Sukses

Usul Virus Ebola Bisa Tangani Imigrasi, Politisi Prancis Dicaci

Demi memuaskan pemilihnya, politisi memang sering berlebihan dalam mengajukan wacana penyelesaian masalah.

Liputan6.com, Brussels Demi memuaskan pemilihnya, politisi memang sering berlebihan dalam mengajukan wacana penyelesaian masalah. Baru-baru ini di Prancis, seorang politisi sayap kanan menyebut virus mematikan sebagai cara menangani masalah imigrasi di negaranya sebagaimana dilansir dari The Telegraph (21/05/2014).

"Virus Ebola yang mematikan dapat menyelesaikan permasalahan imigrasi di Prancis “dalam tiga bulan”, kata Jean-Marie Le Pen, pendiri dan presiden kehormatan Front National yang berhaluan kanan. Ucapannya mengejutkan kalangan politik di negeri itu.

Berbicara di hari Selasa malam lalu di Marseille sejenak sebelum rally bersama dengan Marine Le Pen, puterinya yang sekaligus pemimpin partai saat ini. Le Pen (85) mengatakan, “Telah terjadi ledakan demografi di dunia dan adanya resiko tenggelam. Penggantian penduduk Prancis sedang berlangsung.”

Namun, ia menambahkan, “Tuan Ebola dapat menyelesaikan masalah ini dalam tiga bulan.”

Le Pen, yang sedang menjajaki menjadi anggota parlemen Eropa mewakili kawasan Tenggara, mencetuskan ucapan pedas ini di dalam pidato umum sewaktu berhadapan dengan para wartawan Prancis. Sebagian besar dari para jurnalis menyebarkan ucapan Le Pen ini.

Kepada kumpulan 1.500 orang di Parc Carnot itu ia melanjutkan ucapannya dan mengatakan bahwa keadaan imigrasi “semakin buruk” di Prancis karena nyatanya kebanyakan adalah kaum Muslim.

Mengundang reaksi

Ucapan tentang Ebola ini memancing kemarahan di Prancis, dan Stephane Le Foll, jurubicara untuk pemerintahan Sosialis menyebutnya “tak dapat diterima.”

“Kepada mereka yang mengira Front National sudah berubah, inilah bukti yang jelas bahwa mereka belum berubah,” kata dia.

Padahal, anaknya, Marine Le Pen telah bersusah payah “membersihkan” partainya dan membuang reputasi tradisionalnya terkait rasisme dan anti asing.

Dengan sedikit kagok, Le Pen senior kemudian mengatakan bahwa ia sekedar melakukan “pengamatan” tentang malapetaka yang dapat “mengubah tren demografi ini.”

“Sama sekali bukan maksud saya untukmenyebarkan virus Ebola itu,” katanya.

Ucapan sembarangan itu tidak akan membantu puterinya yang sedang berusaha menjadi pemenang pemilu Eropa di Prancis di hari Minggu nanti. Padahal FN bersaing ketat dengan partai kanan-tengah (UMP) dan jauh di atas Sosialis yang sedang berkuasa.

Seperti perkiraan Pollwatch2014 bulan lalu, berdasarkan jajak pendapat di seantero Uni Eropa, nona Le Pen dan Geert Wilders, pemimpin Partai Kebebasan Belanda, sedang mengarah untuk membentuk kelompok parlemen sangat-kanan beranggotakan 38 orang dari tujuh negara. Mereka sudah membentuk koalisi bernama European Freedom Alliance.

Sekilas tentang Ebola

Ebola merupakan salah satu penyakit menular yang paling ditakuti di dunia dan tidak ada pengobatan atau vaksin khusus untuk penanganan demam akibat virus itu. Suatu wabah di Guinea telah menewaskan 83 orang—hal pertama di kawasan barat Afrika selama 20 tahun ini dan pertama kalinya Ebola melintasi batas-batas internasional.

Ebola pertama kali dikenali di tahun 1976 di Zaire (sekarang bernama Republik Demokratik Kongo) di mana 280 orang meninggal dunia.

Penyebarannya tidak melalui udara. Penyakit menyebar dari hewan ke manusia, dan kemudian menular di antara manusia melalui kontak langsung dengan seseorang yang menderita penyakit atau cairan tubuh mereka yang sakit. (Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini