Sukses

Pemerintah Butuh Rp 3.700 triliun Tangani Perubahan Iklim, Duitnya dari Mana?

Pemerintah mencatat, kebutuhan mitigasi penanganan perubahan iklim di Indonesia mencapai Rp 3.700 triliun pada 2020 hingga 2030 mendatang.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah mencatat, kebutuhan mitigasi penanganan perubahan iklim di Indonesia mencapai Rp 3.700 triliun pada 2020 hingga 2030 mendatang. Rinciannya, angka pembiayaan ini setara Rp343 triliun per tahun.

"Kementerian Keuangan telah mengestimasi biaya mitigasi akumulatif Indonesia dari tahun 2020 sampai 2030 tidak akan kurang dari Rp 3.700 triliun atau sebesar Rp343 triliun per tahun," ujar Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM, Indra Darmawan dalam acara Indonesia Banking and Finance Summit 2023 di Hotel Kempinski, Jakarta, Senin (27/2/2023).

Meski demikian, kemampuan pembiayaan pemerintah kurang dari 20 persen per tahun. Sehingga masih terdapat defisit Rp241 triliun per tahun.

"Jadi, ada defisit sekitar Rp 241 triliun (per tahun)," ucapnya.

Oleh karena itu, pemerintah berharap dukungan dari sektor swasta untuk mengatasi persoalan penanganan perubahan iklim di Indonesia. Antara lain dengan menyalurkan pembiayaan terhadap proyek-proyek investasi ramah lingkungan (hijau).

"Di sini mungkin kita bisa dituntut untuk bisa lebih inovatif, lebih agresif lagi untuk bisa berkontribusi di pembiayaan. Sektor perbankan memiliki peran penting investasi hijau, untuk mengembangkan produk dan layanan pembiayaan hijau di Indonesia. Beberapa produk pembiayaan hijau yang sudahada antara lain kredit investasi green, green bond, green insurance, dan lainnya," tukasnya.

Perubahan Iklim jadi Tantangan Baru Setelah Covid-19

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan perubahan iklim menjadi tantangan nyata selain pandemi Covid-19 yang dihadapi seluruh dunia. Laporan terbaru dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyebutkan manusia dan kehidupannya sangat berpengaruh pada tantangan pengendalian perubahan iklim tersebut.

"Kita semua memahami bahwa climate change tantangan yang akan memberikan implikasi yang luar biasa besar bagi manusia dan kemanusiaan. Apabila Bumi meningkat suhunya diatas 1,5 derajat Celcius, implikasinya akan sangat luar biasa," kata Sri Mulyani dalam Conference Green on Green: Embarking New Trend of Environmental Economics, Sabtu (21/08).Upaya untuk menghindari konsekuensi yang katastropik tersebut dilakukan oleh seluruh negara-negara di dunia. Termasuk Indonesia, yang salah satunya melalui penandatanganan Paris Agreement.

Indonesia telah menandatangani Paris Agreement dengan tekad untuk menurunkan kontribusi CO2 dengan upaya sendiri sebesar 29 persen. Apabila mendapatkan dukungan internasional, Indonesia akan berupaya menurunkan emisi CO2 sebesar 41 persen.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Indonesia Masuk Daftar Negara Paling Rentan Perubahan Iklim

Indonesia masuk daftar 5 besar negara paling rentan perubahan iklim, dengan China dan Amerika Serikat di peringkat pertama dan kedua. Daftar itu diterbitkan oleh Cross Dependency Initiative (XDI).

Melansir CNBC International, Kamis (23/2/2023) XDI melakukan analisis risiko iklim fisik, menganalisis lebih dari 2.600 wilayah di seluruh dunia untuk memproyeksikan seberapa besar kerusakan ekonomi yang akan terjadi akibat bencana terkait iklim pada tahun 2050, termasuk Indonesia.

XDI sebagian besar memproyeksikan kerusakan terkait iklim dari banjir yang dikombinasikan dengan genangan pesisir, kata laporan XDI, tetapi risiko lain termasuk cuaca panas ekstrem, kebakaran hutan, pergerakan tanah terkait kekeringan, angin ekstrem, dan pencairan es.

Analisis XDI didasarkan pada kenaikan suhu 3 derajat Celcius, atau 5,4 derajat Fahrenheit, pada tahun 2100, sebuah skenario dari Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim PBB.

Dua dari pusat ekonomi sub-nasional terbesar China, yaitu Jiangsu dan Shandong, menempati peringkat teratas global untuk wilayah yang paling rentan dengan perubahan iklim, menurut data XDI.

Amerika Serikat menempati peringkat kedua untuk wilayah paling berisiko terhadap perubahan iklim, dengan Florida berada di peringkat kesepuluh dalam daftar XDI, California di urutan 19, dan Texas di peringat 20.

 

3 dari 3 halaman

Daftar 20 Negara

Berikut adalah daftar 20 negara yang paling rentan pada perubahan iklim, menurut Cross Dependency Initiative (XDI) : 

  1. China
  2. Amerika Serikat
  3. IndiaIndonesia
  4. Jepang
  5. Vietnam
  6. Brazil
  7. Rusia
  8. Mesir
  9. Pakistan
  10. Thailand
  11. Meksiko
  12. Argentina
  13. Korea Selatan
  14. Malaysia
  15. Jerman
  16. Nigeria
  17. Italia
  18. Uzbekistan
  19. Filipina

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.