Sukses

Loyalis ISIS Kembali Berkumpul di Kamp Pengungsi Suriah, Hendak Balas Dendam?

Para loyalis ISIS dlaporkan kembali berkumpul di kamp pengungsi Suriah, dan diduga tengah melakukan upaya balas dendam.

Liputan6.com, Damaskus - Sebuah laporan darurat yang diterima oleh PBB baru-baru ini, menyebut bahwa terdapat sekelompok wanita militan pendukung setia ISIS, tengah menteror para pengungsi di pusat penahanan Suriah timur laut.

Mereka menuntut pihak-pihak yang dituding pembangkang untuk kembali mematuhi aturan ketat yang pernah ditegakkan oleh ISIS.

Hal itu menjadi masalah krusial bagi pasukan pimpinan Kurdi yang mengendalikan kamp pengungsiang tersebut, demikian sebagaimana dikutip dari The Straits Times pada Sabtu (20/4/2019).

Laporan itu menyoroti pusat penahanan al-Hol yang penuh sesak, di mana para militan ISIS kedapatan mengancam orang-orang yang mereka anggap berandal, dengan cara mengacungkan pisau, meludahi, dan melemparinya dengan batu.

Bahkan, muncul kabar, bahwa salah satu tenda pembangkang ISIS dibakar oleh militan terkait.

Para pemimpin aksi teror ini adalah wanita dari negara-negara seperti Mesir, Maroko dan Tunisia, yang telah menghasilkan beberapa pengikut ISIS paling militan dalam beberapa tahun terakhir, lapor pejabat dari Pasukan Demokrat Suriah (SDF), yang dikuasai etnis Kurdi.

Laporan itu juga menyebut bahwa, meskipun ada banyak penghasut, jajaran orang-orang yang tetap setia di belakang ISIS masih bisa berjumlah ribuan, dan mereka berkomitmen untuk menegakkan ideologinya bahkan ketika kekhalifahan yang dideklarasikan sendiri telah diakhiri.

ISIS pernah mengadakan petak besar wilayah di seluruh Suriah dan Irak, di mana para militan melakukan kekejaman yang mengerikan, termasuk eksekusi massal dan perbudakan seksual.

Kelompok ini juga memikat simpatisan dari seluruh dunia, menjanjikan mereka utopia Islam, di mana mereka dapat secara terbuka mempraktikkan keyakinannya.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Menjadi Lebih Konservatif

Ketika pasukan Kurdi yang didukung AS berperang dalam beberapa pekan terakhir untuk merebut benteng terakhir ISIS di desa Baghouz, Suriah timur, ribuan orang melarikan diri dari pertempuran.

SDF memisahkan mereka dan mengirimnya ke pusat penahanan. Perempuan dan anak-anak diangkut ke kamp pengungsian al-Hol, yang populasinya telah meledak sejak awal Desember, dari 9.000 orang menjadi lebih dari 73.000.

"Apa yang kami lakukan adalah menarik seluruh penduudk Baghouz dan membawanya ke sini," kata Mahmoud Gadou, seorang pejabat Kurdi yang bertanggung jawab atas orang-orang terlantar di Suriah timur laut.

"Ketika orang-orang mulai tiba di kamp dari Baghouz, suasananya berubah 180 derajat," lanjut Gadou.

Sebelumnya, ketika kamp menampung sekitar 10.000 warga Suriah dan Irak, "perempuan tidak menutupi wajah mereka. Sekarang, Anda tidak bisa melihat seorang gadis pun tanpa kerudung," katanya.

Banyak dari mereka yang mengadopsi pakaian yang lebih konservatif karena takut, kata pejabat Kurdi.

"Beberapa dari orang-orang ini datang dari daerah-daerah yang sudah konservatif, bahkan jika mereka tidak mendukung ISIS," kata Mohamed Bashir, kepala hubungan masyarakat untuk pemerintahan yang dipimpin Kurdi di kamp itu.

"Tapi sekarang, mereka bahkan lebih ekstrem di sini," lanjutnya khawatir.

3 dari 3 halaman

Aksi Perempuan Militan ISIS Kian Mengkhawatirkan

Para perempuan militan ISIS telah menargetkan staf kesehatan dan pekerja bantuan, dengan menyebut mereka "kafir."

Dalam satu kasus yang dikutip oleh seorang pejabat bantuan, mereka melempar kotoran ke seorang lelaki yang membersihkan fasilitas kakus paviliun yang menampung orang asing.

Beberapa perempuan militan juga telah menggunakan ujung tajam kaleng tuna untuk memotong tenda dan menyerang yang lain, termasuk mereka yang telah menyatakan penyesalan karena bergabung dengan ISIS.

Di lain pihak, pasukan Kurdi mengatakan mereka telah menangkap beberapa pelanggar terburuk, termasuk mereka yang membakar tenda pengungsi.

Meski begitu, para pejabat terkait mengakui bahwa mereka tidak dapat melindungi semua orang di kamp penahanan al-Hol.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.