Liputan6.com, Jakarta Meninggal saat melaksanakan ibadah haji di Tanah Suci adalah sebuah keistimewaan yang dipandang sebagai karunia besar dan kemuliaan dari Allah SWT. Bagi umat Islam, kabar kewafatan saudaranya di Tanah Suci bisa menjadi duka yang mendalam karena jasad mereka tidak bisa dibawa pulang ke Tanah Air.
Baca Juga
Advertisement
Namun, di balik duka tersebut terdapat keutamaan yang luar biasa. Imam al-Ghazali dalam Kitab Asrar al-Hajj menjelaskan bahwa seseorang yang meninggal dunia saat melaksanakan ibadah haji di Tanah Suci akan mendapatkan keutamaan seperti syahid atau orang yang wafat di jalan Allah SWT.
Keutamaan ini ditegaskan dalam riwayat Al-Hasan yang mengatakan, "Barang siapa meninggal tepat sesudah Ramadan, perang atau haji, niscaya meninggal sebagai syahid."
Keistimewaan ini juga menjadi dambaan bagi banyak jemaah haji, yang menginginkan diri mereka wafat di Tanah Suci dalam keadaan syahid dan suci dari dosa. Rasulullah SAW pun menerangkan beberapa keutamaan bagi orang yang meninggal saat menjalankan ibadah haji dalam beberapa riwayat hadits yang menjadi penuntun dan inspirasi bagi umat Islam yang melaksanakan ibadah haji.
Lantas, apa saja keutamaan bagi seseorang yang meninggal dunia di Tanah Suci saat berhaji? Berikut informasi lengkapnya, yang telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, pada Kamis (16/5/2024).
Keutamaan Meninggal Saat Haji
Keutamaan seseorang yang meninggal saat menjalankan ibadah haji adalah suatu hal yang dianggap istimewa dalam ajaran Islam. Berikut ini adalah beberapa keutamaan yang terkait dengan meninggal dalam keadaan beribadah haji:
1. Pahala Haji Hingga Hari Kiamat
Keutamaan pahala haji yang berlangsung hingga Hari Kiamat bagi orang yang meninggal saat berhaji merupakan salah satu anugerah besar dalam ajaran Islam. Hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA menyampaikan pesan Rasulullah SAW mengenai hal ini.Â
Beliau bersabda, "Barang siapa keluar dalam keadaan berhaji, kemudian meninggal dunia, maka ditetapkan baginya pahala haji sampai hari Kiamat." (HR Thabrani).
Dalam konteks ini, pahala haji yang terus mengalir tanpa henti hingga Hari Kiamat menjadi sebuah janji yang amat menggembirakan bagi umat Islam. Ibadah haji adalah salah satu dari lima rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim yang mampu secara fisik, finansial, dan keamanan untuk melakukannya. Haji bukan hanya sekadar perjalanan fisik ke Tanah Suci, tetapi juga sebuah perjalanan spiritual yang membawa banyak kebaikan.
Dengan meninggal dunia saat berhaji, seseorang diberikan jaminan bahwa amal ibadahnya akan terus memberikan pahala yang tak terputus hingga akhir zaman. Ini menunjukkan bahwa Allah SWT memberikan penghargaan yang luar biasa kepada hamba-Nya yang berusaha menjalankan kewajiban agama dengan sungguh-sungguh.
Advertisement
2. Tidak Mendapatkan Hisab
Keutamaan tidak mendapatkan hisab bagi seseorang yang meninggal saat beribadah di Tanah Haram (Makkah atau Madinah) merupakan sebuah janji yang menggembirakan dalam ajaran Islam.Â
Dalam Kitab Ihya 'Ulumiddin 2 karya Imam Al Ghazali, disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Siapa saja yang meninggal di salah satu tanah haram (Tanah Suci Makkah maupun Madinah), niscaya ia tidak akan dihisab dan tidak akan diperhitungkan perbuatannya, lalu dikatakan kepadanya, 'Masuklah ke surga.'" (HR al-Baihaqi).
Keutamaan ini menggambarkan bahwa orang yang meninggal saat beribadah di Tanah Haram mendapatkan perlakuan khusus di akhirat. Mereka tidak akan diminta pertanggungjawaban atas amal perbuatan mereka, dan langsung diantar ke surga sebagai balasan atas kesungguhan dan ketulusan mereka dalam menjalankan ibadah di tempat yang suci.
Tanah Haram, terutama Makkah dan Madinah, memiliki nilai spiritual yang sangat tinggi dalam Islam. Tempat-tempat ini menjadi pusat ibadah bagi umat Islam di seluruh dunia, dan melakukan ibadah di sana dianggap sebagai suatu anugerah yang besar. Oleh karena itu, meninggal saat beribadah di Tanah Haram dianggap sebagai sebuah keberkahan dan keistimewaan yang tidak terhingga.
Hal ini juga menggambarkan kemurahan Allah SWT dalam memperlakukan hamba-Nya yang beribadah dengan sungguh-sungguh dan penuh rasa takwa. Keutamaan ini juga menjadi motivasi bagi umat Islam untuk memperbanyak ibadah di Tanah Haram dan menjalankan ibadah dengan kesungguhan dan keikhlasan, karena di sana terdapat janji-janji keutamaan yang besar dari Allah SWT yang menanti mereka di akhirat.
3. Dibangkitkan dalam Keadaan Mengucapkan Talbiyah
Keutamaan dibangkitkan dalam keadaan mengucapkan talbiyah bagi orang yang meninggal saat menjalankan ibadah haji adalah sebuah janji istimewa dalam ajaran Islam. Riwayat dari Ibnu Abbas RA menggambarkan hal ini, dimana Rasulullah SAW menyampaikan instruksi yang khusus terkait dengan proses mandi jenazah dan penanganan jenazah orang yang meninggal saat berhaji.Â
Beliau bersabda, "Mandikan ia dengan air dan daun sidr (bidara), kafani dengan pakaiannya, dan jangan tutup kepalanya, dan jangan diberi pewangi. Sebab, sesungguhnya dia akan dibangkitkan pada hari Kiamat dalam keadaan mengucapkan talbiyah." (Muttafaq Alaih).
Pentingnya mandi jenazah dengan air dan daun sidr, pengkafanan dengan pakaiannya tanpa penutup kepala dan tanpa pewangi adalah agar orang yang meninggal saat berhaji tetap dalam keadaan yang khusus, yaitu mengucapkan talbiyah.
Talbiyah adalah ungkapan pengucapan lafazh "Labbaikallahumma labbaik" yang diucapkan oleh jamaah haji ketika mereka tiba di Miqat dan mulai memasuki ihram, menandakan kesediaan mereka untuk menjalankan ibadah haji.
Dalam konteks keutamaan ini, dibangkitkan dalam keadaan mengucapkan talbiyah di hari Kiamat menjadi sebuah tanda keistimewaan dan penghormatan bagi mereka yang meninggal saat berhaji. Hal ini menunjukkan bahwa Allah SWT memberikan keutamaan dan penghargaan yang luar biasa kepada hamba-Nya yang bersungguh-sungguh dalam menjalankan ibadah haji.
Keutamaan ini juga menjadi motivasi bagi umat Islam untuk melaksanakan ibadah haji dengan penuh kekhusyukan dan kesungguhan, karena di balik setiap langkah dalam ibadah haji terdapat janji-janji keutamaan yang besar dari Allah SWT.
Â
Dengan demikian, meninggal saat menjalankan ibadah haji adalah suatu anugerah yang besar dalam Islam, dimana seseorang akan terus mendapatkan pahala ibadahnya, dibangkitkan dalam keadaan beribadah, dan dijamin masuk surga tanpa hisab.
Advertisement