Sukses

Ratu Elizabeth II Terbang ke London untuk Temui Cicit Barunya, Pangeran Louis

Ratu Elizabeth II terbang dari Inggris barat ke London untuk mengunjungi Pangeran Louis, anggota baru keluarga kerajaan.

Liputan6.com, London - Ratu Elizabeth II terbang dari Inggris barat ke London untuk mengunjungi Pangeran Louis, anggota baru keluarga monarki Britania Raya.

Sepuh monarki Britania yang berusia 92 tahun itu tiba di Istana Kensington, kediaman William dan Kate, pada Selasa 1 Mei 2018. Demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia (3/5/2018).

Ratu Elizabeth II berangkat dari Kastil Windsor di bagian barat London, di mana suaminya, Pangeran Phillip, sedang dalam pemulihan setelah operasi pinggul.

Pangeran Louis, yang lahir pada 23 April, adalah anak ketiga Pangeran William dan Kate Middleton, serta berada di urutan kelima takhta Kerajaan Inggris.

William dan Kate belum secara resmi mendaftarkan kelahiran cicit Ratu Elizabeth II itu.

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kisah Tragis di Balik Nama Louis, Anak Ketiga Kate-William

Khalayak luas telah merayakan dengan sukacita kelahiran anak ketiga Pangeran William dan Kate Middleton, yang diberi nama Pangeran Louis Arthur Charles.

Pada Jumat, 27 April 2018, Kensington Palace mengumumkan bahwa anggota baru keluarga Kerajaan Inggris itu kelak diberi gelar His Royal Highness Prince Louis of Cambridge.

Dikutip dari Time.com, Minggu (29/3/2018), muncul perbincangan tentang latar belakang penamaan Louis, yang disebut memiliki latar belakang kisah yang menyedihkan.

Kemungkinan besar pemilihan nama bayi tersebut terinspirasi oleh Lord Louis Mountbatten, nama paman Pangeran Charles yang dibunuh Tentara Republik Irlandia (IRA) pada 1979.

Louis Mountbatten--cicit Ratu Victoria--adalah seorang perwira Angkatan Laut Kerajaan Inggris yang pernah bertempur di Perang Dunia I dan Perang Dunia II.

Ia diketahui menjadi kapten kapal perusak HMS Kelly yang tenggelam di lepas pantai Jerman, akibat diserang torpedo Nazi pada 1941. Setelah serangan tersebut, ia dan sebagian awaknya yang selamat, berikrar akan tetap berada di garis terdepan untuk melindungi Inggris.

Atas kegigihannya, majalah TIME sempat memuat foto wajahnya di halaman sampul salah satu edisi yang terbit pada 1942 silam.

Setahun kemudian, ia justru dikecam karena memimpin serangan brutal ke Kota Dieppe di Prancis utara, yang mencoreng wibawanya sebagai pemimpin. Meski begitu, Perdana Menteri Winston Churchill tetap menunjuknya untuk memimpin invasi D-Day yang bersejarah pada Juni 1944.

Louis Mountbatten meninggal pada usia 79, ketika IRA meledakkan bom yang terpasang di kapal layarnya pada Agustus 1979. Tiga orang lainnya turut tewas dalam serangan itu, termasuk cucunya yang berusia 14 tahun, Nicholas Knatchbull.

"Baik ketika memimpin operasi perusak di tengah pertempuran Perang Dunia II, atau kemudian mewakili Inggris dalam gelombang kemerdekaan India, Mountbatten telah mengakumulasi kemenangan publik yang tampaknya ajaib," tulis TIME dalam obituari sang perwira angkatan laut.

Sosok Lord Mountbatten baru-baru ini kembali dihidupkan dalam serial televisi Netflix, The Crown, yang diperankan aktor Inggris, Greg Wise.

Menariknya, nama Louis juga memiliki keterkaitan lain dalam sejarah Kerajaan Inggris. Kakek sang bayi, Pangeran Phillip, merupakan anak dari bangsawan Denmark bergelar Prince Louis from Battenberg.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.