Sukses

Pertamina Kerahkan Pelita Air Bawa Wisatawan ke Desa Wisata Binaan

Kehadiran Pelita Air di Yogyakarta ikut mempromosikan desa wisata binaan Pertamina sehingga menjadi salah satu tujuan wisatawan favorit.

Liputan6.com, Jakarta Pertamina melalui program Corporate Social Responsibily (CSR) memiliki beberapa desa wisata binaan. Di dalam lokasi itu tersedia tempat wisata, aktivitas usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), serta kuliner. Aktivitas usaha tersebut telah memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat setempat.

Untuk meningkatkan aktivitas desa wisata binaan perlu terbangun konektivitas dengan bidang usaha transportasi. Salah satunya maskapai Pelita Air Service yang merupakan anak perusahaan Pertamina. 

“Melalui sinergi dan konektivitas tersebut diharapkan terjadi peningkatan jumlah wisatawan yang mengunjungi desa wisata. Salah satunya melalui Pelita Air yang memiliki rute penerbangan Jakarta-Yogyakarta-Jakarta. Di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya ada sejumlah desa wisata binaan Pertamina,” kata Area Manager Communication, Relations & Corporate Social Responsibilty Regional Jawa Tengah Bagian Tengah PT Pertamina,  Brasto Galih Nugroho dikutip Rabu (13/12/2023).

Salah satunya Desa Nglanggeran, Gunung Kidul, Yogyakarta. Desa ini pernah mendapatkan penghargaan Desa Wisata Berkelanjutan oleh Kementerian Pariwisita dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pada 2021. Salah satu faktor pendukung meningkatkan objek wisata adalah banyaknya alternatif transportasi bagi para wisatawan. 

Menurut Brasto, saat ini banyak maskapai yang melayani rute ke Yogyakarta. Hal ini tentu berdampak positif bagi kemajuan wisata. Kehadiran Pelita Air di Yogyakarta ikut mempromosikan desa wisata binaan CSR Pertamina sehingga menjadi salah satu tujuan wisatawan favorit.

"Harapannya bisa Pelita Air  (Service) dapat mendukung mitra binaan Pertamina. Misalnya, yang mau ke Balai Perekonomian Desa (Balkondes) Wringinputih dan Karangrejo (binaan Pertamina Group di Borobudur, Magelang) bisa memanfaatkan penerbangan Pelita Air Services Jakarta-Yogyakarta," ujar Brasto.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Rute Pelita Air Service ke Yogyakarta

Pengelola Desa Wisata Nglaggeran Sugeng Handoko mengatakan konektivitas sangat memengaruhi pengembangan desa wisata. Kemudahan akses menjadi salah satu pilar 3A dalam pariwisata. 

Ia menilai rute Pelita Air Service ke Yogyakarta tentu akan berdampak positif terhadap pariwisata Yogyakarta termasuk di Nglanggeran. Untuk itu, perlu adanya kerjasama semua pihak.

Pegiat Wisata Yogyakarta Didit mendorong Pelita Air Service ikut mempromosikan wisata-wisata di Yogyakarta. Sebab kepindahan bandara dari Adisucipto ke Yogyakarta International Airport, di Kulon Progo belum memberikan dampak yang besar bagi sektor pariwisata. Oleh karena itu maskapai perlu terlibat dalam promosi.

3 dari 4 halaman

Citilink-Pelita Air Merger, Erick Thohir Jamin Harga Tiket Pesawat Lebih Murah

Menteri BUMN Erick Thohir meyakini, penggabungan usaha atau merger anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Citilink Indonesia dan Pelita Air bakal membuat harga tiket pesawat tidak semahal saat ini.

Menurut dia, harga tiket pesawat saat ini turut dipengaruhi kompleksitas dari industri penerbangan. Pasalnya, jumlah armada penerbangan sebelum pandemi Covid-19 mencapai 750 unit pesawat, sementara saat ini hanya ada 450 unit pesawat.

"Makanya tiketnya mahal. Karena itu kita mendorong yang namanya merger atau penggabungan Pelita dan Citilink, supaya kita punya kekuatan untuk menyeimbangkan harga tiket," ujarnya di Jakarta, Rabu (13/12/2023).

"Jadi bukan karena kita tidak capable. Tapi memang pasca covid ini belum balik," kata Erick Thohir.

Saat ditanya kapan proses merger Citilink dan Pelindo rampung, ia meminta bersabar. Sebab proses penggabungan usaha seperti ini tidak bisa dikerjakan asal dalam waktu singkat.

Proses Merger

Erick lantas mencontohkan proses merger PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I-IV menjadi sebuah holding BUMN kepelabuhanan yang memakan waktu bertahun-tahun. Kementerian BUMN juga saat ini tengah menyusun rencana merger untuk PT Angkasa Pura I (AP I) dan AP II.

"Ada proses. Yang namanya merger, Pelindo itu dari 4 jadi 1 Pelindo butuh 2,5 tahun. Kan ini Angkasa Pura baru bicara tahun ini. Perlu waktu 3 bulan lagi untuk bisa punya satu standarisasi airport," sebut Erick Thohir.

"Karena industri daripada penerbangan juga berubah. Kita lihat sekarang, banyak macam-macam negara yang merenovasi airport-nya menjadi sebuah tempat perjalanan yang nyaman. Kita harus perbaikin itu," tutur Erick Thohir.

 

4 dari 4 halaman

Mau Dimerger dengan Citilink, Pelita Air Bakal Hilang?

Wakil Menteri BUMN I menjamin Pelita Air tak akan hilang pasca perusahaan maskapai milik PT Pertamina (Persero) tersebut merger dengan anak usaha Garuda Indonesia, Citilink.

"Oh enggak, kita nggak hilang. Brand-nya masih hidup. Jadi kita justru senang dengan brand Pelita Air supaya sama Citilink ada dua brand yang di kelas menengah dan LCC (Low Cost Cartier/maskapai penerbangan bertarif rendah)," jelasnya di Jakarta, Selasa (3/10/2023).

Pria yang akrab disapa Tiko itu mengaku senang jika keduanya tetap beroperasi dengan brand masing-masing. Adapun pasca merger, Pelita Air bakal menyasar segmentasi pasar kelas menengah, sedangkan Citilink untuk di bawahnya.

"Itu sekarang tumbuh market sharenya dua-duanya, bahkan Pelita itu load factor-nya bisa 85 persen. Karena tinggi demand-nya di medium itu," imbuh Tiko.

Terkait rencana merger Pelita Air dan Citilink, Kementerian BUMN disebutnya tengah berdiskusi dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, untuk memindahkan lisensi dan armada Pelita Air kepada Citilink.

"Jadi tidak harus dalam bentuk merger PT-nya. Jadi idenya gitu, ya moga-moga, karena ini tergantung nanti secara kajian, kalau memang seperti itu kita lebih mudah," ujar Tiko.

"Karena kalau harus merger PT-nya kan, PT-nya kan berat, karena PT-nya kan kalau berita itu masih punya juga lapangan terbang. Ada Pondok Cabe, ada yang charter flight segala, itu yang kita inginnya hanya yang flight regular aja," tuturnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini