Sukses

[VIDEO] Menkeu Buka-bukaan Soal Paket Kebijakan Ekonomi

"Tentu ini kita tak bisa mengharapkan market bereaksi dalam 1-2 hari,"

Menteri Keuangan Chatib Basri mengakui paket kebijakan ekonomi yang baru dikeluarkan pemerintah memang tidak bisa secara langsung berpengaruh pada membaiknya kondisi pasar keuangan dan pasar modal di tanah air. Empat paket yang dikeluarkan pemerintah kali ini memang sengaja disiapkan dengan sasaran utama menekan defisit neraca transaksi berjalan (current account) pemerintah.

Dalam wawancaranya dengan Liputan6.com, Chatib menegaskan volatilitas rupiah dan padar modal Indonesia dalam beberapa hari terakhir memang disebabkan dua pemicu utama. Khusus dari faktor domestik, Chatib menyatakan perhatian utama seluruh pelaku pasar tertuju pada masalah defisit neraca transaksi berjalan.

"Cara mengatasi ini sebetulnya hanya ada dua kemungkinan, ekspor dinaikkan atau impor diturunkan," kata Chatib.

Berikut wawancara lengkap terkait kondisi terkini perekonomian nasional dan efektivitas empat paket kebijakan ekonomi pemerintah:

Sampai kapan market menunggu paket kebijakan ekonomi ini efektif untuk pasar?
Saya kira kita harus melihatnya dua penyebab gejolak di pasar keuangan. Yang pertama adalah faktor eksternal yang completely di luar kita. Tapi ada sisi juga faktor deomstik/internal yang menjadi concern dari orang yaitu defisit transaksi berjalan. Cara mengatasi defisit ini sebetulnya hanya ada dua kemungkinan ekspor dinaikkan atau impor diturunkan.

Paket ini lebih fokus untuk address isu kurangi transansaksi berjalan. Sebagai contoh, kalau kita kurangi impor migas. Impor Non migas itu yang paling besar adalah barang modal dan bahan dan kalau itu dikurangi investasi terganggu, pertumbuhan terganggu, Impor yang bisa dikurangi paling besar adalah Migas. Kalau dikurangi 10% BBN, impor solar menurun maka jumlah impor dalam Migas akan mengalami penurunan sehingga impor menurun dan Migas membaik.

Tentu ini kita tak bisa mengharapkan market bereaksi dalam 1-2 hari. Ini akan terjadi mungkin kalau kita melihat, pemerintah ingin supaya defisit transksi berjalan di triwulan III.

Untuk fakltor eksternal, kurs melemah akibat the Fed. apakah pelemahan rupiah di titik nadir atau ada tekanan lanjutan?
Saya kira, sampai saat ini ekonomi indonesia masih dalam situasi aman tetapi kita tak bisa tutup mata kemungkinan tappering dari Quantitative Easing ini masih akan terjadi

Akan dibiarkan di level berapa?
BI tak pernah pertahankan level tapi dijaga fluktuasinya jangan terlalu tajam karena pada dunia usaha yang paling penting itu stabilitas

Apak langkah yang diambil untuk jaga harga pangan dan kebutuhan masyarakat?
inflasi di Juli memang naik tinggi sekali karena kenaikan BBM, 3,29%. Tapi perkirakan kita di Agustus sudah mulai turun akan di bawah 2%, sekitar 1% dan September balik normal. Akan ada paket yang disiapkan khusus untuk ini. Salah satu yang disiapkan adalah daging sapi, cabai, bawang, dan kedelai memang keliatan mulai merangkak

Cara paling mudah dan jangka pendek semua ini terjadi memang pasokan kurang dan prosedur impor sangat rumit melalui sistem kuota. Dalam paket ini, mekanisme kuota dihilangkan dan diganti mekanisme harga

Ada pesan untuk pelaku pasar?
Sangat wajar kalau pasar wait and see, yang ingin disampaikan paket ini disiapkan untuk isu utama current account.
Dalam tiga hari sudah ada Peraturan Menteri Keuangan (PMK) dan kita bekerja secepat mungkin jadi mungkin efeknya akan terlihat defisit transaksi berjalan di triwulan III dan IV, yang akan lebih rendah diharapakn ekspketasi terhjadap pelamah rupiah rupiah akan bisa dimanage dan di pasa keuangan bisa dibuat lebih stabil. (Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini