Sukses

MIND ID Punya Tugas Pangkas Emisi Gas Rumah 28 Persen hingga 2030

Holding BUMN Industri Pertambangan atau MIND ID punya target mengurangi emisi karbon di tiap anggota perusahaan sebesar 28 persen di 2030.

Liputan6.com, Jakarta Holding BUMN Industri Pertambangan atau MIND ID punya target mengurangi emisi karbon di tiap anggota perusahaan sebesar 28 persen di 2030. Sejumlah upaya dilakukan guna mengejar target tersebut.

Direktur Hubungan Kelembagaan MIND ID Dany Amrul Ichdan mengungkap upaya mengurangan emisi karbon atau dekarbonisasi telah dilakukan sejak 2020. Ini juga sejalan dengan tema State Owned Enterprise (SOE) International Conference yang tengah digelar di Nusa Dua, Bali.

Menurutnya, Grup MIND ID telah mengimplementasikan program–program carbon reduction dan carbon offset yang dapat mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (EGK) sejumlah lebih dari 400 ribu ton C02e atau sebesar 28 persen dari target pengurangan emisi pada tahun 2030.

"Setiap Anggota memiliki target terhadap pengurangan carbon, sehingga target Net Zero Emission (NZE) di 2060 serta pengurangan carbon sebanyak 28 persen di 2030 dapat tercapai," kata dia dalam keterangannya, Selasa (18/10/2022).

Dany memandang langkah nyata program Dekarbonisasi ini tidak bisa dianggap sebagai sesuatu yang membebani Perusahaan, sekalipun dalam praktiknya berdampak pada meningkatnya pembiayaan. Namun ini sebagai bentuk tanggung jawab dalam menjaga keberlanjutan.

“Perlu adanya penyesuaian Teknologi demi terciptanya carbon reduction. Selain itu, Grup MIND ID juga memiliki program unggulan berupa reklamasi dan reforestasi pasca tambang. Serta memastikan setiap praktik operasional pertambangan yang sesuai dengan prinsip Good Mining Practice,” paparnya.

Dany menuturkan, dalam konteks membangun Ekosistem EV, Grup MIND ID mendukung penuh dan berperan aktif dalam mewujudkannya. Hal ini terwujud dari inisiasi MIND ID yang telah menandatangani Nota Kesepahaman bersama dengan Arrival Ltd yang menujuk PT Indonesia Battery Company (IBC) untuk join studi pengembangan microfactory EV di Asia Pasific.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dekarbonisasi

Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury menyinggung pentingnya Ketahanan dan Kemandirian Energi di Indonesia. Kementerian BUMN telah menyiapkan strategi jangka pendek dan jangka menengah untuk melihat trend industri yang terus berkembang.

“Kementerian BUMN telah menyiapakan setidaknya lima inisiatif demi menjaga ketahanan energi, yaitu dengan Membangun Energi Baru dan Terbarukan, Energi Transisi, Membangun Ekosistem EV di Indonesia, Carbon Offset, dan Membangun Industri yang lebih hijau," ujar Pahala.

Kebijakan dan strategi ini sejalan dengan jalur keberlanjutkan yang telah dirumuskan oleh Grup MIND ID. MIND ID Bersama dengan anggotanya PT Antam Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Inalum (Persero), PT Timah Tbk terus berkomitmen untuk mempercepat dan mendukung Transisi Energi segera terwujud.

 

3 dari 4 halaman

Kembangkan Kapasitas EBT

Pahala membeberkan 5 inisiatif Keementerian BUMN yang disebutnya itu. Salah satunya adalah dengan mengembangkan kapasitas energi baru terbarukan (EBT). Ini tak hanya bergantung pada energi listrik, tapi juga bio massa, bio fuel, dan panas bumi atau geothermal.

"Ini adalah tiga dari energi terbarukan yang menurut kami dibutuhkan Indonesia untuk benar-benar membangun keunggulan kompetitif kami," paparnya.

Kemudian soal besaran luas lahan hutan sebagai salah satu upaya menekan emisi karbon. Dimana Indonesia memiliki sekitar 172 juta hektar hutan.

 

4 dari 4 halaman

Peluang bagi Indonesia

Menurutnya, ini bisa menjadi salah satu peluang bagi Indonesia turut berperan besar dalam menekan emisi karbon di tingkat global. "Jadi kita perlu benar-benar membangun ini untuk mengembangkan kredit offset karbon di masa depan," tuturnya.

Selanjutnya, Pahala menilai kalau BUMN juga ijut berperan dalam mengembangkan klaster industri hijau dan molekul hijau seperti hidrogen hijau atau hidrogen biru. Mengingat Indonesia memiliki kekayaan gas yang menurutnya masih perlu dikembangkan kedepannya.

"Dan kita perlu benar-benar memanfaatkan molekul hijau atau biru ini di masa depan," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.