Sukses

Kisruh Imigran Venezuela di Perbatasan, Brasil Kirim Pasukan Keamanan

Akibat kisruh antara imigran Venezuela dan warga setempat, pemerintah Brasil kirim pasukan kemanan ke wilayah perbatasan.

Liputan6.com, Pacaraima - Pemerintah Brasil dikabarkan telah mengirim pasukan keamanan dan polisi ke kota perbatasan Pacaraima, di mana kamp-kamp imigran Venezuela diserang dan dibakar.

Presiden Michel Temer mengadakan pertemuan darurat pada Minggu 19 Agustus, karena ketegangan regional meningkat, menyusul semakin banyak imigran yang melarikan diri dari Venezuela akibat dilanda krisis.

Dikutip dari BBC pada Senin (20/8/2018), pemerintah Venezuela telah meminta negara tetangga sekitar, termasuk Brasil, untuk memastikan keamanan warganya.

Di Ekuador, orang-orang Venezuela yang putus asa dilaporkan menyeberangi perbatasan dengan menentang persyaratan masuk yang baru.

Ratusan orang terdampar pada Sabtu 18 Agustus, ketika Ekuador membawa aturan baru yang mengharuskan penyeberangan imigran Venezuela dari Kolombia memiliki paspor yang valid, dan bukan hanya kartu identitas.

Sebagian besar imigran sedang menuju selatan untuk bergabung dengan anggota keluarga mereka di Peru dan Chile.

Menurut otoritas terkait, para imigran itu mencari kehidupan yang lebih baik di tengah krisis politik dan ekonomi yang memburuk di Venezuela, di mana telah menyebabkan inflasi yang melambung dan kekurangan pasokan makanan dan obat-obatan kronis.

Di Pacaraima pada akhir pekan lalu, beberapa perkemahan imigran diserang oleh penduduk yang marah, menyusul laporan bahwa seorang pemilik restoran setempat telah dipukuli oleh orang Venezuela.

Disebutkan bahwa ada permusuhan yang meningkat terhadap jumlah imigran Venezuela, yang memasuki negara bagian Roraima dalam beberapa bulan terakhir.

Kelompok-kelompok pria yang membawa batu dan tongkat membakar tenda-tenda dan barang-barang lain milik orang-orang Venezuela, dan lebih dari 1.000 migran dikabarkan melarikan diri melintasi perbatasan.

Di pihak Venezuela, ada laporan bahwa mobil Brasil turut diserang.

Pacaraima dilaporkan tenang pada hari Minggu. Kementerian keamanan publik Brasil mengatakan pihaknya mengirim kontingen 60 pasukan untuk mendukung polisi di daerah itu. Mereka akan tiba pada hari Senin.

Sementara itu, kementerian luar negeri Venezuela meminta Brasil untuk memberikan "jaminan kepada warga negara Venezuela dan mengambil langkah-langkah untuk menjaga dan mengamankan keluarga dan barang-barang mereka".

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mengabaikan Aturan Baru

Di lain pihak, para wartawan mengatakan banyak imigran Venezuela yang putus asa menentang peraturan baru pada hari Minggu, dan memaksa melintasi perbatasan dari Kolombia ke Ekuador.

Di pos pemeriksaan Rumichaca dekat kota barat Ipiales, puluhan orang yang telah berhenti menyeberang pada hari Sabtu hanya berjalan melintasi perbatasan yang dijaga secara longgar, kantor berita Reuters melaporkan.

"Kami tidak punya uang, kami harus pindah sekarang dan mendapatkan kehidupan kami kembali," kata guru sekolah dasar Mayerly Isaguirre.

Banyak pengungsi lainnya berkerumun di kamp-kamp darurat, mencoba untuk tetap hangat di iklim pegunungan.

"Kami dari Karibia, kami tidak bisa menghadapi cuaca dingin ini," kata Jorge Luis Torrealba, yang telah melakukan perjalanan dari Venezuela dengan sekelompok teman dan anggota keluarga.

Para pekerja amal memperingatkan bahwa mereka yang menyeberang secara ilegal bisa terkena denda ketika mencapai perbatasan dengan Peru.

"Dan orang-orang ini tidak punya uang," kata Gustavo Salvador dari Palang Merah.

Hingga Sabtu, ribuan orang Venezuela dikabarkan menyeberang ke Ekuador dari Kolombia hanya dengan menggunakan kartu identitas.

Namun, aturan baru dari pemerintah Ekuador mengejutkan banyak orang, di mana mengatakan bahwa anak-anak dan remaja masih bisa menyeberang tanpa paspor jika bepergian dengan orang tua mereka.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.