Sukses

Investor Eropa Berminat Bangun Pabrik Karet Sintetis di RI

Kepala BKPM mengaku telah menerima kedatangan investor Eropa yang mengaku berminat pada pengembangan karet sintetis.

Sektor hilirisasi telah menjadi magnet yang kuat bagi Indonesia untuk menarik masuk investor asing. Langkah ini terbukti cukup efektif memikat perusahaan Eropa yang tertarik membangun pabrik  karet sintetik di Indonesia.

Kepala Badan Kordinator Penanaman Modal (BKPM) Mahendra Siregar mengungkapkan, rencana investasi tersebut diutarakan langsung oleh pengusaha Eropa beberapa hari lalu. Sayang tak disebutkan nama pengusaha maupun perusahaan yang berminat menanamkan modalnya tersebut.

"Hari lalu, ada perusahaan eropa ingin bangun karet sintetik, untuk produksi ban, dan akan diekspor keluar Eropa malah belum dipakai Indonesia. Bahan bakunya menggunakan petrochemcial di Indonesia," kata Mahendra, dalam acara Indonesian Investment Summit, di Rizt Carlton, Jakarta, Kamis (7/11/2013).

Mahendra menilai ketertarikan investor Eropa ini menunjukan sektor hilirisasi di Indonesia memiliki daya tarik yang besar bagi para pemodal di luar negeri..

Data BKPM menunjukan, investasi sektor hilisasi tergolong cukup besar terlihat dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PDMN) di sektor manufaktur yang telah mengalahkan pertambangan.

Pada periode Januari hingga September 2013, PDMN tambang hanya masuk 12% atau Rp 11,3 triliun dari target Rp 94,1 triliun.

"Ini cukup jelas. Yang terbesar sekarang adalah justru manufaktur, dan lebih besar lagi jasa. Untuk PDMN, kalau dikelompokan jasa 43 %, manufaktur 40 %, pertambangan 12 persen relatif stabil," ungkapnya.

Indonesia saat ini memang tengah berusaha melakukan pergeseran sektor andalan pemasukan negara dari Sumber Daya Alam (SDA) ke sektor industri dan hilirisasi.

"Justru melihatnya dalam perspektif Astrategis, melihat Indonesia tidak hanya semata-mata SDA yang diambil dan di ekspor. Kami mendorong lebih jauh yakni pemrosesan, enegri dan bahan mentah sektor agro didalam negeri," pungkasnya.(Pew/Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini