:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5171592/original/058009200_1742648610-WhatsApp_Image_2025-03-22_at_7.58.05_PM.jpeg)
Informasi Umum
- PengertianGerhana Bulan Total atau GBT terjadi ketika seluruh bayangan umbra bumi jatuh menutupi bulan, sehingga matahari, bumi dan bulan berada tepat di satu garis yang sama serta mengakibatkan saat puncak gerhana terjadi.
Kualifikasi Piala Dunia 2026
Berita Terkini
Lihat Semua 04:23Jelang Tantang Timnas Indonesia, Hanya 14 Pemain Bahrain Berlatih di GBK
Telah dibaca 0 kaliArus Mudik Sudah Mulai, 226 Ribu Orang Pulang Kampung Pakai Kapal Pelni
Telah dibaca 0 kaliLBH Bandar Lampung Buka Posko Pengaduan THR 2025, Ini Cara Mengadukannya
Telah dibaca 0 kaliMeja Rahmat di Masjid Sayeda Zeinab, Tradisi Berbagi Setiap Ramadan di Mesir
Telah dibaca 0 kaliLiverpool Terdepan Dapatkan Pemain Potensial Bournemouth
Telah dibaca 0 kaliMenggali Makna Mendalam Lagu Fix You oleh Coldplay yang Menyentuh Hati
Telah dibaca 0 kaliVIDEO: Hadiri Undangan Paloh, Puan Duduk Semeja dengan Jokowi
Telah dibaca 0 kaliDEN Rancang Family Office di Bali, Luhut: Bisa Jadi Gerbang Investasi
Telah dibaca 0 kali
Gerhana Bulan Total
Gerhana Bulan Total adalah fenomena astronomis ketika seluruh permukaan bulan memasuki bayangan inti (umbra) bumi. Hal ini disebabkan oleh konfigurasi antara bulan, bumi dan matahari membentuk garis lurus.
Selain itu, bulan berada di dekat titik simpul orbit bulan, yakni perpotongan antara ekliptika (bidang edar bumi mengelilingi matahari) dengan orbit bulan.
Gerhana Bulan Total terjadi ketika fase bulan purnama. Akan tetapi, tidak semua fase bulan purnama dapat mengalami gerhana bulan. Hal ini dikarenakan orbit bulan yang miring 5,1° terhadap ekliptika dan waktu yang ditempuh bulan untuk kembali ke simpul yang sama lebih pendek 2,2 hari dibandingkan dengan waktu yang ditempuh bulan agar berkonfigurasi dengan bumi dan matahari dalam satu garis lurus. Sehingga, bulan tidak selalu berada di bidang ekliptika ketika purnama.
Saat Bulan memasuki umbra, warna umbra cenderung hitam. Seiring bulan seluruhnya berada di dalam umbra, warna bulan akan menjadi kemerahan. Hal ini dikarenakan oleh mekanisme Hamburan Rayleigh yang terjadi pada atmosfer bumi.
Hamburan Rayleigh yang terjadi ketika gerhana bulan sama seperti mekanisme ketika matahari maupun bulan tampak berwarna kemerahan saat berada di ufuk rendah dan langit yang mempunyai rona jingga ketika matahari terbit maupun terbenam.
Spektrum dengan panjang gelombang lebih pendek seperti ungu, biru dan hijau dihamburkan ke angkasa lepas, sedangkan spektrum dengan panjang gelombang lebih panjang seperti merah, jingga dan kuning diteruskan ke pengamat.
Selain itu, saat gerhana, tidak ada cahaya Matahari yang dapat dipantulkan oleh bulan sebagaimana ketika fase bulan purnama. Gerhana dapat berwarna menjadi lebih kecokelatan bahkan hitam pekat jika partikel seperti debu vulkanik ikut menghamburkan cahaya.
Dampak dari Gerhana Bulan Total bagi kehidupan manusia adalah pasang naik air laut yang lebih tinggi dibandingkan dengan hari-hari biasanya ketika tidak terjadi gerhana, Purnama maupun Bulan Baru.
Gerhana Bulan Total 8 November 2022
Gerhana Bulan Total kali ini terjadi pada 8 November 2022 dengan durasi total selama 1 jam 24 menit 58 detik dan durasi umbral (sebagian + total) selama 3 jam 39 menit 50 detik. Lebar gerhana bulan total kali ini sebesar 1,3589 dengan jarak pusat umbra ke pusat bulan sebesar 0,2570.
Gerhana ini termasuk ke dalam gerhana ke-20 dari 72 gerhana dalam Seri Saros 136 (1680-2960). Gerhana Bulan Total yang dapat teramati di Indonesia untuk satu dekade berikutnya akan terjadi pada 8 September 2025, 3 Maret 2026, Malam Tahun Baru 2029, 21 Desember 2029, 25 April 2032 dan 18 Oktober 2032.