Sukses

Rupiah Ditutup Loyo Dipicu Kecemasan Resesi 2023

Kurs rupiah ditutup melemah 6 poin atau 0,04 persen ke posisi 15.603 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 15.597 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah pada Selasa sore dipicu kekhawatiran terjadinya resesi ekonomi global pada tahun depan.

Kurs rupiah ditutup melemah 6 poin atau 0,04 persen ke posisi 15.603 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 15.597 per dolar AS.

"Kekhawatiran atas kenaikan suku bunga dan potensi resesi pada tahun 2023 membuat investor beralih ke dolar dan imbal hasil obligasi AS," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dikutip dari Antara, Selasa (20/12/2022).

Dolar AS diperdagangkan stabil terhadap mata uang minggu ini setelah pulih tajam dari level terendah lima bulan yang dicapai sebelumnya. Sementara tingkat imbal hasil obligasi AS 10 tahun menguat.

Sejumlah pejabat bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed) pekan lalu, memberikan komentar hawkish dan menggembar-gemborkan kenaikan suku bunga yang berkelanjutan pada tahun mendatang.

Investor sekarang juga khawatir atas potensi resesi pada 2023, terutama didorong oleh inflasi tinggi dan kenaikan suku bunga.

Fokus pasar pada perlambatan pertumbuhan ekonomi juga diperkirakan akan menentukan dua minggu perdagangan terakhir tahun 2022 di tengah kelangkaan isyarat lainnya.

Selain itu, volume perdagangan juga diperkirakan akan berkurang oleh serangkaian hari libur pasar.

Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp15.586 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran 15.575 per dolar AS hingga 15.640 per dolar AS.

Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa menguat ke posisi 15.608 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya 15.621 per dolar AS.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Rupiah Bergerak Stabil di Tengah Gejolak Pasar

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Selasa diperkirakan bergerak stabil. Gerak nilai tukar rupiah mampu bertahan di tengah pasar global yang kurang kondusif.

Pada Selasa (21/12/2022), rupiah melemah 10 poin atau 0,06 persen ke posisi 15.607 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 15.597 per dolar AS.

"Kami memprediksi rupiah akan bergerak stabil di rentang Rp15.550-Rp15.650 per dolar AS hari ini," kata Macro Equity Strategist Samuel Sekuritas Lionel Priyadi dikutip dari Antara.

Kondisi di pasar global masih belum kondusif. Kekhawatiran terhadap resesi ekonomi di Amerika Serikat tahun depan menyebabkan aksi jual di pasar saham, komoditas, maupun obligasi global semalam.

Imbal hasil (yield) obligasi AS tenor 10 tahun naik 10 basis poin (bps) menjadi 3,58 persen. Hal serupa juga terjadi di Eropa di mana yield obligasi 10 tahun kembali naik 5 bps menjadi 2,2 persen.

Aksi jual yang lebih besar terjadi di pasar obligasi negara berkembang. Indeks EMBI dalam denominasi mata uang lokal maupun dalam dolar AS tercatat turun masing-masing 0,5 persen.

Di tengah sentimen negatif global, harga minyak dunia tercatat naik sebesar 1 persen untuk minyak mentah Brent menjadi 79,8 dolar AS per barel dan 1,2 persen untuk minyak mentah WTI menjadi 75,2 dolar AS per barel.

Kenaikan harga minyak tersebut dipicu oleh optimisme investor terhadap prospek relaksasi kebijakan penguncian atau lockdown di Tiongkok.

Sementara itu, Bank Pembangunan Asia (ADB) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 menjadi 4,8 persen dari sebelumnya 5 persen.

Pemangkasan itu didasarkan pada pengetatan kebijakan moneter dalam bentuk kenaikan suku bunga yang masih akan terus berlanjut pada awal tahun depan serta kebijakan fiskal untuk mencapai target defisit fiskal 2023 yang kurang dari minus 3 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

3 dari 3 halaman

Tegas! Rupiah Digital Tak Akan Gantikan Uang Fisik

Belakangan topik kehadiran rupiah digital hangat menjadi perbincangan. Ini setelah Bank Indonesia (BI) menerbitkan lembar putih (White Paper) desain Rupiah Digital dalam Pertemuan Tahunan BI pada 30 November lalu.

Ternyata banyak publik yang masih bertanya apakah penerbitan Rupiah Digital di masa depan akan menggantikan uang fisik (kartal)?

Melalui Postingan resmi akun instagram Bank Indonesia bahwa uang fisik tidak akan digantikan uang digital, Pada Senin (12/12/2022).

Uang Digital prinsipnya adalah uang dengan pembayaran seperti biasanya. Hanya saja perbedaanya bentuknya seperti uang digital. 

3 jenis bentuk uang dan apa yang membedakan?

Bank Indonesia mengeluarkan 3 jenis bentuk uang dalam pembayaran yang sah yaitu : Uang Fisik (Kartal), Uang berbasis Rekening, Uang berbasis digital.

Dalam keterangan melalui akun instagram Bank Indonesia ada 3 jenis bentuk uang yang dikeluarkan tersebut. 

Sebagai bukti pembayaran yang sah ketiganya punya fungsi yang sama yaitu bisa digunakan untuk alat tukar (Medium of Change), satuan hitung (Unit of Account), dan alat penyimpanan nilai (Store of Value).

Dalam penggunaan uang berbasis digital ini Bank Indonesia memudahkan penggunaan transaksi melalui dunia metaverse. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.