Sukses

Pemimpin Korea Utara dan Korea Selatan Akan Kembali Bertemu dalam Waktu Dekat

Santer disebutkan bahwa dalam waktu dekat, pemimpin Korea Utara dan Selatan akan kembali bertemu tatap muka. Benarkah?

Liputan6.com, Seoul - Perwakilan pejabat tinggi Korea Utara dan Korea Selatan dikabarkan akan segera duduk bersama dalam satu meja pada Senin, 13 Agustus 2018, guna membahas persiapan pertemuan puncak terbaru antara Pemimpin Kim Jong-un dan Presiden Moon Jae-in

Terakhir kali, kedua pemimpin bertatap muka dalam pertemuan puncak di Panmunjom pada 27 April 2018.

Dikutip dari Time.com pada Kamis (9/8/2018), Kementerian Unifikasi Korea Selatan menyebut, rencana pertemuan terbaru itu bertujuan untuk menyelaraskan tindak lanjut komitmen Pyongyang dan Washington dalam upaya denuklirisasi di Semenanjung Korea, menyusul pertemuan bersejarah antara Kim Jong-un dan Donald Trump pada 12 April lalu.

Di lain pihak, Pyongyang juga disebut meningkatkan seruannya untuk mengakhiri secara resmi Perang Korea, yang menurut banyak analis, merupakan langkah pertama Korea Utara untuk mendesak sekitar 28.500 pasukan Amerika Serikat (AS) keluar dari Semenanjung Korea.

Menanggapi hal tersebut, AS juga mendesak Korea Utara untuk tidak keluar dari komitmen denuklirisasi.

Pejabat Korea Selatan, yang berbicara dengan syarat anonim karena alasan etika, mengatakan kedua negara Korea juga akan membahas berbagai langkah mengurangi ketegangan yang masih tersisa dari pertemuan Pemimpin Kim dan Presiden Moon di Panmunjom.

Meski begitu, tidak dijelaskan secara pasti pejabat mana saja yang akan melakukan pembicaraan pada pekan depan. Namun, para analis meyakini bahwa pertemuan seperti itu biasanya akan diurus oleh Menteri Unifikasi Korea Selatan, dan rekan sepantarnya di Korea Utara.

 

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perang Korea Belum Sepenuhnya Usai

Sebelumnya pada pekan lalu, surat kabar nasional Korea Utara, Rodong Sinmun, mengatakan dalam sebuah komentar bahwa mengakhiri Perang Korea adalah "proses pertama untuk memastikan perdamaian dan keamanan, tidak hanya di semenanjung Korea tetapi juga di kawasan lain dan dunia."

Semenanjung Korea secara teknis masih dalam keadaan perang karena pertempuran 1950-53, yang berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.

Seoul mengatakan menerima usulan Korea Utara setelah Pyongyang pertama kali mengusulkan pertemuan Senin lalu, untuk membahas KTT lain antara para pemimpin.

Pemimpin Kim dan Presiden Moon pertama kali bertemu secara langsung pada bulan April, ketika pertama kalinya kedua figur bergandengan tangan dan berjalan bersama melintasi perbatasan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.