Sukses

Kurangi Pencemaran Lingkungan, China Larang Penggunaan Produk Berbahan Plastik

Kebijakan tersebut untuk mengurangi pencemaran lingkungan dari produk berbahan plastik, simak ulasannya.

Liputan6.com, Jakarta China, yang dikenal sebagai penghasil sampah plastik terbesar di dunia, telah mengambil langkah untuk melindungi lingkungan. Mereka mengumumkan rencana untuk melarang penggunaan plastik sekali pakai pada tahun ini.

Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China serta Kementerian Ekologi dan Lingkungan telah mengeluarkan kebijakan yang melarang penggunaan kantong plastik di kota-kota besar negara itu pada akhir tahun 2020.

Sementara itu, kota-kota kecil diberi waktu hingga 2022 untuk menerapkan hal yang sama.

Pada tahun 2025, mereka mengatakan jumlah sampah plastik di kota-kota besar akan berkurang secara signifikan, dan polusi plastik akan berkurang. Berikut ulasannya dilansir dari laman buzzflare.com.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mengurangi pencemaran lingkungan

"Penggunaan produk plastik akan menyebabkan pemborosan sumber daya energi dan pencemaran lingkungan. Secara aktif menanggapi pencemaran plastik terkait dengan kesehatan masyarakat dan pembangunan berkualitas tinggi di China," tulis kebijakan tersebut.

Pada akhir tahun 2020, produksi dan penjualan plastik sekali pakai dan peralatan makan plastik akan dilarang. Dalam dua tahun, produk yang mengandung plastik akan dilarang juga.

Kantong plastik yang tidak dapat terurai juga akan dilarang di pusat perbelanjaan, supermarket, apotek, dan toko buku di kota, ibu kota provinsi, dan kota.

Dua tahun kemudian, pelaksanaannya akan diperluas ke daerah lain. Penggunaan sedotan plastik juga akan dilarang. Kebijakan tersebut mendorong instansi pemerintah daerah untuk membantu pengurangan produk plastik sekali pakai.

3 dari 3 halaman

Merasa bertanggung jawab

“Badan publik harus memimpin untuk menghentikan penggunaan produk plastik sekali pakai yang tidak dapat terurai,” ujarnya.

“Pada tahun 2025, sistem manajemen untuk produksi, distribusi, konsumsi, daur ulang, dan pembuangan produk plastik pada dasarnya akan ditetapkan, dan sistem tata kelola akan dibentuk."

Tingkat pengembangan dan penerapan produk alternatif akan lebih ditingkatkan. Sebuah studi yang dilakukan oleh Universitas Columbia dan Universitas Zhejiang tahun lalu menemukan bahwa Cina sebagai produsen plastik terbesar di dunia.

Bertanggung jawab atas 29 persen produk plastik dunia, China adalah produsen produk plastik terbesar, menyumbang sekitar 29% dari produksi dunia.

Ini kemudian diikuti oleh Kawasan Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) (19%) dan Eropa (18%). Asia menyumbang hampir setengah dari produksi plastik dunia.

Penulis

Fayola Gishlaine

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.