova pertama kali menemukan pulau-pulau itu dengan menganalisis citra satelit.

"Survei topografi dilakukan di pulau-pulau baru, yang dijabarkan secara rinci dan difoto," tulis pernyataan itu, seperti dikutip dari Newsweek, Selasa (3/9/2019).

Pulau-pulau itu muncul dari bawah gletser dekat lapisan es Nansen, sebuah hamparan beku yang membentang sekitar 30 mil x 10 mil.

Mengomentari penemuan itu, ahli kelautan Tom Rippeth, dari Bangor University (Inggris), menuturkan kepada Newsweek: "Penemuan pulau-pulau ketika gletser Nansen mencair bukanlah hal yang mengejutkan, karena gletser hanyalah sungai es yang mengangkut salju dan es yang dipadatkan dari dataran yang lebih tinggi menuju ke laut, saat iklim menghangat."

"Gletser menyusut dan mengekspos tanah di bawahnya. Ini adalah gejala lain dari pemanasan global yang dialami di Kutub Utara, yang suhu rata-ratanya sekarang menghangat sekitar 5 hingga 6 Celcius," lanjutnya.

Ia menambahkan lagi: "Pemanasan terhadap laut juga kemungkinan menjadi pengaruh penting pada kasus ini, karena wilayah tersebut dipengaruhi oleh air dari Atlantik, yang mengalir ke Kutub Utara dan ke utara Norwegia, juga Svalbard. Inilah kontributor utama bagi melelehnya es laut di kawasan tersebut."

 

3 dari 3 halaman

Disebabkan Perubahan Iklim

Para ilmuwan memperkirakan lebih banyak gletser mencair begitu Bumi menghangat. Pada Januari tahun ini, para peneliti mengumumkan banyak gletser yang mencair di Kutub Utara wilayah Kanada, mengekspos tanah yang tidak terlihat selama 40.000 tahun.

"Arktik saat ini memanas dua hingga tiga kali lebih cepat daripada bagian dunia lain. Gletser dan lapisan es lainnya akan bereaksi lebih cepat," ungkap Simon Pendleton, penulis utama studi yang dipublikasikan di Nature Communications.

Di satu sisi, Rusia kini telah memperluas personel militernya di Kutub Utara dalam beberapa tahun terakhir. Sebuah artikel yang dimuat di Financial Times, yang diterbitkan pada April, mencatat bahwa perubahan iklim menyebabkan banyak jalur pelayaran dibuka di laut yang dulu beku.

Selain itu, Negeri Beruang Merah juga dikabarkan jor-joran dalam menggelontorkan anggaran negara untuk meningkatkan dan membangun pangkalan militer di pulau-pulau di Arktik, demi mengontrol perjalanan yang dilakukan melintasi perairan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.