Sukses

Apa Itu Skizofrenia, Mitos, dan Kesalahpahaman Umum Seputar Penyakit Mental 

Berikut ini mitos-mitos tentang skizofrenia serta kesalahpahaman tentang penyakit mental itu

Liputan6.com, Jakarta Masyarakat telah berkembang dalam banyak hal, tetapi hal-hal tertentu tetap tabu. Skizofrenia adalah salah satu kondisi kesehatan mental yang telah distigmatisasi dan disalahpahami.

Dr John Read, profesor psikologi klinis di University of East London dan editor jurnal ilmiah 'Psychosis' dan penulis 'Models of Madness: Psychological, Social and Biological Approaches to Psychosis (Routledge), menjelaskan mitos dan kesalahpahaman yang paling umum sekitar skizofrenia.

Apa itu skizofrenia?

Skizofrenia adalah kondisi kesehatan mental jangka panjang yang parah yang menyebabkan berbagai gejala psikologis. Beberapa gejala kondisi termasuk halusinasi - mendengar atau melihat hal-hal yang tidak ada di luar pikiran - delusi, pikiran kacau, tidak tertarik pada kegiatan sehari-hari, menarik diri dari orang-orang dan isolasi sosial.

Dokter sering menggambarkan penyakitnya sebagai jenis psikosis, yang berarti seseorang mungkin tidak selalu dapat membedakan pikiran dan ide mereka dari kenyataan.

Mitos umum tentang skizofrenia

Berikut adalah enam mitos dan kesalahpahaman umum tentang skizofrenia, menurut pakar Dr John Read:

1. Penderita skizofrenia lebih kejam daripada orang lain

Ada persepsi umum bahwa mereka dengan skizofrenia memiliki kecenderungan kekerasan. Dr Read menjelaskan bahwa memiliki skizofrenia tidak membuat seseorang lebih kejam daripada orang lain.

Namun, mereka lebih berisiko melukai diri sendiri, katanya: "Itu membuat mereka lebih mungkin untuk bunuh diri dan menjadi korban kejahatan kekerasan."

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

2. Skizofrenia adalah genetik

Sering diyakini bahwa ada komponen genetik yang kuat untuk skizofrenia. Namun, Dr Read mengungkapkan ada sedikit bukti untuk mendukung teori ini.

Dia menjelaskan: "Para peneliti telah mencari gen "skizofrenia" selama 50 tahun. Apa yang harus mereka fokuskan adalah epigenetik, ilmu tentang bagaimana lingkungan sosial kita menghidupkan dan mematikan gen kita."

3. Skizofrenia tidak terkait dengan trauma masa kanak-kanak

Meskipun kepercayaan umum menunjukkan bahwa skizofrenia tidak terkait dengan efek samping di masa kanak-kanak, banyak penelitian telah membuktikan sebaliknya.

Studi menunjukkan bahwa pelecehan anak dan intimidasi sangat prediktif psikosis di kemudian hari. Dr Reads menambahkan: "Orang dewasa yang didiagnosis dengan skizofrenia sering mengalami beberapa bentuk trauma sebagai seorang anak dan atau orang dewasa."

 

3 dari 5 halaman

4. Skizofrenia artinya kepribadian ganda

Memiliki skizofrenia tidak berarti bahwa seseorang memiliki kepribadian ganda - yaitu gangguan identitas disosiatif. Keduanya merupakan dua kondisi kesehatan mental yang berbeda. Skizofrenia adalah suatu bentuk psikosis, biasanya ditandai dengan halusinasi dan/atau delusi dan gejala psikosis lainnya.

5. Sistem dopamin yang terlalu aktif menyebabkan skizofrenia

Tidak ada bukti untuk teori bahwa skizofrenia disebabkan oleh sistem dopamin yang terlalu aktif, kecuali untuk orang-orang yang mungkin menggunakan obat antipsikotik, yang dapat menyebabkan aktivitas yang berlebihan. Dalam kebanyakan kasus, skizofrenia disebabkan oleh pengalaman hidup yang merugikan, baik di masa kanak-kanak maupun dewasa.

6. Skizofrenia adalah penyakit kronis

Skizofrenia adalah kondisi jangka panjang, tetapi dapat diobati dan banyak orang dapat pulih dari kondisi tersebut - bahkan jika mereka kadang-kadang mengalami kekambuhan gejala - jika diberikan terapi psikologis dan dukungan sosial yang tepat. Jika skizofrenia dikelola dengan baik, bahkan mungkin untuk mengurangi kemungkinan itu kambuh parah.

4 dari 5 halaman

4 Cara Efektif Mengatasi Kantuk dan Lelah Sepanjang Waktu

Kebiasaan makan yang sehat dengan asupan nutrisi yang cukup bisa melindungi Anda dari banyak penyakit dan juga menjaga kesehatan mental yang optimal.

Kelelahan, kelelahan kronis dan kantuk sepanjang waktu bisa menjadi gejala kurangnya nutrisi dan bisa menghambat produktivitas dan pekerjaan sehari-hari. Itu bahkan juga menimbulkan berbagai kondisi medis lain, jika tidak ditangani dengan benar.

Oleh karena itu, berikut beberapa cara untuk mengatasi kantuk atau lelah sepanjang waktu, seperti melansir dari Pinkvilla, Selasa (13/9/2022).

1. Tidur yang nyenyak

Pola tidur yang buruk adalah salah satu penyebab paling umum dari kelelahan. Tidak hanya membawa Anda ke jalur tingkat stres tinggi, tapi juga meningkatkan kemungkinan banyak gangguan kesehatan.

Ketika Anda cukup tidur, tubuh Anda memilihara dan memulihkan sel-sel yang akibatnya mengisi Anda dengan getaran yang menyegarkan dan memberi energi sambil membuat Anda lebih waspada keesokan paginya.

Pastikan Anda mengurangi penggunaan gadget 30 menit sebelum tidur. Pilihlah lingkungan tidur yang gelap dan nyaman serta konsumsi segelesa susu kunyit untuk meningkatkan kualitas tidurmu.

2. Kurangi konsumsi kafein

Meskipun secangkir kopi disebut-sebut sebagai yang terbaik untuk meningkatkan tingkat energimu sambil membuatmu tetap aktif, itu sebenarnya membuat tubuhmu dehidrasi dan membuat Anda lelah, serta menghabiskan tingkat energimu dalam jangka panjang.

Pastikan Anda membatasi asupan kafein dan tidak pernah mengonsumsinya di malam hari agar Anda bisa tidur nyenyak di malam hari.

5 dari 5 halaman

3. Hidrasi

Tubuh Anda memproses aktivitas biokimia dan akibatnya, menyebabkan kehilangan air yang harus diperbaiki. Dehidrasi bisa membuat otak Anda pasif sekaligus membuat Anda sering menguap dan mengantuk.

Pastikan bahwa Anda memantau asupan air Anda dan mengkonsumsinya setidknya 2,5 – 3 liter air setiap hari bersama dengan minuman bergizi seperti sup, semur, air kelapa dan buttermilk untuk mendapatkan kembali elektrolit yang hilang dalam tubuh.

4. Kesimbangan diet

Keseimbangan pola amakn atau nutrisi bisa membuat tubuh kekurangan parah, akibatnya Anda akan mudah merasa lesu dan uring-uringan setiap saat.

Demikian pula, makanan yang kaya karbohidrat buruk atau yang memiliki indek glikemik tinggi juga bisa memengaruhi tingkat energimu sekaligus membuat Anda merasa mengantuk.

Dan oleh karena itu diet seimbang yang diperkaya dengan semua nutrisi penting adalah solusinya. Selain itu, jaga agar makanan Anda tetap kecil dan sering untuk mendapatkan manfaat maksimal. Tambahkan makanan kaya zat besi ke dalam dietmu seperti sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, biji-bijian untuk mengurangi kelelahan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.