Sukses

Pindah Impor BBM dari Singapura ke AS: Faktor Geopolitik Sekaligus Murah

Selain Impor BBM, Menteri ESDM Bahlil menyebut Indonesia bakal memperkuat hubungan dagang dengan Amerika Serikat (AS) lewat berbagai perjanjian lain di sektor energi yang sebelumnya sudah terkontrak.

Diperbarui 09 Mei 2025, 15:15 WIB Diterbitkan 09 Mei 2025, 15:15 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memaparkan sejumlah alasan mengapa Indonesia bakal melakukan pengalihan impor BBM dari Singapura ke negara lain. Salah satu negara pengganti yang disasar yakni Amerika Serikat (AS).

"Salah satu di antaranya (Amerika Serikat). Mengalihkan, mengalihkan sebagian (impor BBM dari Singapura)," kata Bahlil saat ditemui di kantornya, Jakarta, Jumat (9/5/2025).

Berbagai alasan dari pertimbangan. Salah satunya, Bahlil bilang bahwa impor BBM dari negara lain semisal AS bisa lebih murah. "Justru harusnya lebih murah dong. Masa barang dekat dia (Singapura) bikin lebih mahal," ucapnya.

Tidak hanya itu, Bahlil tidak memungkiri ada unsur geopolitik hingga geoekonomi dalam mengalihkan impor BBM dari Singapura ke Negeri Paman Sam. "Ini ada persoalan geopolitik, geoekonomi, dan kita kan harus juga membuat keseimbangan bagi yang lain," bebernya.

Selain BBM, ia pun menyebut Indonesia bakal memperkuat hubungan dagang dengan Amerika Serikat lewat berbagai perjanjian lain di sektor energi yang sebelumnya sudah terkontrak.

"Kan kita sudah mempunyai perjanjian dengan Amerika. Salah satu diantara yang kita tawarkan itu adalah, kita harus membeli beberapa produk dari mereka. Diantaranya adalah BBM, Crude, dan LPG," ujar Bahlil Lahadalia.

 

2 dari 3 halaman

Porsi Singapura 59%

Bahlil menyampaikan, kebijakan ini diambil setelah melalui proses evaluasi terhadap produk impor BBM dari Singapura. Hasilnya ditemukan, bahwa ongkos kirim untuk produk serupa dari negeri tetangga itu tidak lebih murah semisal dari kawasan Timur Tengah.

"Impor BBM kita 54-59 persen itu berasal dari negara tetangga kita. Setelah saya cek kok harganya sama dibandingkan dengan dari negara Middle East. Ya kalau begitu kita mulai berpikir bahwa mungkin, bukan kata mungkin lagi nih, sudah hampir pasti, kita akan mengambil minyak dari negara lain yang bukan dari negara itu," tegasnya.

Estimasinya, proses penghentian impor BBM dari Singapura ini bakal dilakukan dalam 6 bulan ke depan. Sembari menunggu Pertamina rampung membangun dermaga dengan kapasitas lebih besar.

3 dari 3 halaman

Tunggu Pertamina Selesai Bangun Dermaga

"Mulai enam bulan. Sekarang kan kita lagi Pertamina, lagi membangun dermaga-dermaga yang bisa kapal impor yang besar. Karena kalau dari Singapura kan kapalnya kan yang kecil-kecil, itu juga salah satu alasan," ungkapnya.

Ia memperkirakan, dermaga Baru milik Pertamina ini nantinya bisa menampung kapal dengan angkutan minyak lebih besar. Sehingga akan turut memangkas ongkos pengiriman lewat sekali pengiriman.

"Jadi kita membangun yang besar supaya satu kali angkut gak ada masalah. Maka pelabuhan yang diperbesar dan kedalamannya harus dijaga," kata Bahlil.

 

Produksi Liputan6.com