Sukses

Ricuh Wasit Aceh Vs Sulteng Dipukul Pemain, Simak Gaji Wasit Sepak Bola Indonesia

Wasit laga sepak bola Aceh Vs Sulteng langsung mendapatkan perawatan medis di lapangan kemudian dibawa ke rumah sakit menggunakan ambulans.

Liputan6.com, Jakarta - Dunia sepak bola nasional termasuk juga jagat media sosial tengah heboh dengan ricuhnya salah satu pertandingan PON XXI Aceh-Sumut 2024. Muncul pertandingan kontroversi sepak bola putra antara Aceh melawan Sulawesi Tengah (Sulteng) di Stadion H. Dimurthala, Banda Aceh, Sabtu pada 14 September 2024.

Dikutip dari kanal Bola Liputan6.com, Senin (16/9/2024), saat itu keputusan wasit Eko Agus Sugih Harto menuai berbagai kontroversi. Puncaknya adalah kekacauan yang terjadi pada menit ke-97 saat wasit ditinju pemain Sulteng, Muhammad Rizki Saputra, hingga terjatuh. Rizki terlihat kesal pada wasit Eko Agus memberikan penalti untuk Aceh.

Wasit langsung mendapatkan perawatan medis di lapangan kemudian dibawa ke rumah sakit menggunakan ambulans. Di sisi lain penonton marah dan melemparkan botol air mineral ke dalam stadion. Sementara Rizki Saputra diusir wasit dengan kartu merah akibat aksinya meninju wasit.

Respons Ketum PSSI 

PSSI selaku federasi sepak bola Indonesia langsung memberi tanggapan atas situasi ini. Ketua Umum Erick Thohir mengecam kejadian memalukan di pertandingan Aceh vs Sulteng yang mencederai sepak bola.

Pria yang merangkap sebagai Menteri BUMN itu memastikan pihaknya bakal melakukan investigasi mendalam atas peristiwa tersebut, tak terkecuali kepemimpinan wasit yang dinilai penuh kejanggalan.

Selanjutnya, sanksi berat akan dijatuhkan, baik kepada pihak yang terbukti menggulirkan laga secara tidak fair, maupun pemain yang gagal memberi respons sportif atas situsi di lapangan.

"Memalukan. Sangat memalukan. PSSI akan mengusut tuntas peristiwa ini dan akan menjatuhkan sanksi terberat!" tegas Erick Thohir dalam keterangan tertulisnya pada Minggu (15/9/2024), sebagaimana dinukil dari situs resmi PSSI.

 

2 dari 3 halaman

Tidak Ada Toleransi

"Pastinya akan dilakukan investigasi mendalam. Indikasi pertandingan yang tidak fair menjadi materi serius yang ditelaah. Pun halnya reaksi pemain yang dipastikan berbuah sanksi yang sangat berat.

"Ini adalah tindakan kriminal yang punya konsekuensi hukum. Skandal soal keputusan wasit jadi hal lain yang juga punya konsekuensi hukum jika memang ternyata terindikasi diatur oleh oknum tertentu," tambahnya.

Erick Thohir juga memastikan tidak ada toleransi apabila ditemui bukti yang merujuk pada adanya upaya menggulirkan laga secara tidak fair atau pengaturan hasil pertandingan. Sanksi larangan seumur hidup mengancam wasit dan pihak-pihak lain yang kemungkinan terlibat.

"Tidak ada toleransi bagi pihak yang telah dengan sengaja melanggar komitmen fair play. Sanksi bukan sekadar hukuman, melainkan statement dari sepak bola Indonesia yang tidak mentolerir sedikit pun praktik di luar fair play," kata Ketum PSSI lagi.

Di sisi lain, Anggota Komite Eksekutif Arya Sinulingga baru-baru ini juga memberi pernyataan terkait langkah yang akan diambil PSSI sebagai respons atas insiden di laga PON 2024 Aceh vs Sulteng. Federasi disebutnya akan mengirim wasit Liga 1 dan 2 untuk memimpin pertandingan di Aceh.

"Pertandingan semifinal dan final di PON bisa berlangsung fair, yaitu mengganti semua wasit yang ditugaskan dengan wasit-wasit Liga 1 dan 2 untuk memimpin pertandingan di Aceh," beber Arya dalam keterangannya pada Minggu (15/9/2024), dikutip dari Antara.

3 dari 3 halaman

Gaji Wasit Indonesia

Sebelumnya, Ketua Umum PSSI Erick Thohir telah mengumumkan wasit-wasit yang akan memimpin jalannya pertandingan BRI Liga 1 2023/2024. Bahkan, Erick Thohir menjanjikan gaji wasit bisa lebih tinggi dari menteri. Lantas berapa?

Erick seperti dilansir dari Bola.com, menyampaikan kalau gaji wasit Liga 1 untuk musim ini bakal mengalami peningkatan. Bahkan menurut Erick, bila dirata-ratakan per bulannya, pendapatan wasit di Liga 1 bisa mengalahkan gaji menteri di Indonesia.

"Alhamdulillah, mereka rata-rata 17 kali meniup peluit dalam semusim. Sekali tiup, nominalnya titik-titik. Dalam sebulan, gajinya titik-titik," ujar Erick Thohir.

Merujuk Liga 1 2022/2023, seorang pengadil pertandingan mengantungi Rp 10 juta sekali bertugas. Sementara hakim garis Rp 7,5 juta, wasit tambahan Rp 5 juta, dan wasit cadangan Rp5 juta.

Bila musim depan setiap wasit akan memimpin 17 laga, maka satu musim dia seharusnya menerima setidaknya Rp 170 juta. Dan jika semusim memakan waktu 11 bulan, maka setiap wasit seharusnya hanya menerima bayaran sebesar Rp Rp 15,4 juta per bulan.

"Lebih tinggi gajinya dari menteri. Menteri Rp 19 juta, mereka bisa Rp 20 juta. Alhamdulillah, itu lebih tinggi. Selevel menteri mereka," kata Erick Thohir menambahkan.