Sukses

Serapan Gas Lapangan Kepodang Bakal Melonjak hingga 5 MMSCFD

Serapan gas bumi Blok Murian akan meningkat hingga 5 MMSCFD oleh konsumen Jawa Tengah dan Jawa Timur, seiring dengan pemanfaatan pipa Kalimantan Jawa yang mengalirkan gas dari Lapangan Kepodang.

Liputan6.com, Jakarta Serapan gas bumi Blok Murian akan meningkat hingga 5 MMSCFD oleh konsumen Jawa Tengah dan Jawa Timur, seiring dengan pemanfaatan pipa Kalimantan Jawa yang mengalirkan gas dari Lapangan Kepodang.

Direktur PT Kalimantan Jawa Gas (KJG) R. Mohamad Edwin mengatakan, gas dari Lapangan Kepodang Blok Muriah dialirkan ke konsumen oleh PT Bahtera Andalan Gas (BAND), hal tersebut merupakan kerja sama dalam pemanfaatan gas bumi.

"Kami berharap, kerja sama ini dapat direalisasikan dalam waktu dekat. Kami juga sangat mendukung rencana BAND untuk mendapatkan alokasi dari Lapangan Kepodang," kata Edwin, di Jakarta, Kamis (8/10/2023).

Melalui kerja sama ini, KJG akan bertindak sebagai transporter dan PT BAND sebagai perusahaan yang bergerak dibidang industri dan niaga gas bumi salah satunya CNG akan memanfaatkan pipa KJG untuk mendukung kegiatan usahanya di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan volume pemakaian gas direncanakan sebesar 3 - 5 MMSCFD.

"Pipa KJG berada di posisi yang strategis, sehingga kami berharap dapat dimanfaatkan tidak hanya untuk kebutuhan listrik, namun juga pengguna lainnya di sekitar Jawa Tengah," ungkap Edwin.

Menurut Edwin, KJG memastikan penyediaan pipa pengangkutan gas bumi yang akan dimanfaatkan oleh BAND sepanjang ±200 KM dari Lapangan Kepodang, Wilayah Kerja Muriah.

“Kami selalu menjaga performa pipa dan infrastruktur pendukung untuk penyaluran gas dari Wilayah Kerja Muriah. KJG sebagai transporter gas, menyalurkan gas dari sumur gas Kepodang milik Saka Energi Muriah ke ORF KJG Tambak Lorok. Kemudian diutilisasi untuk memenuhi kebutuhan gas ke Indonesia Power Semarang PGU sebesar 10 – 25 BBTUD. Kami ingin distribusi gas lebih luas lagi, sehingga kami juga siap berpartner dengan berbagai pihak dalam realisasinya,” ujar Edwin.

BAND tengah mengajukan permohonan alokasi gas bumi kepada Kementerian ESDM dan melakukan proses pengajuan sebagai pembeli gas kepada Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), SKK Migas, dan pihak-pihak lainnya di Lapangan Kepodang untuk pelaksanaan proyek.

Direktur BAND Pamiarto Saptosadewo mengungkapkan dengan adanya kerja sama tersebut, maka dapat memperluas penyaluran gas untuk memenuhi pengguna gas baru dan meningkatnya permintaan pengguna lama

"Maka kedepannya, kerja sama ini dapat ditingkatkan menjadi gas transportation agreement," tutup Pamiarto.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

ExxonMobil Kejar Produksi Minyak 42 Juta Barel dari Blok Cepu

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas bumi (SKK Migas) bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) ExxonMobil Cepu Ltd terus menjaga kinerja produksi blok Banyu Urip yang hingga Juni 2023.

Upaya ini dilakukan untuk menjadikan blok Banyu Urip sebagai salah satu kontributor terbesar produksi minyak secara nasional.

Dalam mewujudkannya, PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) dan perusahaan ExxonMobil Cepu Ltd menandatangani kesepakatan kerja sama dalam mendukung produksi lapangan di pengeboran Banyu Urip.

Penandatanganan itu menyepakati pengadaan Rig pengeboran Banyu Urip Infill Clastic, yang dilakukan secara langsung oleh Direktur Pertamina Drilling, Rio Dasmanto dan Senior Vice President Production ExxonMobil Indonesia, Muhammad Nurdin.

Produksi Minyak KKKS Exxon

MobilSebagai informasi, Produksi minyak KKKS ExxonMobil Cepu Ltd saat ini sekitar 164 ribu barel minyak per hari (BOPD) atau sebesar 114 persen dari target APBN 2023.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto pun turut menyaksikan penandatanganan tersebut. Hadir juga Deputi Dukungan Bisnis Rudi Satwiko, Deputi Eksploitasi Wahju Wibowo, dan Presiden ExxonMobil Indonesia Carole Gall.

“Penandatanganan kontrak pengadaan rig untuk pengeboran Banyu Urip Infill Clastic yang kita saksikan hari ini adalah representasi dari kesuksesan kolaborasi antara EMCL, PHE dan PDSI untuk mempercepat pendapatan rig sehingga jadwal pemboran dapat dimajukan dari yang semula September 2024 menjadi Februari 2024," kata Dwi Soetjipto dalam pernyataannya, Kamis (10/8/2023).

 

3 dari 3 halaman

Insentif Pemerintah

Dwi menjelaskan bahwa, pemboran yang akan dilaksanakan ini merupakan eksekusi dari proyek yang mendapat insentif dari Pemerintah.

Pemboran ini diestimasikan akan memproduksikan cadangan lebih dari 42 juta barel serta membuktikan cadangan reservoir clastics.

"Saya menyampaikan apresiasi tinggi kepada Kontraktor Kontrak Kerja Sama Wilayah Kerja Cepu, terutama operator ExxonMobil Cepu Limited yang telah bekerja keras sehingga kesepakatan hari ini dapat ditandatangani", tutur Dwi.

Dia juga berharap, performa kerja yang baik dapat terus dilanjutkan saat eksekusi pengeboran Banyu Urip Infill Clastic direalisasikan. Hal itu karena merupakan pekerjaan yang sangat strategis sebagai salah satu program kerja untuk menahan decline rate produksi di Banyu Urip.

Seperti diketahui, Lapangan Banyu Urip merupakan salah satu kontributor terbesar produksi minyak nasional saat ini. "Untuk itu, eksekusi program pengeboran ini diharapkan dapat dilakukan secara tepat waktu dan efisien, karena dinamika dari Banyu Urip sangat mempengaruhi produksi nasional," jelasnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.