Sukses

Harga Minyak Naik 2 Persen, Imbas Pemulihan Ekonomi China

Harga minyak naik hampir 2 persen pada hari Selasa, menghapus kerugian sesi sebelumnya.

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak naik hampir 2 persen pada hari Selasa, menghapus kerugian sesi sebelumnya. Kenaikan ini karena harapan untuk pemulihan ekonomi yang kuat di China mengimbangi kekhawatiran tentang kenaikan suku bunga AS yang menyeret turun konsumsi di ekonomi terbesar dunia itu.

Dikutip dari CNBC, Rabu (1/3/2023), harga minyak mentah berjangka Brent untuk bulan April, yang berakhir pada hari Selasa, lebih tinggi sebesar USD 1,44, atau 1,8 persen, pada USD 83,89 per barel. Kontrak Mei yang lebih aktif naik USD 1,41, atau 1,7 persen, menjadi USD 83,45.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik USD 1,37, atau 1,8 persen, menjadi USD 77,05 per barel.

"Kami sampai pada titik di mana kami melihat beberapa short-covering karena ini adalah akhir bulan," kata analis Price Group Phil Flynn.

Untuk bulan Februari, Brent turun sekitar 0,7 persen, sementara WTI turun sekitar 2,5 persen.

Ekonomi China

Ekspektasi pemulihan permintaan di China mendukung kenaikan, dengan pasar menunggu data penting selama dua hari ke depan. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan aktivitas pabrik di ekonomi terbesar kedua dunia itu tumbuh pada Februari.

"Pemulihan ekonomi China akan mendorong permintaan komoditasnya lebih tinggi, dengan minyak berada di posisi yang paling diuntungkan," kata analis JPMorgan dalam catatan klien.

Ekspor minyak mentah Ural ke China dari pelabuhan Barat Rusia naik pada Februari dari bulan sebelumnya, karena biaya pengiriman yang lebih rendah dan permintaan yang meningkat, kata sumber Reuters.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Prediksi Harga Emas

Harga minyak diperkirakan akan naik di atas USD 90 per barel menjelang paruh kedua tahun 2023 karena permintaan China pulih dan produksi Rusia turun, jajak pendapat Reuters menunjukkan pada hari Selasa.

Demikian pula, analis minyak JPMorgan mempertahankan perkiraan harga rata-rata 2023 mereka pada Brent di $90 per barel.

Kenaikan dibatasi oleh ancaman lebih banyak kenaikan suku bunga AS setelah pesanan baru yang lebih kuat dari perkiraan untuk barang modal inti AS pada bulan Januari, dengan Gubernur Federal Reserve AS Philip Jefferson mengatakan inflasi untuk jasa tetap "sangat tinggi".

Suara mereka yang mengharapkan kenaikan suku bunga 0,5 persen oleh Fed bulan depan semakin keras, kata analis PVM Oil Tamas Varga.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak telah memompa 28,97 juta barel per hari (bpd) bulan ini, survei Reuters menemukan, naik 150.000 bpd dari Januari. Output masih turun lebih dari 700.000 bpd dari bulan September.

 

3 dari 3 halaman

Produksi Minyak AS

Sementara itu di AS, produksi minyak mentah turun pada Desember menjadi 12,10 juta barel per hari, terendah sejak Agustus 2022, menurut data Administrasi Informasi Energi (EIA).

Namun, stok minyak mentah AS telah meningkat dan diperkirakan akan membukukan kenaikan 10 minggu berturut-turut, dengan analis dalam jajak pendapat Reuters memperkirakan kenaikan hampir setengah juta barel minggu lalu.

Data industri mingguan dari American Petroleum Institute akan dirilis pada pukul 16:30. (2130 GMT), diikuti oleh laporan EIA pada hari Rabu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.