Sukses

Gencarkan Program Food Estate Kalimantan Tengah, Kementan Yakin Indeks Pertanaman Tercapai

Dalam proses menjalankan Program Food Estate, pemerintah pusat hingga kabupaten melakukan perbaikan demi menyukseskan program nasional tersebut.

Liputan6.com, Jakarta Untuk mendukung ketahanan pangan nasional, Pemerintah memiliki program unggulan yang disebut Food Estate. Program tersebut terus dijalankan, untuk mencegah ancaman krisis pangan di masa mendatang. 

Dalam proses menjalankan Program Food Estate, pemerintah pusat hingga kabupaten melakukan perbaikan demi menyukseskan program nasional tersebut. Demikian dijelaskan Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Provinsi Kalimantan Tengah, Sunarti. 

Sunarti menjelaskan, saat ini pihaknya sedang menyiapkan hilirisasi dengan melakukan pengembangan Mesin rice to rice di kawasan Food Estate, Kalimantan Tengah. Hilirisasi tersebut dilakukan mulai tahun ini. 

"Pabrik tersebut diharapkan dapat menampung hasil tanam dari para petani demi menjaga ketersediaan gabah di Kalimantan Tengah,"  kata Sunarti, Senin (30/1).

Selain itu, Sunarti juga mengungkapkan, Kementan juga sedang melakukan upaya untuk pemenuhan benih yang bermutu, agar dapat menunjang kebutuhan akan benih dalam jumlah yang banyak pada program jangka panjang seperti Food Estate. Dengan begitu, ke depannya kebutuhan benih bisa tercukupi di daerah tersebut. 

Ya, pertumbuhan indeks pertanaman serta peningkatan ekonomi bagi petani menjadi salah satu faktor keberhasilan Food Estate. Sunarti menilai dampak positif ini dapat dengan mudah terealisasi. 

"Alhamdulillah, bisa dilihat dari kesejahteraan petani yang mulai terlihat. Infrastruktur jembatan dan jalan pun bisa lebih baik akibat program ini," ujar Sunarti.

Untuk saat ini, kata Sunarti, Food estate terdapat dua program penting di dalamnya, yaitu intensifikasi dan ekstensifikasi lahan pertanian. Lebih lanjut Sunarti menyampaikan target intensifikasi yang tercapai dengan baik. 

Peningkatkan itu ditandai dengan masifnya upaya  pemerintah untuk optimalisasi potensi lahan petani yang sudah ada. Disisi lain yaitu upaya ekstensifikasi atau membuka lahan baru sudah barang tentu memerlukan waktu yang tidak sedikit.

"Contohnya saat ini terdapat para pemilik lahan yang masih belum ingin lahannya dikelola. Faktor lain seperti kondisi alam juga berikan peranan penting. Lahan rawa itu butuh proses yang sangat panjang untuk akhirnya dapat menjadi lahan yang produktif," kata Sunarti. 

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.