Sukses

Copenhagen Hanya Jual Tiket Khusus untuk Orang Denmark

Terkait alasan keamanan, pihak FC Copenhagen berencana hanya akan melayani pembeli tiket bagi para penonton yang 'berbau Denmark'.

Mungkin gagasan ini tergolong nekad bila jadi dilaksanakan. Klub peserta Liga Champions dari Denmark, FC Copenhagen yang masuk di Grup B bersama Juventus, Galatasaray, dan Real Madrid berencana hanya akan menjual tiket khusus kepada penonton asal Denmark yakni dengan ciri-ciri khas Denmark.

Keputusan kontroversial tersebut kontan saja jadi masalah. Dengan alasan keamanan, pihak panitia lokal berinisiatif untuk membatasi penjualan tiket kepada suporter lawan yang berasal dari luar Denmark. Panitia tak ingin terjadi bentrokan antarsuporter pada pertandingan yang digelar di Stadion Parken markas Copenhagen.

Keputusan tersebut tak hanya akan merugikan pendukung tim lawan, namun juga membuat para pendukung Copenhagen mendapat kesulitan. Sebab, ada suporter Copengahen sendiri yang tidak memiliki nama yang khas Denmark.

Mendengar hal itu, mantan pemain Timnas Denmark U-19 dan U-20, Bajram Fetai, terkejut, karena Copenhagen menelurkan rencana berbau rasis tersebut. Fetai yang kini membela Timnas Macedonia dan bermain untuk Denizlispor pun langsung 'melaporkan' rencana tersebut lewat kicauannya di akun Twitter resmi milik UEFA.

"UEFA yang terhormat. Apa yang Anda pikirkan tentang klub yang tidak mengizinkan orang yang tidak memiliki nama Denmark untuk membeli tiket Liga Champions?," tulis Fetai.

Fetai pun mengaku terkejut dengan keputusan dari klub berjuluk Byens Hold itu, seperti yang diutarakannya kepada surat kabar Denmark, BT.

"Saya terkejut bagaimana bisa, mereka dapat mengeluarkan rencana seperti itu?," ujar Fetai.

"Hal seperti itu akan sangat mudah dihubungkan dengan rasisme dan diskriminasi. Sangat arogan untuk melarang suporter karena nama mereka, dan saya terkejut ketika mendengar berita itu," ujar penyerang berusia 27 tahun itu menjelaskan.

Seorang suporter Copenhagen, Masoud Barid mengaku mendapat pembatalan karena namanya. Barid mengaku merasa dilecehkan akibat rencana tersebut.

"Ini merupakan penghinaan yang sangat besar yang pernah saya alami. Saya tidak memiliki hubungan dengan tim lain yang ada di Copenhagen. Saya hanya ingin masuk, dan mendukung tim saya," kata Barid kepada Ekstrabladet. (Vin)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.