Sukses

KKP: Ekspor Perikanan RI Semester I 2022 Capai Rp 45,36 Triliun

KKP mencatat nilai ekspor perikanan periode Semester I-2022 mencapai USD 3,06 miliar atau setara Rp 45,36 triliun, naik 18,18 persen dibanding periode yang sama tahun 2021.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat nilai ekspor perikanan periode Semester I-2022 mencapai USD 3,06 miliar atau setara Rp 45,36 triliun, naik 18,18 persen dibanding periode yang sama tahun 2021.

Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk KP KKP Artati Widyarti, dalam Konferensi Pers "Capaian Kinerja Semester I Kkp- Ditjen Perikanan Tangkap, Ditjen Perikanan Budidaya, Ditjen Penguatan Daya Saing Produk KP”, Kamis (28/7/2022).

Ekspor kita sudah mencapai USD 3,06 miliar untuk semester pertama tahun ini,” ujar Artati.

Adapun komoditas penyumbangnya ekspor produk Perikanan Indonesia, diantaranya udang USD 1,15 miliar, kontribusinya 37,60 persen terhadap nilai ekspor atau meningkat 10,82 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Kedua, tuna-cakalang- tongkol sebesar USD 417,10 juta, kontribusinya terhadap ekspor 13,64 persen atau meningkat 24,65 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Ketiga, Cumi-sotong-gurita sebesar USD 335,40 juta atau 10,97 persen kontribusinya terhadap ekspor.

Keempat, rajungan-kepiting sebesar USD 295,19 juta atau 9,65 persen kontribusinya terhadap ekspor. Kelima, rumput laut sebesar USD 275 juta, kontribusinya terhadap ekspor sebesar 8,99 persen.

“Alhamdulillah nilainya terus naik, budidaya dan penangkapan dalam negeri terus meningkat,” imbuhnya.

Sementara, nilai ekspor produk perikanan Indonesia untuk bulan Juni mencapai USD 529,98 juta atau Rp 7,86 triliun atau naik 23,13 persen dibandingkan dengan bulan Mei 2022.  Volume ekspor produk perikanan Indonesia pada bulan Juni 2022 sebesar 101,91 ribu ton atau naik 21,68 persen dibandingkan bulan Mei 2022.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Impor

Lebih lanjut, nilai impor semester I-2022 mencapai USD 321,82 juta atau sekitar 10,52 persen terhadap nilai ekspor. Sedangkan, untuk nilai impor bulan Juni sendiri mencapai USD 74,65 juta atau sekitar 14,08 persen terhadap nilai ekspor, sehingga mengukuhkan Indonesia sebagai negara net exporter produk perikanan.

“Impornya naik juga tapi tidak signifikan naik, impor ini diperuntukkan untuk sebagian diproses kemudian diekspor kembali. Sebagian untuk pengolahan tradisional seperti pindang, ada juga impor untuk pakan, dan bahan fortifikasi,” ujarnya.

Demikian pada semester I-2022 Neraca Perdagangan produk perikanan mengalami surplus sebesar USD 2,74 miliar atau setara Rp 40,59 triliun atau naik 15,89 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Jika dilihat dari negara tujuan ekspor produk perikanan, paling besar ke Amerika Serikat. Nilai ekspornya USD 1,150 miliar atau meningkat 14,58 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

“Kalau kita lihat kemana sih pasar tujuan kita, pertama ke Amerika Serikat untuk semester pertama sudah USD 1,150 miliar. Kemudian kedua, ke China USD 485 juta; ke ASEAN USD 332 juta, Jepang juga segitu (USD 332 juta), dan ke Uni Eropa USD 183,24 juta,” pungkasnya.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 3 halaman

Lewati Target, PNBP Perikanan Tembus Rp 67,6 Miliar di Semester I 2022

Kementerian Kelautan dan Perikanan mencatat perolehan Pendapatan Nasional Bukan Pajak (PNBP) sektor jasa kelautan dan perikanan sebesar Rp 67,6 miliar di semester I 2022. Ini melebihi target yang dipatok sebesar Rp 50 miliar.

Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (PRL) KKP, Victor Gustaav Manoppo mengungkapkan optimismenya dalam perolehan kedepannya. Ia bahkan menargetkan PNBP yang dihasilkan bisa mencapai Rp 100 miliar di akhir tahun nanti.

"Di samping itu ada kinerja lain meliputi penyerahan bantuan kepada masyarakat penggerak konservasi, masyarakat hukum adat hingga penyusunan neraca sumber daya laut sebagai instrumen. Yang pasti, kinerja tidak akan kendur untuk menjaga ruang laut tetap sehat," kata dia, mengutip keterangan resmi, Rabu (20/7/2022).

Dengan capaian ini, Victor menilai KKP berhasil mengoptimalkan peran ruang laut sesuai prinsip ekonomi biru. Ini berkaitan dengan upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pertumbuhan ekonomi nasional, serta menjaga kedaulatan negara.

"Bahwa prinsip blue economy itu bagaimana kita harus menjaga kesehatan laut, keberlanjutannya harus kita jaga. Karena itu output dari penerapan blue economy dibungkus dalam regulasi dan program-program kerja yang tujuannya untuk menyeimbangkan ekologi dan ekonomi," ujarnya.

Victor memaparkan, perluasan kawasan konservasi yang berkualitas dan pengentasan sampah plastik merupakan program kerja berbasis ekonomi biru yang digencarkan KKP di sepanjang tahun ini. Hal ini lantaran semakin tingginya ancaman perubahan iklim secara global.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.