Sukses

KUR Bank Mandiri Sentuh Rp 34,38 Triliun

Penyaluran KUR Bank Mandiri ke sektor produktif terus meningkat dari tahun ke tahun. Antara lain ke sektor pertanian, perikanan, jasa produksi dan industri pengolahan.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Mandiri Tbk telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp 34,38 triliun hingga Oktober 2022. Jika dihitung, penyaluran KUR ini sudah capai 85,96 persen dari target 2022 yang sebesar Rp 40 triliun.

"Sejalan dengan aspirasi Pemerintah dalam mendukung UMKM, penyaluran KUR juga menjadi wujud komitmen Bank Mandiri untuk meningkatkan dan memperluas akses pembiayaan kepada usaha produktif," kata SEVP Micro & Consumer Finance Bank Mandiri Josephus K. Triprakoso dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (17/11/2022).

Penyaluran KUR Bank Mandiri masih didominasi oleh sektor produksi yang mencapai Rp 20,53 triliun atau 59,71 persen dari total realisasi KUR di akhir Oktober 2022.

"Penyaluran KUR Bank Mandiri ke sektor produktif terus meningkat dari tahun ke tahun. Antara lain ke sektor pertanian, perikanan, jasa produksi dan industri pengolahan," imbuh Josephus.

Bila dirinci berdasarkan sektornya, realisasi penyaluran KUR tersebut terserap antara lain ke sektor pertanian sebesar 29,34 persen, sektor jasa produksi 20,14 persen, sektor industri pengolahan 8,22 persen, dan sektor perikanan 1,99 persen.

"KUR Bank Mandiri difokuskan pada sektor produktif unggulan di masing-masing wilayah, baik pertanian, perikanan, industri pengolahan, maupun jasa-jasa produksi yang didukung sinergi dari seluruh segmen bisnis, kordinasi yang kuat di seluruh jaringan, serta kerjasama strategis dengan perusahaan finansial maupun e-commerce," paparnya.

Bank Mandiri pun optimis dapat memenuhi target penyaluran KUR yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Rumah BUMN

Di samping itu, Bank Mandiri lanjut Josephus juga terus melakukan upaya untuk mengembangkan segmen UMKM untuk memiliki daya saing tinggi.

Salah satunya melalui inisiatif pengembangan Rumah BUMN sebagai wadah pelatihan dan pembinaan yang menjadi bagian program tanggung jawab sosial perusahaan (TJSL) Melalui Rumah BUMN, Bank Mandiri secara aktif memberikan pelatihan serta pembinaan bagi pelaku UMKM.

Salah satunya dengan memanfaatkan ekosistem digital seperti e-commerce dan sosial media untuk memperluas pasar UMKM lokal.

Hasilnya, sejak dijalankan pada 2017 lalu, Bank Mandiri telah mendirikan 22 Rumah BUMN (RB) yang tersebar di seluruh Indonesia. Dari jumlah itu, total UMKM yang tergabung dalam RB Bank Mandiri sudah lebih dari 13.600 UMKM dengan jumlah tenaga kerja mencapai 42 ribu.

"Secara sektoral, bsinis UMKM terus menunjukan pertumbuhan. Kondisi ini diperkirakan akan terus berlanjut seiring dengan meningkatnya daya beli masyarakat serta dukungan Pemerindah dan regulator dalam menopang pertumbuhan UMKM," tutup Josephus.

3 dari 4 halaman

Bank Mandiri Prediksi Penyaluran Kredit Melambat pada 2023

Sebelumnya, PT Bank Mandiri Tbk (Persero) (BMRI) mengungkapkan penyaluran kredit tahun depan diperkirakan melambat. Hal itu tercermin dari risiko stagflasi perekonomian global cukup memberikan tantangan bagi perekonomian secara nasional.

"Dapat kami sampaikan bahwa kita melihat memang risiko stagflasi perekonomian global cukup memberikan tantangan bagi perekonomian secara nasional,” kata Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi dalam konferensi pers, Rabu (26/10/2022).

Di tengah kondisi tersebut, bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) meningkatkan suku bunga acuannya. Bahkan, Bank Indonesia juga mengikuti langkah the Fed tersebut.

“Kita pahami dengan era suku bunga rendah yang sudah bergeser ke pada meningkatnya suku bunga acuan yang tidak hanya di fed fund rate tapi juga sudah diikuti oleh Bank Indonesia sehingga kita akan melihat likuiditas pasar pasti akan terpengaruh lebih menurun,” kata Darmawan.

Kondisi tersebut juga bisa memberikan dampak bagi industri perbankan domestik yang mungkin akan memberi dampak juga terhadap eksposur pinjaman dan juga beberapa transaksi yang mungkin tidak setinggi pada tahun ini.

"Kami memang melihat beberapa tantangan untuk perbankan ke depan, antara lain risiko spillover dampak memburuknya kinerja perbankan global terhadap industri perbankan domestik yang mungkin akan juga memberi dampak terhadap exposure pinjaman dan juga beberapa transaksi yang mungkin akan tidak setinggi di tahun-tahun ini,” ujar dia.

 

4 dari 4 halaman

Normalisasi Kebijakan

Selain itu, akan terdampak juga adanya normalisasi kebijakan moneter dan fiskal di industri keuangan secara domestik. Risiko volatilitas ini juga relatif tergantung posisinya.

“Sehingga kita melihat risiko ini juga mungkin terjadi dari pengaruh stagflasi. Artinya memang volatilitas nilai tukar akibat adanya capital outflow dari pasar keuangan ini juga akan mempengaruhi kualitas dari cash flow nasabah-nasabah ke depan,” kata Darmawan.

Darmawan menambahkan, pihaknya tetap optimistis untuk dapat melanjutkan kinerja yang baik pada 2023.

"Kami memang memiliki pendekatan untuk lebih menggarap ekosistem nasabah-nasabah wholesale, terutama di sektor-sektor yang resilient dan risiko yang terukur,” pungkasnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.