Sukses

Kerennya Stadion Education City, Venue Piala Dunia 2022 yang Bisa Berubah Warna saat Terkena Sinar Matahari

Education City Stadium yang menjadi venue Fase Grup hingga perempatan final memiliki keunikan tersendiri yakni salah satu stadion dengan pembangunan berkelanjutan terbaik dari aspek lingkungan hidup di dunia.

Liputan6.com, Jakarta Piala Dunia 2022 Qatar tidak hanya menjadi panggung bagi pesepak bola terbaik di muka bumi saja. Ajang empat tahunan yang pertama kali digelar di Timur Tengah ini juga jadi arena pamer teknologi. 

Berbagai infrastruktur modern telah dibangun demi kelancaran perlehatan akbar tersebut. Salah satunya, kehadiran stadion-stadion yang menjadi venue bagi tim-tim yang akan bertanding. 

Salah satu stadion yang mengagumkan di Qatar adalah Education City Stadium. Bangunan ini jadi venue fase grup hingga perempat final Piala Dunia 2022.

Sama seperti Stadion Ahmad bin Ali, Stadion Education City juga terletak di kota Al Rayyan, Qatar.

Total ada delapan stadion yang akan menggelar laga Piala Dunia 2022 di Qatar pada 20 November hingga 18 Desember mendatang.

Terletak 13 kilometer dari pusat kota Doha, Education City Stadium terinspirasi bentuk geometris dari arsitektur Islam. Fasad stadion menampilkan segitiga berpola geometris kompleks, sehingga mirip berlian yang berubah warna jika terkena silau matahari.

Bangunan stadion ini adalah perpaduan sempurna antara arsitektur Islam dan modernitas.

“Bentuk geometris ini mendukung struktur stadion dan berfungsi sebagai lubang, untuk sirkulasi udara di stadion sekaligus mengatur suhunya,” kata Ali Al Dosari, Direktur Manajemen Fasilitas Education City Stadium.

Sesuai namanya, Educational City Stadium memang terletak di kawasan bernama Educational City. Kawasan tersebut difungsikan oleh pemerintah Qatar sebagai daerah akademis.

Area sekitar stadion adalah rumah dari Qatar Foundation for Education, Science, and Community Development. Dengan kata lain, etos kerja akademis dan inovatif bisa sangat dirasakan di sini.

Terlebih, Education City Stadium memang berada di tengah-tengah sejumlah universitas ternama di Qatar. Jadi setelah Piala Dunia selesai, stadion ini akan dialihfungsikan untuk kegiatan-kegiatan masyarakat sekitar, khususnya mahasiswa

Stadion ini dianggap sebagai salah satu stadion dengan pembangunan berkelanjutan terbaik dari aspek lingkungan hidup di dunia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Memanfaatkan Iklim

Salah satunya adalah desain yang memanfaatkan iklim untuk mempertahankan temperatur di dalam stadion tetap nyaman.

Stadion yang dirancang oleh desainer asal Spanyol, Fenwick-Iribarren Architects and Pattern Design mulai dibangun pada 2016 dan resmi dibuka pada Februari 2020.

Setelah diresmikan, stadion ini pernah menjadi venue untuk beberapa pertandingan sepak bola besar. Salah satunya adalah partai semifinal Liverpool pada helatan FIFA Club World Cup 2019. Selain itu stadion ini juga pernah dipakai selama FIFA Arab Cup 2021.

Pembangunan Education City Stadium ini juga menggunakan material ramah lingkungan, yang 85 persen di antaranya merupakan produk dari Timur Tengah dan produk lokal, serta dari material daur-ulang.

Beberapa fitur lain yang mendukung adalah aliran air yang rendah, sistem irigasi yang efisien, serta adanya tanaman lokal di sekitar, dan penggunaan sistem lampu LED yang hemat energi.

Stadion ini juga menawarkan sensor karbon dioksida untuk memastikan ventilasi dan kualitas udara di dalam ruangan. Stadion Education City pun dirancang agar para pengguna meminimalkan konsumsi air.

3 dari 4 halaman

Berlian

Fans yang akan menyambangi venue ini akan melihat bagaimana kesadaran menciptakan lingkunan minim polusi dimulai bahkan sebelum mereka tiba.

Tak heran jika stadion yang mampu menampung sebanyak 40.000 orang dan merupakan venue pertama untuk Piala Dunia 2022 Qatar, pada tahun 2019 mendapat peringkat bintang lima berkelanjutan oleh Global Sustainability Assessment System.

Namun, fitur-fitur ramah lingkungan tersebut bukan satu-satunya “jualan” Education City System.

Dilansir dari Goal International, Education City Stadium mendapat julukan "Diamond in the Desert" atau "Berlian di Padang Pasir". Dengan bentuk yang menyerupai berlian, bangunan stadion ini memberikan ilusi berubah-ubah warna jika terkena sinar matahari.

Para pengunjung dapat menggunakan transportasi publik, Metro Doha untuk menuju Stadion Education City.

4 dari 4 halaman

Warisan

Halte Education City sendiri berlokasi hanya 500 meter dari venue. Dengan menggunakan transportasi publik, maka jumlah kendaraan yang datang ke stadion akan berkurang drastis pada saat pertandingan.

Stadion Education City juga menyediakan jalur sepeda serta parkiran sepeda di seluruh kawasannya, sehingga mendorong publik untuk memilih transportasi yang lebih baik bagi mereka dan lingkungan.

Setelah berakhirnya Piala Dunia 2022, kapasitas stadion akan dikurangi menjadi 20.000 penonton dan akan diperuntukkan tim-tim atletik yang berada di area stadion.

The Supreme Committee for Delivery and Legal (SC) berencana mendonasikan kelebihan kursi tersebut ke negara-negara yang kekurangan infrastruktur olahraga.

Dengan demikian warisan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 akan terasa hingga ke seluruh penjuru dunia.

Fase grup

22 November 2022: Denmark vs Tunisia (Grup D)

24 November 2022: Uruguay vs Korea Selatan (Grup H)

26 November 2022: Polandia vs Arab Saudi (Grup C)

28 November 2022: Korea Selatan vs Ghana (Grup H)

30 November 2022: Tunisia vs Prancis (Grup D)

2 Desember 2022: Korea Selatan vs Portugal (Grup H)

 

Babak 16 Besar

6 Desember 2022: match 55 (juara Grup F vs runner-up Grup E)

Perempat final

9 Desember 2022: match 58 (pemenang match 53 vs pemenang match 54)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini