Sukses

Puan Maharani Bicara soal Ancaman Krisis Global, Apa Katanya?

Ketua DPR-RI, Puan Maharani mengatakan kondisi ekonomi global saat ini berpotensi membuat ekonomi negara-negara dunia terancam.

Liputan6.com, Jakarta Ketua DPR-RI, Puan Maharani mengatakan kondisi ekonomi global saat ini berpotensi membuat ekonomi negara-negara dunia terancam. Mengingat adanya lonjakan inflasi, respon kebijakan moneter, perlambatan ekonomi, konflik geopolitik, serta meluasnya stagflasi.

"Kita menyadari bersama, bahwa kondisi ekonomi global saat ini, menempatkan setiap negara berada dalam kerentanan yang tinggi. Kondisi ini diperkirakan masih akan berlanjut pada tahun 2023," kata Puan dalam dalam pembukaan The 8th G20 Parliamentary Speaker's Summit (P20) di Gedung DPR-MPR, Jakarta, Kamis (6/10/2022).

Dalam menghadapi gejolak dan tantangan global ke depan, Puan menyebut tidak ada satu negara yang mampu menghadapinya sendirian. Setiap negara membutuhkan kerja sama dengan negara lainnya.

"Tidak ada satu negara yang mampu menghadapinya sendirian," katanya.

Masalah lokal dapat dengan mudah berkembang menjadi krisis global. Krisis global dapat berdampak pada kehidupan sehari-hari rakyat di berbagai negara.

"Oleh karena itu, setiap negara harus selalu memperhitungkan kemungkinan terjadinya krisis global dalam setiap pembuatan kebijakan di dalam negeri," katanya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Gotong Royong

Puan mengatakan melalui kerja bersama, kolaborasi, dan gotong royong antar negara, diharapkan dapat meningkatkan daya respon setiap negara untuk menanggulangi permasalahan global.

Sehingga dalam Sidang Forum P20 perlu dibentuk komitmen yang kuat, mengingat masyarakat di seluruh negara memiliki harapan besar agar P20 berkontribusi dalam menyelesaikan berbagai gejolak dan tantangan global yang melanda dunia.

"Ini demi menyelamatkan nasib dunia yang ditentukan oleh keputusan-keputusan yang akan kita diambil," pungkasnya.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

3 dari 4 halaman

Hadapi Ancaman Resesi, Wapres Ingin Masyarakat Terus Belanja

Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin meminta seluruh pemerintah negara berkembang, termasuk Indonesia untuk bersiap menghadapi tren aliran modal keluar atau capital outflow dalam beberapa waktu ke depan.

Hal ini menyusul langkah agresif sejumlah bank sentral negara maju untuk menaikkan suku bunga acuan dalam menghadapi lonjakan inflasi global. Terutama Bank Sentral AS The Fed yang kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin. Hal ini memicu negara-negara di dunia dihadapkan pada resesi.

"Menghadapi situasi ini, negara-negara berkembang perlu mewaspadai pembalikan arus modal ke negara-negara maju," tekan Wapres Ma'ruf dalam acara Indonesia Sharia Economic Festival 2022 di JCC Senayan, Kamis (6/10/2022).

Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya mengoptimalkan seluruh modal dan kekuatan ekonomi nasional yang miliki untuk bertahan di situasi yang tidak menentu seperti sekarang. Antara lain dengan terus mendorong masyarakat untuk berbelanja, yang mana memperkuat konsumsi rumah tangga dan memperkuat bisnis UMKM domestik.

"Kekuatan domestik yang perlu kita jaga antara lain adalah konsumsi dalam negeri dan UMKM yang menjadi penyokong pertumbuhan ekonomi," ungkapnya.

 

4 dari 4 halaman

Peran Konsumsi Rumah Tangga

Wapres Ma'ruf mencatat, pada triwulan II tahun ini, 51,47 persen PDB berasal dari konsumsi rumah tangga. Untuk itu, pemerintah terus menjaga level daya beli dan konsumsi masyarakat melalui bantuan sosial dan bantuan langsung tunai yang menyasar rumah tangga maupun UMKM.

Pemerintah juga terus menggaungkan gerakan nasional Bangga Buatan Indonesia. Produk-produk buatan dalam negeri, tidak terkecuali produk UMKM, tidak kalah mutunya. Produk fesyen hijab misalnya, telah berhasil merebut hati konsumen domestik dan luar negeri.

"Ini harus terus kita tingkatkan. Mari kita menjadi yang pertama, memberi contoh kepada masyarakat, bangga menggunakan produk buatan dalam negeri," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.