Sukses

Jumlah Pengangguran Turun di 2023, Wapres Ungkap Tantangan Ketenagakerjaan Indonesia

Menurut Wapres juga dihadapkan pada cita-cita Indonesia emas 2045. Kunci keberhasilan pencapaian Indonesia Emas 2045 adalah adanya pekerja dengan keterampilan menengah-tinggi yang bekerja pada bentuk-bentuk pekerjaan yang berketerampilan menengah-tinggi pula.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengatakan, kondisi ketenagakerjaan Indonesia saat ini terus menunjukkan pemulihan pasca pandemi covid-19.

Hal itu ditunjukkan dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa tingkat pengangguran terbuka turun dari 5,86 persen pada tahun 2022 menjadi 5,32 persen pada tahun 2023. Sementara itu, dalam periode yang sama, setengah pengangguran juga berkurang sebanyak 0,8 juta orang. Kondisi yang demikian juga selaras pertambahan penduduk bekerja sebesar 4,55 juta orang dalam kurun waktu tahun 2022-2023.

Kendati begitu, Wapres menyebut pembangunan ketenagakerjaan juga memiliki sejumlah tantangan besar.

Pertama, 54,59 persen penduduk bekerja masih berpendidikan SMP dan ke bawah. Kedua, 59,11 persenpekerja bergerak di sektor informal.

"Hal ini mengisyaratkan bahwa pekerja Indonesia masih rendah tingkat produktivitasnya dan bergerak pada sektor/lapangan pekerjaan yang kurang produktif juga," kata Ma'ruf Amin dalam Penganugerahan Penghargaan Naker Award 2023, di Jakarta, Jumat (1/12/2023).

Tantangan ketiga, yakni digitalisasi yang tidak hanya menimbulkan kesenjangan digital namun juga marjinalisasi digital bagi pekerja-pekerja yang tidak terampil.

"Kita harus mampu membuka akses pemberdayaan yang seluas-luasnya bagi pekerja yang berpotensi terkena dampak digitalisasi ini," ujarnya.

Keempat, menurut Wapres juga dihadapkan pada cita-cita Indonesia emas 2045. Kunci keberhasilan pencapaian Indonesia Emas 2045 adalah adanya pekerja dengan keterampilan menengah-tinggi yang bekerja pada bentuk-bentuk pekerjaan yang berketerampilan menengah-tinggi pula.

"Hanya dengan langkah itulah ekonomi kita memiliki nilai tambah yang cukup besar sehingga mampu keluar dari middle income trap," pungkasnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pengangguran di Indonesia 7,86 Juta Orang, di Kota Turun Tapi di Desa Naik

Sebelumnya, jumlah pengangguran di Indonesia per Agustus 2023 tercatat sebanyak 7,86 juta orang. Komposisi tersebut berasal dari 212,59 juta penduduk usia kerja dan 147,71 juta angkatan kerja.

Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan, jumlah pengangguran itu turun sebanyak 560 ribu orang dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

"Tingkat pengangguran terbuka pada Agustus 2023 terdapat sebanyak 7,86 juta orang pengangguran atau setara dengan tingkat pengangguran terbuka sebesar 5,32 persen. Angka ini lebih rendah 0,54 persen poin jika dibandingkan dengan Agustus 2022, namun masih relatif lebih tinggi dibandingkan sebelum pandemi atau Agustus 2019," kata Amalia dalam konferensi pers Pertumbuhan Ekonomi Kurtal III-2023 di Kantor BPS, Senin (6/11/2023).

Adapun Amalia melaporkan, jika dilihat menurut wilayah, terjadi penurunan pengangguran pada wilayah perkotaan. Sementara pada wilayah pedesaan terjadi peningkatan.

Sementara menurut jenis kelamin dibandingkan periode yang sama tahun lalu, komposisi pengangguran laki-laki sebesar 5,42 persen atau mengalami penurunan sebanyak 0,5 persen, sedangkan pengangguran perempuan tercatat 5,15 persen atau turun 0,6 persen.

 

3 dari 3 halaman

Jumlah Orang Bekerja

Di samping pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih tumbuh positif sepanjang periode Agustus 2022 hingga Agustus 2023, tercatat mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 4,55 juta orang.

Lebih lanjut, BPS mencatat jumlah orang bekerja saat ini mencapai 139,85 juta orang. Dari angka tersebut, sekitar 37,68 persen di antaranya berstatus sebagai buruh/karyawan/pegawai, lalu yang berusaha sendiri 23,03 persen dan berusaha dibantu buruh tidak tetap presentasenya sebanyak 14,15 persen.

Untuk rincian lengkapnya, BPS mencatat penduduk yang bekerja terdiri dari pekerja penuh sebanyak 96,39 juta orang, pekerja paruh waktu 34,12 juta orang, dan setengah pengangguran 9,34 juta orang.

"Peningkatan proporsi pekerja formal ini mengindikasikan keadaan ketenagakerjaan yang terus membaik, meskipun proporsinya masih lebih kecil dibandingkan kondisi sebelum pandemi," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini