Sukses

5 Mitos yang Bisa Membuat Kasus Covid-19 Meningkat

Berikut mitos yang dapat meningkatkan kasus Covid-19

Liputan6.com, Jakarta- Di tengah upaya penanganan pandemi virus corona baru (Covid-19) muncul sejumlah informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Namun, penerima informasi tersebut kerap mudah mempercayainya.

Padahal percaya pada informasi yang salah tentang Covid-19 sangatlah berbahaya. Pasalnya, akan memperluas penularan dan membuat jumlah kasus Covid-19 baru meningkat bahkan mencapai puncaknya.

Dilansir dari dailystar.co.uk, berikut mitos yang dapat meningkatkan kasus Covid-19:

1. Kaum muda kebal terhadap Covid-19

Ada kepercayaan populer bahwa virus corona hanya berbahaya bagi orang tua. Tetapi bulan lalu, sebuah rumah sakit Sheffield melaporkan kematian korban virus korona termuda di Inggris - seorang bayi berusia 13 hari tanpa masalah kesehatan yang mendasarinya.

Lebih dari satu korban telah meninggal dengan gejala virus corona. Total 20 pasien di bawah usia 19 diperkirakan meninggal akibat virus di rumah sakit di Inggris.

2. Bahaya telah berlalu

Dengan kematian yang terus menurun yang dilaporkan setiap hari, akan membuat masyarakat terlalu percaya diri.

Tapi Anthony Costello dari Independent SAGE memperingatkan, "Hampir di setiap tempat yang mulai mengendurkan protokol kesehatan dan mengurangi jarak sosial, membuat wabah tersebut kembali muncul,".

3. Cuaca hangat akan menurunkan jumlah kasus Covid-19.

Cuaca yang lebih hangat tentu dapat membantu mengurangi tingkat infeksi, karena orang-orang dapat menghabiskan lebih banyak waktu di luar ruangan, di mana jarak sosial lebih berkurang dan virus dapat dirusak oleh komponen UV di bawah sinar matahari.

Satu studi di China menemukan bahwa 98 persen penyebaran luar biasa, di mana jumlah infeksi melonjak di atas normal, tercatat di luar ruangan.

“Iklim mungkin atau mungkin bukan faktor, tetapi kami tahu bahwa penyebarannya mudah di luar ruangan,” kata Gabriel Scally dari Independent SAGE.

4. Anda hanya dapat tertular dari seseorang yang memiliki gejala

Covid-19 paling sering menyebar melalui tetesan mikro pada batuk dan bersin korban, tetapi ada banyak cara lain yang dapat menyebar dari orang ke orang.

Virus ini dapat bertahan hidup di banyak permukaan selama beberapa hari, dan ada bukti yang menunjukkan bahwa virus dapat bertahan lebih lama dalam kondisi yang lebih dingin dan lebih kering.

Ada juga bukti kuat, orang tanpa gejala adalah pembawa virus yang paling efisien.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Alkitab medis The Lancet mengungkapkan, bahwa partikel virus ditularkan dari subjek yang terinfeksi dalam konsentrasi tertinggi selama lima hari pertama setelah infeksi, ketika mereka sendiri tidak memiliki gejala.

5. Masker tidak ada bedanya

Saat ini, masker hanya wajib jika menggunakan transportasi umum, tetapi ada bukti kuat bahwa penggunaan yang lebih luas akan mengurangi penyebaran penyakit lebih lanjut.

Jepang telah melaporkan lebih dari 20 ribu orang terinfeksi dan kurang dari seribu kematian. AS, yang memiliki populasi sekitar dua setengah kali lipat, memiliki hampir tiga juta kasus dan 130 ribu kematian.

Perbedaannya, Jepang memiliki budaya memakai masker sejak epidemi Flu Spanyol 1919, sementara di Amerika terjadi protes yang menentang pemakaian masker.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences of the USA mengatakan, berbicara dengan seseorang pun dapat mengeluarkan ribuan tetesan pembawa virus.

"Mengenakan masker kain sederhana dapat secara signifikan memblokir pelepasan tetesan ucapan," kata penulis makalah tersebut.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

 

 

 

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.