Sukses

Suporter Piala Dunia 2022 Ngeluh Kedinginan karena AC di Stadion Al Bayt Qatar

Para penonton pertandingan Piala Dunia 2022 mengeluh "membeku" lantaran dinginnya AC di Stadion Al Bayt Qatar.

Liputan6.com, Jakarta Perhelatan sepak bola sedunia diadakan untuk pertama kalinya di kawasan Timur Tengah, yakni Qatar. Sebagai tuan rumah, Qatar telah menyiapkan sarana yang memadai untuk menunjang kelancaran kompetisi Piala Dunia 2022 ini.

Salah satu yang menarik banyak perhatian adalah stadion Piala Dunia 2022 itu sendiri. Stadion di Qatar dilengkapi dengan sistem pendingin ruangan atau air conditioner (AC) dan satu di antaranya memiliki atap buka tutup. Hal ini guna mengatasi iklim panas gurun khas Timur Tengah yang ekstrem. 

Selama pertandingan mendatang diperkirakan suhu di siang hari berada di 20 hingga derajat celcius dan tidak akan turun di bawah 19 derajat celcius pada malam hari. Untuk mengantisipasi hal ini, tujuh stadion Qatar dilengkapi dengan AC untuk menjaga agar udara di antara para pemain dan penonton tetap sejuk.  

Namun yang menarik adalah, tidak hanya membuat stadion menjadi sejuk tetapi sistem AC yang canggih ini juga membuat penonton mengigil. Sebuah video viral dari petinju dan tokoh media sosial Inggris, Josh Denzel. Dia mengungkapkan betapa efektifnya sistem pendingin di Stadion Qatar tersebut.

Denzel membagikan video melalui akun tiktoknya @joshdenzel yang menunjukkan seorang teknisi suara di pertandingan Inggris vs Iran Grup B yang mengenakan hoodie dan menyimpan tangannya di saku celananya diduga untuk mendapatkan kehangatan akibat AC stadion yang terlalu dingin.

Video tersebut tampaknya direkam selama pertandingan di Stadion Internasional Khalifa di Doha, yang dimenangkan oleh Inggris dengan skor 6-2. Dalam video tersebut dia menunjukkan bahwa sang teknisi menggigil dan memang tampaknya seperti itu. 

"Jika Anda ingin tahu seberapa bagus AC di stadion di Qatar, ini adalah contoh yang bagus," kata Denzel.

@joshdenzel The AIRCON is a madness #wc2022 #qatar2022 #england #fyp #foryoupage #england #worldcup #lionsden ♬ original sound - Josh Denzel

**Liputan6.com bersama BAZNAS bekerja sama membangun solidaritas dengan mengajak masyarakat Indonesia bersedekah untuk korban gempa Cianjur melalui transfer ke rekening:

1. BSI 900.0055.740 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)2. BCA 686.073.7777 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Stadion Al Bayt Telalu Dingin

Denzel bukan satu-satunya yang memerhatikan pendinginan stadion, melansir RMC Sport seusai menyaksikan pertadingan Qatar vs Ekuador yang berlangsung pada Minggu 20 November 2022 malam WIB, banyak suporter mengeluhkan kedinginan karena temperatur suhu Stadion Al Bayt yang telalu dingin.

Suhu area luar Stadion Al Bayt ketika pertandingan Qatar vs Ekuador berlangsung sebenarnya masih normal, yakni sekitar 25 derajat celcius. Kemudian mencapai puncaknya pada 23 derajat celcius, dengan lokasi pesisir pantai yang menambah angin sejuk di sekitar lapangan.

Namun, banyak penonton mengeluh kedinginan karena panitia penyelenggara memutuskan untuk menyalakan AC Stadion Al Bayt. Tujuan panitia menyalakan AC adalah untuk menurunkan suhu dalam Stadion Al Bayt menjadi sekitar 20 derajat celcius. Mario Sanchez, 33, seorang supporter AS yang mengetahui tentang kondisi musim dingin di Chicago, merasakan dinginnya suhu Stadion Al Bayt.

"Sebenarnya terasa agak dingin malam ini tapi itu karena cuaca juga benar-benar berangin," kata Sanchez.

3 dari 4 halaman

Keluhan Warga Lokal

Salah satu suporter timnas Ekuador, Angelica juga mengeluhkan temperatur suhu Stadion Al Bayt.

"Kami semua membeku kedinginan di dalam. Kami memiliki daerah dingin di Ekuador. Namun, suhu dingin saat ini pertandingan lebih buruk daripada rumah kami atau Eropa," kata Angelica.

"Kaki kami membeku. Kami menutupi tubuh kami denga bendera. Kami ingin mereka mematikan AC itu," Angelica menambahkan.

Keluhan serupa juga diungkapkan warga sekaligus suporter timnas Qatar, Faisal Rasheedm berusia 40 tahun yang datang meyaksikan laga Qatar vs Ekuador dengan membawa bendera dan mengenakan sweater merah agar tetap hangat.

"Itu terlalu dingin, saya merasa kedinginan dan mengenakan kaus merah marun untuk membantu melindungi dari cuaca," kata Rasheed.

Faktor suhu itu kemungkinan besar menjadi salah satu penyebab banyak penonton meninggalkan Stadion Al Bayt sebelum laga Qatar vs Ekuador berakhir.

4 dari 4 halaman

Cooling Technology

Qatar memang sengaja mengembangkan teknologi untuk membantu para pemain dan penonton untuk tetap sejuk saat berada di dalam stadion meski sedang dalam desert climate. Sepanjang berlangsungnya Piala Dunia 2022 di Qatar, suhu diperkirakan akan mencapai antara 21 hingga 26 derajat Celcius.

Tujuh dari delapan stadion telah dilengkapi dengan Advanced Cooling Tech, sebuah teknologi revolusioner yang akan menjaga suasana di dalam stadion agar tetap dingin.

Cara kerja teknologi ini yaitu melalui pusat energi di dekat stadion, di mana air dingin dibawa oleh pipa ke tempat tersebut. Begitu sampai di stasion, udara dingin didorong masuk ke lapangan pertandingan dan area tempat duduk penonton. Sistem ini menggunakan insulasi dan cooling spot untuk menjadi tetap ramah lingkungan.

Satu-satunya venue Piala Dunia 2022 Qatar yang tidak dilengkapi fasilitas AC adalah The 974 Stadium. Meski demikian, The 974 Stadium hanya menyelenggarakan pertandingan malam hari.

Adapun Stadion Al Bayt menjadi satu-satunya Stadion Piala Dunia 2022 Qatar yang dilengkapi dengan sistem atap otomatis. Stadion yang terletak di Kota Al Khor itu nantinya akan menyelenggarakan delapan pertandingan Piala Dunia 2022 lagi termasuk salah satunya laga semifinal.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.