Sukses

Kontroversi Menyelimuti Rencana Malaysia Produksi Mobil Terbang

Rencana Malaysia memproduksi mobil terbang memicu kontroversi meluas di tengah masyarakat setempat.

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Salah seorang menteri Malaysia mengungkap rencana meluncurkan mobil terbang. Namun, hal tersebut sontak memicu banjir kritikan di negaradengan sejarah proyek otomotif yang tak selalu sukses.

Model asli kendaraan itu, yang menggunakan teknologi lokal, akan diluncurkan akhir tahun ini, kata Menteri Pembangunan Wiraswasta Redzuan Mohamad Yusof, sebagaimana dikutip dari VOA Indonesia pada Kamis (28/2/2019).

Biaya untuk mengembangkan kendaraan itu sekitar satu juta ringgit (setara Rp 3,4 miliar) dan akan terbang di ketinggian rendah, kata Redzuan, Selasa 26 Februari, tanpa menjelaskan rincian lebih lanjut.

Malaysia mulai memproduksi mobil nasional, Proton, pada 1980-an. Tetapi mereka sering dikritik karena modelnya tidak menarik dan kualitas pengerjaan yang buruk. Alhasil, popularitas mobil nasional semakin menurun.

Bagi masyarakat kebanyakan, proyek mobil terbang tak lebih dari rencana konyol yang dibuat-dibuat oleh para politikus Malaysia.

“Saya kehabisan kata-kata. Saya belum pernah membaca kekonyolan seperti ini seumur hidup saya,” tulis seorang komentator online.

Seorang warganet lainnya mengunggah komentar di laman facebook: “Bagaimana mungkin orang ini bisa terpilih sebagai menteri? Selesaikan masalah transportasi umum terlebih dahulu daripada menciptakan mobil terbang."

 

Simak video pilihan berikut: 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Diragukan Banyak Pihak

Ada beberapa upaya di berbagai belahan dunia untuk mengembangkan mobil terbang, seperti mobil Transisi yang dibuat oleh perusahaan AS Terrafugia, dan AeroMobil yang diproduksi di Slovakia.

Keduanya membutuhkan waktu bertahun-tahun dan biaya yang besar untuk mengembangkan mobil tersebut. 

Beberapa mempertanyakan alasan mengapa Malaysia justru ingin mengembangkan mobil terbang, sementara industri mobil nasionalnya sendiri tengah menghadapi berbagai masalah.

“Kita bahkan tidak bisa mempromosikan mobil hibrida dan listrik dengan benar dan menjualnya dengan harga terjangkau, sekarang mau berbicara soal mobil terbang. Lucu sekali,” kata sebuah komentar.

Sejak menjabat sebagai perdana menteri untuk yang kedua kalinya, Mahathir Mohamad, telah mengumumkan rencana untuk proyek mobil nasional baru, yang kemudian memicu kecaman luas.

Sebelumnya, Mahathir gigih memperjuangkan Proton.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.