Liputan6.com, Jakarta - Guna menciptakan dunia kerja yang inklusif dan berkeadilan, Kementerian Ketenagakerjaan tengah menyiapkan unit kerja baru.
Unit ini fokus menangani tenaga kerja penyandang disabilitas dan tenaga kerja khusus. Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli mengungkapkan bahwa Kementerian Ketenagekerjaan (Kemnaker) tengah melakukan perubahan Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK).
Baca Juga
Perjuangan Atlet Atletik Paralimpik demi Bisa Hidup di Atas Kaki Sendiri hingga Dibuatkan Serial Dokumenter
British Council Indonesia Dukung Tac_Tiles, Produk Inklusif Bagi Tunanetra dari Campuran Limbah Puntung Rokok-Plastik
Mendorong Masa Depan Inklusif, Kolaborasi Inggris-Indonesia untuk Penyandang Disabilitas
Ia menyebut, penyandang disabilitas menjadi perhatian khusus dalam pembentukan struktur tersebut.
Advertisement
"InshaAllah kami sedang berusaha menjadikan satu direktorat khusus yang menangani mulai dari pembinaan, pelatihan, hingga penempatan penyandang disabilitas dan tenaga kerja khusus," katanya saat membuka kegiatan Advokasi Penempatan Tenaga Kerja Penyandang Disabilitas di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Bekasi, Senin (25/11/2024) melansir News Liputan6.com.
"Keberadaan unit kerja tersebut merupakan bentuk keseriusan Kemnaker dalam menangani tenaga kerja disabilitas," tambahnya.
Perancangan unit kerja baru ini dilatarbelakangi isu tenaga kerja disabilitas yang membutuhkan prioritas dalam penanganannya. Selain itu, isu terkait penyandang disabilitas juga telah termaktub dalam Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
"Kami melihat ini suatu prioritas penting yang harus kita perhatikan bersama dan ini sejalan dengan Asta Cita Pak Presiden Prabowo," kata Yassierli.
Dalam keterangan yang sama, Dirjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (Binapenta dan PKK), Haryanto, mengatakan, kegiatan Advokasi Penempatan Tenaga Kerja Penyandang Disabilitas bertujuan mendorong kuota penempatan 1 persen bagi perusahaan swasta.
Dampingi Penyaluran Tenaga Kerja Disabilitas di Kawasan Jababeka
Kegiatan Advokasi Penempatan Tenaga Kerja Penyandang Disabilitas juga bertujuan mendampingi perusahaan di Kawasan Jababeka untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja disabilitas.
"Selain itu kegiatan ini bertujuan melakukan pendampingan bagi perusahaan di Kawasan Jababeka dalam perencanaan kebutuhan Tenaga Kerja Penyandang Disabilitas, assessment, perekrutan sampai dengan penempatan, serta mendorong upaya penciptaan tempat inklusif, akomodatif dan aksesibel bagi tenaga kerja penyandang disabilitas," katanya.
Sebagai informasi, saat ini, penduduk usia kerja (PUK) disabilitas mencapai 5,17 juta orang, dengan jumlah angkatan kerja disabilitas sebanyak 1,04 juta orang.
Sementara itu, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) disabilitas baru mencapai 20,14 persen, di mana Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) disabilitas mencapai 10,8 persen.
Advertisement
Potensi Kerja Penyandang Disabilitas
Tak dapat dimungkiri, masyarakat kerap menganggap penyandang disabilitas hanya bisa bekerja sebagai tukang pijat atau tukang cuci pakaian.
Padahal dengan keterampilan yang memadai dan kesempatan yang setara, mereka bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih beragam.
Menurut Lead Fasilitator dari Kerjabilitas, Tetti, penyandang disabilitas juga bisa berjaya di bidang fotografi dan desain grafis.
“Kami mau membongkar bahwa stigma karier disabilitas bukan hanya tukang pijat atau tukang laundry. Di sinilah kami ingin menunjukkan bahwa ada peluang disabilitas bisa bekerja di tempat yang besar,” kata Tetti di Sentra Mulya Jaya Jakarta, 13 Juni 2024, seperti mengutip laman Kemensos.
Pihak Tetti pun sempat berkolaborasi dengan Kementerian Sosial untuk melakukan pelatihan fotografi dan desain grafis. Kolaborasi ini memberikan harapan baru bagi para penyandang disabilitas rungu wicara untuk meraih masa depan yang lebih cerah melalui keterampilan dan kesempatan yang setara dalam dunia kerja.
Banyak Profesi yang Bisa Dijalani Penyandang Disabilitas
Dengan pelatihan dan kesempatan yang sama, penyandang disabilitas bisa bekerja sesuai minat dan bakatnya.
“Latihan ini adalah cara untuk kita membawa mereka keluar dari kebiasaan ini, menunjukkan banyak lho profesi di luar sana yang bisa mereka jalani,” ujar Tetti.
Pelatihan ini digelar pada 13 hingga 15 Juni, di hari pertama dan kedua, para peserta diberikan kesempatan untuk mempelajari dan meningkatkan keterampilan fotografi dan desain grafis. Pelatihan ini dibantu oleh Tata Rupa dan Tab Space. Salah satu praktiknya dengan membuat portofolio untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan pengalaman yang telah mereka miliki, sehingga dapat lebih mengenal dan memahami diri lebih baik.
Advertisement