Sukses

Gerhana Bulan Total Muncul Bareng Fenomena Supermoon, Indonesia Bisa Lihat?

Dua fenomena alam, Gerhana Bulan Total dan Supermoon berpadu jadi satu mulai Minggu malam.

Liputan6.com, Florida - Pemandangan yang satu ini mungkin akan memberikan pengalaman tak terlupakan bagi para pengamat langit. Unik dan langka, saat dua fenomena alam, Gerhana Bulan Total dan Supermoon berpadu jadi satu.

Bulan, Bumi, dan matahari akan berada pada satu garis akhir pekan ini untuk peristiwa Gerhana Bulan Total tahun ini dan tahun depan. Pada saat yang sama, Bulan akan berada pada posisi yang begitu dekat dengan Bumi dan tampak sedikit lebih besar dan lebih terang dari biasanya --atau yang dikenal dengan fenomena Supermoon.

"Fenomena alam ini khususnya sangat menarik," ujar astrofisikawan Patrick Hartigan dari Rice University seperti dikutip dari VOA Indonesia, Senin (21/1/2019).

"Bukan hanya fenomena Supermoon dan pada saat yang sama juga Gerhana Bulan Total, namun Gerhana Bulan Total ini juga berlangsung cukup lama. Fenomena ini berlangsung kurang lebih satu jam."

Gerhana Bulan tersebut akan mulai pada Minggu malam atau Senin dini hari, tergantung pada lokasi, dan akan berlangsung sekitar tiga jam.

Fenomena ini akan mulai dengan Gerhana Bulan Sebagian pada Minggu 20 Januari sekitar pukul 22.34 EST (kawasan pesisir timur Amerika). Saat itu, bayang-bayang Bumi mulai menutupi Bulan. Gerhana Bulan Total –-saat bayangan Bumi menyelimuti Bulan sepenuhnya-- akan berlangsung di hari yang sama selama 62 menit, mulai jam 23.41 EST.

Apabila cuaca cerah, keseluruhan Gerhana Bulan akan dapat dilihat di Amerika Utara dan Selatan, begitu juga di lokasi-lokasi seperti Greenland, Islandia, Irlandia, Britania Raya, Norwegia, Swedia, Portugal, dan pantai-pantai di Prancis dan Spanyol. Wilayah Eropa lainnya, begitu juga dengan Afrika, akan dapat memandang Gerhana Bulan Sebagian sebelum Bulan hilang di balik awan.

Selama Gerhana Bulan Total, Bulan akan terlihat kemerahan karena sinar matahari memantul dari atmosfer Bumi. Ini mengapa kadang-kadang Gerhana Bulan kadang-kadang disebut Bulan Darah atau Super Blood Moon.

Pada bulan Januari, Bulan purnama kadang-kadang juga disebut "Bulan Serigala" atau "Bulan Roh Besar."

Istilah informalnya, gerhana Bulan ini disebut Super Blood Wolf Moon atau Supermoon Darah.

 

 

Saksikan juga video berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Terlihat di Asia?

Di AS, gerhana Bulan akan mulai cukup awal pada Minggu malam, sehingga anak-anak bisa menyaksikannya dan memandang fenomena alam ini. Selain itu keesokan harinya adalah hari libur federal, dan sebagian besar sekolah tutup. Namun prakiraan cuaca untuk sebagian besar wilayah AS tidak bagus.

Para orang tua dapat "mengizinkan anaknya untuk tidur sedikit larut," ujar Hartigan yang akan menyaksikan fenomena Bulan istimewa dari Houston. "ungguh sesuatu yang menakjubkan bagi seluruh keluarga untuk menyaksikan fenomena ini karena kejadian yang bersamaan ini cukup langka.

"Hal yang menyenangkan tentang fenomena ini adalah anda tidak butuh peralatan khusus untuk menyaksikannya," tambahnya.

Asia termasuk Indonesia, Australia, dan Selandia Baru tidak beruntung kali ini. Namun mereka memiliki kesempatan istimewa tahun lalu, saat terjadi dua gerhana bulan total.

Gerhana Bulan Total tidak akan terjadi lagi hingga bulan Mei 2021.

Sedangkan untuk Bulan purnama yang masuk kategori Supermoon, ini akan menjadi fenomena Supermoon pertama dari tiga fenomena serupa yang akan terjadi tahun ini. Fenomena Supermoon berikutnya akan terjadi pada jarak 357.300 km.

Supermoon yang terjadi pada tanggal 19 Februari akan terlihat sedikit dekat sedangkan yang terjadi pada bulan Maret akan menjadi yang terjauh.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini