Sukses

Cegah Sembako Makin Mahal, Kemendag Tekan Biaya Impor

Pemerintah berharap penyederhanaan prosedur impor akan membantu menekan biaya impor yang berakhir pada terkendalinya harga kebutuhan pokok.

Kenaikan harga kebutuhan pokok akibat melemahnya nilai tukar rupiah semakin menjadi perhatian serius pemerintah. Kementerian Perdagangan (Kemendag) bertekad menahan gerak kenaikan harga kebutuhan pokok khususnya menjelang akhir tahun agar tak terus menekan laju inflasi.

"Kami berusaha menekan inflasi akibat kurs ini yang langsung mengena pada barang-barang kebutuhan pokok yang masih impor," ujar Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi di Gedung Kemendag, Jakarta Pusat, Jumat (20/12/2013).

Sebagai pengatur laju ekspor impor, Kemendag mengaku terus berupaya dampak kenaikan tersebut dengan menekan biaya impor lewat penyederhanaan prosedur impor. Langkah-langkah yang dilakukan ini diharapkan bisa memangkas biaya impor yang berujung pada rendahnya harga jual.

Bayu mengaku, Indonesia tidak bisa secara langsung menghilangkan dampak pelemahan rupiah terhadap harga barang-barang konsumsi masyarakat. Namun pemerintah setidaknya dapat memperkecil dampaknya terhadap laju kenaikan harga barang. 

Tak hanya penyederhaan impor, Kemendah juga berupaya agar kewajiban penggunaan biofuel pada bahan bakar minyak (BBM) pada tahun depan bisa diterapkan. Cara ini dinilai menjadi salah satu upaya terbaik pemerintah memperbaiki defisit neraca perdagangan karena bia mengurangi impor BBM secara signifikan

"Komitmen ini sudah ditegaskan oleh Pertamina dan PLN untuk menggunakan 5 juta ton biofuel. PLN sekitar 1,5 juta ton dan Peetamina 3,5 juta ton di 2014. Ini akan mengurangi tekanan impor migas, karena sumber dari defisit terbesar kita itu dari Migas," jelasnya.

Dari sisi ekspor, Kemendag berharap membaiknya perekonomian global pada 2014 akan turut meningkatkan ekspor produk-produk dalam negeri. Lebih jauh, membaiknya ekspor akan turut membantu memperbaiki neraca perdagangan.

"Ekonomi China akan membaik, Eropa mungkin belum tetapi ada optimisme. Pada semester pertaman mungkin mereka masih beradaptasi dengan tapering off. Kemudian dengan Amerika yang membaik dan juga diikuti negara-negara lain, membuka peluang ekspor kita untuk bisa naik," tandas Bayu. (Dny/Shd)

Baca Juga:

Harga Cabai Makin Pedas


Harga Bumbu Masak Naik 50% Jelang Natal


Mentan Jamin Harga Sembako Stabil Saat Libur Akhir Tahun

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini