Sukses

Selain Dugaan Makar, Ini Kasus Ahmad Dhani yang Disorot Dunia

Penangkapan Ahmad Dhani dan sembilan orang lainnya menjadi sorotan media asing.

Liputan6.com, Jakarta - Menjelang aksi damai 212 yang baru selesai digelar di Monas, polisi menangkap sejumlah tokoh yang diduga melakukan makar.

Salah satu di antara mereka adalah Ahmad Dhani, musikus sekaligus calon wakil bupati Bekasi.

Penangkapan itu dilakukan saat pentolan Dewa 19 itu tengah berada di Hotel Sari Pan Pasifik, Jakarta Pusat. Hal itu diungkapkan oleh Ahmad Dhani dalam akun Twitternya.

"Malam ini di depan kamar di Hotel Sari Pan Pasifik, orang mengaku dari Polda mencari saya. #ADP," tulis Ahmad Dhani di akun Twitter-nya.

"Mau mendobrak kamar saya... #ADP," lanjutnya.

Selain Ahmad Dhani, polisi menangkap 10 orang, dengan delapan di antaranya diduga melakukan makar.

Penangkapan itu segera menjadi sorotan media asing. Melalui artikel berjudul "Jakarta protests: Treason arrests as mass rally against city's Governor, Ahok, get underway", ABC News memuat pernyataan Karo Penmas Mabes Polri Kombes Rikwanto yang mengatakan 10 orang ditangkap pagi tadi.

Sementara itu media asing lainnya, Reuters, dalam laporannya yang bertajuk "Sea of protesters in Jakarta amid fury over Christian governor" menuliskan 10 orang ditangkap menjelang pagi di mana delapan di antaranya terduga makar. Dan dua lainnya didakwa melanggar UU ITE.

"Mereka kini ditahan dan tengah menjalani pemeriksaan," ujar Kombes Rikwanto.

Media Singapura, Straits Times, dengan laporannya berjudul "Indonesia arrests 10 for dissident activities, charges 8 of them for treason" juga menginformasikan peristiwa serupa. Pihak kepolisian RI dilaporkan menangkap 10 tersangka di mana delapan di antaranya terduga makar, sementara dua lainnya melanggar pasal UU ITE.

"Kombes Rikwanto tidak menyebutkan nama, tetapi mengidentifikasi mereka dengan sembilan inisial, yakni AD, E, AD, KZ, FH, RA, JA, RK dan SB," tulis Straits Times dalam laporannya.

Ini bukan kali pertama Dhani menjadi sorotan dunia.

Berikut adalah kasus Ahmad Dhani yang sempat menghebohkan dunia kala pilpres pada 2014 lalu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Gunakan Lagu Queen dan Video Nazi

Penampilan Ahmad Dhani dalam video klip kampanye pasangan Prabowo-Hatta jadi sorotan media Jerman, Der Spiegel. Si penyanyi mengenakan seragam mirip yang dipakai Heinrich Luitpold Himmler, komandan Schutzstaffel (SS), satuan elite Nazi sekaligus orang kepercayaan Adolf Hitler.

Time of Israel menulis, video musik sebagai wujud dukungan dan penghargaan kepada Prabowo Subianto itu bikin gempar khalayak ramai.

"Dhani memakai lencana pada kerah dan lencana merah pada bagian saku kanan yang sama," tulis Der Spiegel, Selasa 24 Juni 2014.

Tak hanya Jerman, video klip yang diiringi lagu 'We Will Rock You' milik Queen, yang diubah lirik dan judulnya menjadi 'Indonesia Bangkit' itu juga jadi sorotan sejumlah media massa kelas dunia.

Situs Europe online magazine memuat artikel berjudul 'Indonesian rocker criticized for Nazi outfit in election video'.

Di bagian akhir artikelnya, Europe online magazine menulis, "Perlengkapan Nazi tidak ilegal di Indonesia dan banyak orang Indonesia yang tidak menyadari konotasi historisnya."

3 dari 6 halaman

Majalah TIME Menohok...

TIME memuat artikel dengan judul menohok, "This Indonesian Nazi Video Is One of the Worst Pieces of Political Campaigning Ever". TIME menyebut video tersebut sebagai materi kampanye politik terburuk sepanjang masa.

"Pembuat film yang tinggal di Bali, Daniel Ziv, menyebut video itu 'membawa citra skinhead Nazi dalam politik Indonesia'," demikian seperti dimuat TIME.

TIME menilai deskripsi tersebut tepat. "Majalah Jerman Der Spiegel menunjuk bahwa, yang bikin merinding, kostum militer Dhani mirip dengan seragam komandan SS Heinrich Himmler."

Makin dekat dengan hari pemilihan, demikian menurut TIME, kampanye makin panas dengan dukungan masing-masing pendukung calon. Video musik Ahmad Dhani untuk Prabowo-Hatta, dirilis tak lama setelah sejumlah musikus seperti Oppie Andaresta dan Slank membuat lagu dan video berjudul "Salam Dua Jari".

4 dari 6 halaman

Media Israel Berang

Setelah harian terkemuka Jerman, Der Spiegel, dan portal majalah Amerika Serikat TIME, kini giliran surat kabar Time of Israel yang ikut bersuara. Media negeri Yahudi itu menuliskan laporannya berjudul "Indonesian quasi-Nazi video causes stir".

Dalam ulasannya pada Rabu, 25 Juni 2014, Time of Israel menulis, video musik sebagai wujud dukungan dan penghargaan kepada Prabowo Subianto itu bikin gempar khalayak ramai.

"Queen, Nazisme, dan lirik berbahasa Indonesia merupakan kombinasi yang tampaknya aneh. Tapi pada saat suhu politik di negara di Asia Tenggara itu sedang memanas. Hal itu bisa terjadi," tulis Times of Israel.

Media Israel tersebut juga menyamakan burung garuda yang terlihat di dalam video klip Ahmad Dhani dan penyanyi Indonesia Idol itu dengan elang besi Kekaisaran Jerman dan elang Nazi.

"Salah satu musikus, Ahmad Dhani, terlihat memegang garuda emas, burung lambang negara Indonesia, yang menyerupai elang Kekaisaran Jerman yang kemudian menjadi dasar ikonik elang Nazi," tulis Times of Israel.

Portal berita negara yang berbatasan dengan Palestina itu juga mengutip tanggapan Ahmad Dhani atas kritik yang diberikan kepada dirinya terkait video klip kampanye tersebut.

"Apa hubungannya antara tentara Jerman dan Indonesia?" ujar Dhani yang dimuat Times of Israel. "Kami rakyat Indonesia tidak membunuh jutaan orang Yahudi, kan?"

5 dari 6 halaman

Queen Kesal

Pihak Queen pun mempersoalkan video klip tersebut. Bukan karena kostum yang dikenakan Dhani, tapi lagu "We Will Rock You" dibawakannya secara ilegal alias belum mendapatkan izin.

"Ahmad Dhani skinhead imagery http://youtu.be/tpbqIuY8nVo ” of course this is completely unauthorised by us. Bri," kicau gitaris Queen Brian May dalam akun resminya @DrBrianMay. Penampilan skinhead Ahmad Dhani--menyertakan link video di situs berbagi video--tentu saja kami sama sekali tidak memberikan izin.

6 dari 6 halaman

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.