Sukses

ISIS Klaim Serangan Bom di Afghanistan yang Tewaskan 2 Orang

Sedikitnya dua orang tewas dan sekitar 20 lainnya terluka akibat ledakan bom di dalam sebuah masjid di kota Ghazni, Afghanistan.

Liputan6.com, Ghazni - Sedikitnya dua orang tewas dan sekitar 20 lainnya terluka akibat ledakan bom di dalam sebuah masjid di kota Ghazni, Afghanistan, kata para pejabat pada hari Sabtu, 6 Juli 2019.

Ledakan itu terjadi Jumat malam ketika masjid Mohammadiya di Khak-e-Ghariban ramai dengan para jemaah yang sedang beribadah, kata Arif Noor, juru bicara gubernur setempat sebagaimana diwartakan VOA Indonesia, dikutip Minggu (7/7/2019).

Sekitar 70 orang ada di dalam masjid saat ledakan terjadi, menurut kepala dewan provinsi Nasir Ahmad Faqiri dan anggota dewan Amanullah Kamran.

Kelompok teroris ISIS mengklaim tanggung jawab atas serangan bom di Afghanistan kali ini.

Sebelumnya, Taliban membantah terlibat dalam serangan masjid tersebut dan mengecam pemboman itu.

ISIS, yang keberadaannya terbatas di Ghazni, oleh warga Afghanistan juga dituduh menghancurkan sebuah makam besar yang dijuluki Shams Sahib di bagian barat Ghazni pada bulan Mei.

Dalam beberapa bulan belakangan, polisi Ghazni telah menangkap beberapa orang karena dituduh terkait dengan ISIS.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Serangan Bom Sebelumnya

Sementara itu, sekitar lima hari sebelumnya Taliban diklaim telah meledakkan sebuah bom mobil dengan kekuatan besar di sebuah area di Kabul, Afghanistan, yang terdapat gedung-gedung militer dan pemerintah. Enam belas orang terbunuh, kata kementerian dalam negeri negara itu kepada Al Jazeera yang dikutip pada Selasa, 2 Juli 2019.

Bom meledak saat jam sibuk pada pagi hari, ketika jalan-jalan dipenuhi orang, melukai 105 di antaranya, termasuk 51 anak-anak dan 5 wanita, menurut keterangan dari otoritas pemerintah pada Senin kemarin.

Mohammad Karim, seorang pejabat polisi yang berada di lokasi serangan, menyebut bom meledak dari sebuah truk bermuatan barang, di luar gedung kementerian pertahanan.

Setidaknya ada 5 militan Taliban di dalam kendaraan tersebut. Tiga di antaranya dilaporkan terlihat berlari ke sebuah bangunan tinggi yang terletak di dekat departemen teknik dan logistik kementerian pertahanan.

Atas serangan ini, polisi kemudian meluncurkan tembakan ke arah mereka dan pertempuran senjata berlangsung lebih dari 7 jam.

"Bentrokan berakhir dengan kematian kelima penyerang," kata juru bicara kementerian dalam negeri Nasrat Rahimi, seraya menambahkan bahwa lebih dari 210 orang diselamatkan selama operasi.

3 dari 3 halaman

Klaim Taliban

Taliban mengaku bertanggung jawab atas serangan pada bom mobil lima hari lalu, kata juru bicara Zabuhullah Mujahid yang mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa kelompok ini menyerang "pusat logistik dan teknik" dari kementerian pertahanan.

Keterangan tersebut lebih lanjut mengatakan, ledakan bom mobil menyebabkan "jatuhnya banyak korban pada sejumlah warga sipil," tetapi sebenarnya sasaran serangan itu adalah militer, bukan penduduk biasa.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), LSM yang bekerja di Afghanistan, dan pemerintah, semuanya mengkritik Taliban karena menyebabkan korban sipil, termasuk anak-anak.

"Saya sedang tidur ketika saya mendengar suara dentuman keras. Segera setelah itu, atap kamar saya ambruk menimpa saya, membuat saya terluka," kata Ikram, seorang saksi mata, kepada Al Jazeera.

"Hanya 100 meter jauhnya, saya melihat dari jendelaku, tentara Taliban mengebom lebih banyak dan menembak pula. Nenek dan ibu saya juga terjebak di bawah puing-puing setelah atap rumah kami menimpa mereka," lanjutnya.

Saksi lain, Ismatullah Amanzai, menyatakan bahwa temannya meninggal dalam salah satu ledakan yang terjadi di dekat garasi rumah dia.

"Saya mencoba meneleponnya ketika ledakan itu terjadi, tetapi dia tidak mengangkat panggilan saya, kami mengetahui dari petugas rumah sakit bahwa dia meninggal karena terluka parah," ujar Amanzai.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini