Liputan6.com, Jakarta Penyandang disabilitas perlu diberi dukungan dan kesempatan untuk membangun kesejahteraan ekonomi. Salah satunya lewat Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI melalui Program Disabilitas Berdaya.
Program ini bertujuan membantu para difabel untuk mengatasi rintangan-rintangan yang mengacu pada kondisi perbedaan dalam fungsi tubuh atau mental.
Baca Juga
"Keterbatasan fisik jangan menghalangi kita untuk tetap produktif. Tetaplah bersemangat dan percaya diri dalam melangkah, mari kita bangun empati dan kesadaran kita untuk mandiri baik secara sosial, aksesibilitas, dan ekonomi," ujar Pimpinan Baznas RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Saidah Sakwan dalam keterangan tertulis di Jakarta, ditulis Sabtu (3/8/2024).
Advertisement
Dalam berbagai kesempatan, lanjut Saidah, Baznas selalu mengedepankan perhatian terhadap penyandang disabilitas dengan melakukan pembinaan serta pelatihan terhadap mereka.
"Teman-teman disabilitas ini adalah salah satu prioritas kami di Baznas, maka itulah program disabilitas berdaya ini sangat tepat untuk membantu memberdayakan teman-teman semua," ucapnya.
“Semoga dengan bantuan ini bisa membantu meringankan warga dan warga dapat kembali menjalankan Hablum Minannas dan Hablum Minallah dengan baik,” harapnya.
Salah satu penerima manfaat dari Program Disabilitas Berdaya Baznas adalah Cecep, yang merupakan warga Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Penyandang disabilitas itu sudah 10 tahun menggeluti usaha jahit. Usahanya sempat mati suri karena keterbatasan alat, yang berimbas pada menurunnya pendapatan yang diterimanya.
"Usaha jahit saya sempat menurun karena tiadanya alat. Saya sangat sedih kala itu," ucapnya.
Alat Terbatas Hambat Proses Produksi
Di tengah keterbatasan alat, Cecep hanya dapat menerima pesanan jahitan dari para pelanggan sebatas memotong baju dan menjahit. Itupun dalam satu hari hanya bisa memproduksi 4 hingga 10 jahitan.
Setiap produk jahitannya dibanderol Rp4.000 hingga Rp7.000 tergantung dari tingkat kerumitan.
Produksi harian yang terbatas belum bisa ditingkatkan lagi karena terkendala dengan mesin jahitnya. Cecep hanya mempunyai mesin jahit sederhana, itupun hasil bantuan yang sudah lama. Tak ayal, Cecep kewalahan saat menerima orderan banyak seperti di momen-momen lebaran atau musim masuk sekolah.
"Ketika banjir orderan, saya terpaksa menolaknya karena mesin jahit saya sangat terbatas," kata Cecep.
Advertisement
Usaha Semakin Maju dengan Mesin Jahit Baru
Beruntung, setelah mendapat bantuan dari Baznas, Cecep seakan mendapat angin segar. Dia mendapatkan bantuan modal usaha, dan kini sudah mempunyai salah satu mesin jahit overdeck atau mesin obras semi otomatis yang bisa memproduksi 20-30 potong baju yang sudah diobras.
Produksi ini bisa meningkatkan pesanan Cecep. Bahkan, Cecep sudah bisa mendapatkan pesanan 160 potong baju.
"Alhamdulillah. Bantuan ini memberi angin segar untuk potensi usaha saya. Saya sangat bersyukur sekali, semoga Baznas dan muzakinya berkah selalu. Terima kasih banyak sekali lagi," pungkasnya.