Sukses

SeaBank Cetak Laba Rp132,26 Miliar per Juli 2023, Ini Sumbernya

SeaBank membukukan laba bersih setelah pajak senilai Rp132,26 miliar hingga Juli 2023, atau meningkat signifikan dibandingkan sebelumnya senilai Rp8,3 miliar pada periode yang sama tahun 2022 lalu.

Liputan6.com, Jakarta PT Bank SeaBank Indonesia (SeaBank) membukukan laba bersih setelah pajak senilai Rp132,26 miliar hingga Juli 2023, atau meningkat signifikan dibandingkan sebelumnya senilai Rp8,3 miliar pada periode yang sama tahun 2022 lalu.

Direktur Utama SeaBank Indonesia Sasmaya Tuhuleley menjelaskan pertumbuhan laba bersih perseroan dikontribusikan oleh peningkatan pendapatan operasional, terutama berasal dari pendapatan bunga bersih, yang dikompensasi dengan peningkatan kerugian penurunan nilai aset.

“Sejak awal hingga sekarang saya selalu bangga dengan kinerja baik SeaBank team. Kami berharap tren positif ini akan terus berlanjut hingga akhir tahun, dengan tetap menghadirkan inovasi layanan dan produk yang berlandaskan prinsip kehati-hatian dalam bisnis demi menjaga keamanan dan kenyamanan nasabah,” ujar Sasmaya dikutip dari Antara, Kamis (14/9/2023).

Dari sisi aset, Sasmaya mengungkapkan SeaBank mencatatkan pertumbuhan aset 47 persen year on year (yoy) menjadi Rp32,78 triliun hingga Juli 2023, dibandingkan sebelumnya senilai Rp22,32 triliun pada Juli 2022.

Penyaluran Kredit

Ia menambahkan, penyaluran kredit perseroan tercatat senilai Rp15,09 triliun hingga Juli 2023, sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat senilai Rp26,00 triliun.

Dari segi kualitas aset, dia menyebut perseroan berhasil memperbaiki rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) gross yang turun menjadi 2,09 persen hingga semester I-2023, sementara NPL net turun menjadi 0,13 persen.

Kemudian, tingkat pengembalian aset atau Return on asset (ROA) membaik menjadi 0,28 persen hingga semester I-2023, dibandingkan sebelumnya 0,07 persen pada periode yang sama tahun lalu.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Return On Equity

Sementara itu, tingkat pengembalian ekuitas atau Return On Equity (ROE) tumbuh dari 0,48 persen menjadi 1,33 persen pada semester I- 2023.

“Sedangkan, rasio biaya terhadap pendapatan atau Cost to Income Ratio (CIR) menjadi 18,39 persen, dari yang sebelumnya sebesar 36,21 persen pada 2022,” ujar Sasmaya.

Pada akhir semester II-2023 nanti, Sasmaya mengatakan SeaBank berencana meluncurkan fitur tarik dan setor tunai yang sudah lama dinantikan oleh nasabah, yang nantinya nasabah dapat menarik, serta menyetorkan uang tunai dari dan ke rekening masing-masing.

“Tentu di SeaBank kami sangat mendengarkan apa yang diinginkan nasabah. Kami berharap layanan dan fitur di aplikasi SeaBank semakin lengkap, sehingga nasabah dapat menikmati kemudahan dan kenyamanan menggunakan aplikasi SeaBank,” ujar Sasmaya.

3 dari 4 halaman

Transaksi BI-Fast Sentuh Rp 8 Triliun dalam Sehari

Bank Indonesia (BI) melaporkan, layanan transfer digital antar bank via BI-Fast setiap hari bisa mencapai 1,2 juta transaksi dengan total nilai Rp 8 triliun. Layanan BI-Fast ini mulai dikenalkan oleh Bank Indonesia pada Desember 2021.

"Mengenai transaksi, kita melihat perkembangan yang sangat tinggi. Sampai hari ini BI-Fast kira-kira memproses Rp 8 triliun per hari dengan jumlah transaksi 1,2 juta transaksi," jelas Direktur Departemen Penyelenggaraan Sistem Pembayaran Bank Indonesia, Andiwiana Septonarwanto dalam sesi sosialisasi BI-Fast bersama Bank Indonesia Sumut, Jumat (23/9/2022).

Andi menyambut gembira catatan tersebut. Sebab menurutnya, layanan BI-Fast membuat masyarakat jadi punya lebih banyak pilihan untuk melakukan transaksi antarbank.

"Dalam arti begini, sampai tadi pagi (Jumat, 23 September 2022)  jam 6 saja lihat dashboard saya sudah ada 173 transaksi, dari jam 00.00-06.00. Nilainya itu kira-kira sudah Rp 420 miliar," terangnya.

Menurut dia, transaksi digital yang ditawarkan Bi-Fast bisa mempermudah nasabah, baik individu maupun korporasi dalam melakukan pengiriman uang. Sehingga tak perlu lagi repot-repot ke kantor bank.

"Dan hari ini hari Jumat, karena gajian juga ini biasanya transaksinya tinggi. Kami meng-expect hari ini kira-kira kita akan proses sekitar Rp 8-9 triliun. Untuk hari ini saja," ujar Andi.

Layanan BI-Fast memang mengecilkan pendapatan bank dari pengenaan tarif transfer antar perbankan. Namun, Andi meyakini itu akan tertutupi dengan besarnya volume transaksi yang difasilitasi oleh BI-Fast setiap harinya.

"Memang walaupun nilai fee-nya turun bagi perbankan, tapi volumenya tinggi sekali. Kita tidak melihat suatu sistem yang sebelumnya dimana pertumbuhan nilai transaksinya sepesat BI-Fast," tuturnya.

4 dari 4 halaman

Peserta BI-Fast Jadi 77 Bank dan Lembaga Keuangan

Jumlah peserta BI-Fast bertambah 25 bank yang masuk sebagai peserta gelombang keempat (batch 4), mulai Senin 29 Agustus 2022. Dengan tambahan ini maka total peserta BI-Fast menjadi 77 peserta.

"Jumlah ini mewakili 85 persen dari pangsa sistem pembayaran ritel nasional," Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono dalam keterangan tertulis, Senin (29/8/2022).

Dengan BI-Fast, transfer online antarbank dengan tarif Rp 2.500. Pengiriman uang hingga Rp 250 juta lewat BI-Fast cukup dalam waktu 25 detik.

Ke depan, layanan BI-Fast akan diperluas mencakup layanan bulk credit​, direct debit, serta request for payment, dan ke depan cross border retail payment.

Bulk Credit adalah perintah pemindahan dana dari satu nasabah pengirim ke beberapa nasabah penerima dalam satu instruksi (one to many), contohnya pembayaran gaji.

Direct Debit adalah layanan penagihan secara berkala atau rutin berdasarkan mandat pendebitan rekening (standing instruction) yang telah disetujui oleh nasabah yang akan didebit rekeningnya, contohnya pembayaran tagihan listrik berkala.

Request for Payment adalah layanan yang meneruskan informasi permintaan transfer dana dari nasabah penerima kepada nasabah pengirim dan memproses transaksi transfer dana berdasarkan persetujuan nasabah pengirim atas informasi permintaan transfer dana dimaksud.

Erwin mengatakan, BI mengharapkan dukungan dan partisipasi seluruh Penyedia Jasa Pembayaran untuk dapat memanfaatkan infrastruktur BI-Fast yang akan menjadi backbone infrastruktur sistem pembayaran ritel masa depan.

BI akan terus memperkuat sinergi kebijakan dan implementasi BI-Fast dengan pelaku industri, dalam rangka mengintegrasikan Ekonomi Keuangan Digital (EKD) Nasional.

Dengan adanya BI-Fast, diharapkan pelaku industri akan terus berinovasi dengan mengoptimalkan nilai tambah dari layanan BI-Fast yang berorientasi konsumen untuk meningkatkan inklusi ekonomi dan keuangan serta mengakselerasi pemulihan ekonomi melalui efisiensi transaksi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.