Sukses

Berkat Terowongan Ini, Keluarga Palestina Bisa Melintasi Tembok Pemisah Israel

Rumah warga Palestina Hajajla sangat unik. Bangunan itu terpotong dari batas desa mereka, dengan hanya dihubungkan oleh sebuah terowongan.

Liputan6.com, Ramallah - Rumah seorang keluarga Palestina bernama Hajajla sangat unik. Bangunan itu terpotong dari batas desa mereka, dengan hanya dihubungkan oleh sebuah terowongan.

Sayang, hal itu bukan serta merta tanpa masalah. Keadaan mereka menjadi perhatian publik, saat Israel mengunci gerbang yang mengarah ke terowongan penghubung rumah. Karena salah satu sisi mengarah ke Al-Walajah, wilayah di Tepi Barat yang diduduki.

Selama lebih dari seminggu, warga Palestina Mohammed Hajajla yang berusia 10 tahun harus berjalan enam kilometer di bawah terik matahari. Hal itu untuk menempuh perjalanan ke sekolah karena penutupan itu, mengutip VOA Indonesia, Sabtu (13/7/2019).

Pihak berwenang Israel mengatakan, penutupan dilakukan karena keluarga Palestina itu diduga mengizinkan penyeberangan ilegal ke Yerusalem dari Tepi Barat melalui terowongan buatan Israel.

Keluarga itu menyangkal dan mengatakan itu adalah contoh pelecehan dari otoritas Israel yang telah mereka alami selama bertahun-tahun.

"Saya tidak akan tunduk. Saya tidak akan patah semangat," kata bapak dari keluarga itu, Omar Hajajla.

Rumah bata itu terletak di sebuah bukit, di seberang lembah dari pemukiman Israel Gilo di pinggiran Yerusalem.

Masalah yang mereka hadapi berawal pada 2010, ketika pembangunan tembok pemisahan Israel yang memotong Tepi Barat itu mencapai daerah mereka.

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Israel Akan Perluas Kedaulatan hingga Tepi Barat?

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada April lalu pernah memberikan pernyataan kontroversial. Ia mengumumkan akan memperluas kedaulatan Israel atas pemukiman di wilayah Tepi Barat (West Bank) jika kembali terpilih dalam pemilu.

Ia juga mengatakan negara Palestina tidak akan pernah terbentuk.

"Itu tidak akan pernah terjadi," kata Netanyahu dalam sebuah wawancara pra-pemilu dengan media lokal Israel berbahasa Ibrani, Arutz 7.

Netanyahu menegaskan bahwa ia juga akan "mempertahankan Yerusalem," sebagaimana dikutip dari Sputnik News. Mengingat Yerusalem dianggap oleh rakyat Palestina sebagai ibu kota masa depannya.

"Saya akan mempertahankan kendali Israel di seluruh wilayah barat Sungai Yordan," lanjutnya.

Pernyataan kontroversial tersebut muncul setelah sang PM Israel berencana akan menganeksasi sebagian wilayah pasca pemilihan umum 9 April 2019. Hal itu dikatakan Netanyahu dalam sebuah wawancara di TV Israel.

"Anda bertanya apakah kami pindah ke tahap berikutnya - jawabannya adalah ya, kami akan pindah ke tahap berikutnya," katanya, seperti dilansir BBC.

"Saya akan memperluas kedaulatan (Israel) dan saya tidak membedakan antara blok pemukiman dan pemukiman terisolasi."

Seorang juru bicara untuk pemimpin Palestina Mahmoud Abbas merespons: "Segala tindakan dan pengumuman tidak akan mengubah fakta. Pemukiman itu ilegal dan mereka akan dihapus."

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.