Sukses

Harga Minyak Hari Ini Jatuh Imbas Konsumsi BBM China Turun

Harga minyak mentah Brent berjangka turun USD 1,37 atau 1,61 persen, diperdagangkan pada level USD 83,97 per barel.

 

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak hari ini jatuh pada saat likuiditas pasar menipis. Hal minyak menutup minggu yang ditandai oleh kekhawatiran akan permintaan BBM di China.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (26/11/2022), harga minyak mentah Brent berjangka turun USD 1,37 atau 1,61 persen, diperdagangkan pada level USD 83,97 per barel.

Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun USD 1,32, atau 1,7 persen menjadi USD 76,62 per barel.

Kedua harga patokan minyak dunia menuju penurunan mingguan ketiga berturut-turut setelah mencapai posisi terendah dalam 10 bulan di minggu ini. Sementara harga minyak Brent turun 3,8 persen sepanjang pekan ini, sementara WTI turun 3,9 persen.

China, importir minyak utama dunia, pada hari Jumat melaporkan rekor harian baru untuk infeksi COVID-19, karena kota-kota di seluruh negeri terus memberlakukan langkah-langkah mobilitas dan pembatasan lain untuk mengendalikan wabah.

Ini mulai memukul permintaan BBM, dengan volume lalu lintas kendaraan yang cenderung turun dan permintaan minyak tersirat sekitar 1 juta barel per hari lebih rendah dari rata-rata.

Sementara itu, para diplomat G7 dan Uni Eropa telah membahas batas harga minyak Rusia antara USD 65 dan USD 70 per barel, tetapi kesepakatan masih belum tercapai. 

Diplomat Uni Eropa mengatakan, pertemuan perwakilan pemerintah Uni Eropa, yang dijadwalkan pada Jumat malam untuk membahas proposal tersebut, dibatalkan.

Tujuannya adalah untuk membatasi pendapatan guna mendanai serangan militer Moskow di Ukraina tanpa mengganggu pasar minyak global, tetapi tingkat yang diusulkan secara luas sejalan dengan apa yang sudah dibayar oleh pembeli Asia.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Beralih dari Dolar, Ghana Berencana Beli Minyak Pakai Emas

Sebeluumnya, pemerintah Ghana sedang memproses kebijakan baru untuk membeli produk minyak dunia dengan emas alih-alih dolar AS.

Rencana transaksi pembelian minyak itu diungkapkan langsung oleh Wakil Presiden Ghana, Mahamudu Bawumia meelalui platform Facebook.

Dilansir dari AlJazeera, Jumat (25/11/2022) langkah tersebut dimaksudkan untuk mengatasi berkurangnya cadangan mata uang asing ditambah dengan permintaan dolar oleh importir minyak, yang melemahkan mata uang cedi dan menaikan biaya hidup.

Bawumia mengatakan, jika kebijakan itu diterapkan sesuai rencana pada kuartal pertama tahun 2023, maka "secara fundamental akan mengubah neraca pembayaran kita dan secara signifikan mengurangi depresiasi mata uang yang terus-menerus terjadi".

Penggunaan emas akan mencegah nilai tukar berdampak langsung pada harga bahan bakar atau utilitas karena penjual domestik tidak lagi membutuhkan devisa untuk mengimpor produk minyak, jelasnya.

"Barter emas untuk minyak merupakan perubahan struktural besar," tambah Bawumia.

Pengumuman Bawumia diposting ketika Menteri Keuangan Ghana Ken Ofori-Atta mengumumkan langkah-langkah untuk memotong pengeluaran dan meningkatkan pendapatan dalam upaya mengatasi krisis utang yang meningkat.

Ghana memproduksi minyak mentah, tetapi bergantung pada impor untuk produk minyak sulingan sejak kilang satu-satunya ditutup setelah ledakan pada tahun 2017.

Dalam presentasi anggaran 2023 kepada parlemen pada Kamis (24/11), Ofori-Atta memperingatkan bahwa negara Afrika Barat itu berisiko tinggi mengalami krisis utang dan bahwa depresiasi cedi secara serius mempengaruhi kemampuan Ghana untuk mengelola utang publiknya.

Pemerintah Ghana kini sedang merundingkan paket bantuan dengan Dana Moneter Internasional (IMF) karena negara penghasil kakao, emas dan minyak itu menghadapi krisis ekonomi terburuk dalam satu generasi.

3 dari 3 halaman

Harga Minyak Dunia Teredam Usulan Pembatasan Harga Negara G7

Harga minyak mentah di pasar internasional bergerak bervariasi. Harga minyak dunia patokan Brent turun tipis sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) tetap stabil, mendekati posisi terendah dua bulan.

Harga minyak dunia dipengaruhi usulan tingkat batas harga dari G7 terhadap minyak Rusia menimbulkan keraguan tentang seberapa banyak itu akan membatasi pasokan.

Peningkatan yang lebih besar dari perkiraan dalam persediaan bensin AS dan meluasnya kontrol COVID-19 di China juga menambah tekanan pada harga minyak mentah.

Melansir laman investing, Jumat (25/11/2022), harga minyak mentah berjangka Brent turun 29 sen, atau 0,3 persen menjadi USD 85,12 per barel. Sementara minyak mentah berjangka WTI AS naik 2 sen, menjadi USD 77,96.

Kedua tolok ukur harga minyak tersebut anjlok lebih dari 3 persen pada hari Rabu di tengah berita bahwa batas harga yang direncanakan pada minyak Rusia bisa berada di atas level pasar saat ini.

Pemerintah Uni Eropa tetap terpecah mengenai tingkatan yang membatasi harga minyak Rusia untuk mengekang kemampuan Moskow membayar perangnya di Ukraina, tanpa menyebabkan kejutan pasokan minyak global.

Hal ini diprediksi akan menjadi bahasan jika para negara tersebut bertemu. Kelompok negara-negara G7 mengusulkan batas atas minyak lintas laut Rusia pada posisi USD 65- USD 70 per barel, kata seorang pejabat Eropa, meskipun pemerintah Uni Eropa belum menyepakati harga. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.