Sukses

Harga Minyak Dunia Berhenti Melemah Usai Bank Sentral Eropa Perlambat Laju Kenaikan Suku Bunga

Harga minyak dunia jatuh pada minggu ini setelah kekhawatiran tentang ekonomi AS dan tanda-tanda pertumbuhan manufaktur yang lemah di importir minyak terbesar dunia China.

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak dunia hampir tidak berubah pada penutupan perdagangan Kamis setelah Bank Sentral Eropa memutuskan untuk memperlambat laju kenaikan suku bunga.

Harga minyak dunia sudah turun lebih dari 9 persen dalam sepekan ini di tengah kekhawatiran penurunan permintaan di negara-negara konsumen utama.

Mengutip CNBC, Jumat (5/5/2023), harga minyak Brent berjangka ditutup naik 17 sen atau 0,24 persen menjadi USD 72,50 per barel. Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 4 sen atau 0,06 persen menjadi USD 68,56 perbarel.

Harga minyak WTI pada awal perdagangan Kamis turun ke sesi terendah di USD 63,64 per barel, harga terendah sejak Desember 2021.

Harga minyak jatuh pada minggu ini setelah kekhawatiran tentang ekonomi AS dan tanda-tanda pertumbuhan manufaktur yang lemah di importir minyak terbesar dunia China. Harga minyak dunia merosot lebih jauh setelah Federal Reserve AS menaikkan suku bunga pada hari Rabu. Itu membatasi prospek pertumbuhan ekonomi jangka pendek.

Namun, sinyal Fed bahwa mereka mungkin menghentikan kenaikan suku bunga lebih lanjut setelah adanya kegagalan beberapa bank baru-baru ini memberikan sedikit napas segar. Selain itu, adanya kejelasan tentang perselisihan mengenai peningkatan plafon utang AS juga ikut membantu mendukung pasar.

Bank Sentral Eropa

Bank Sentral Eropa menaikkan suku bunga kebijakannya sebesar 25 basis poin, kenaikan terkecil sejak bank sentral ini mulai menaikkannya musim panas lalu.

Bank Sentral Eropa tetap membuka opsinya untuk pergerakan di masa depan untuk melawan inflasi zona euro yang sangat tinggi.

Seiring dengan gangguan investor atas pesan bank sentral, indeks saham Wall Street berada di bawah tekanan Kamis dari kekalahan lain di saham bank AS, yang terhuyung-huyung akibat runtuhnya bank regional besar ketiga selama akhir pekan.

"Kemampuan minyak untuk pulih hari ini meskipun pasar saham secara signifikan lebih rendah membuktikan beberapa dukungan harga independen," kata Presiden Ritterbusch and Associates Illinois, Jim Ritterbusch.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Keputusan OPEC+

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, memulai pengurangan produksi sukarela pada awal Mei.

Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan pada hari Kamis bahwa Rusia mematuhi janji sukarela untuk memangkas produksi minyak sebesar 500.000 barel per hari (bpd) dari Februari hingga akhir tahun.

“Apa yang kami lihat adalah kombinasi dari hambatan ekonomi dan skeptisisme bahwa pemotongan OPEC akan benar-benar terjadi,” kata John Kilduff, partner di Again Capital LLC di New York.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.