Sukses

Bos JPMorgan Ramal Perang Rusia-Ukraina Berkepanjangan, Sarankan Ini ke AS

CEO JPMorgan Jamie Dimon memperingatkan AS tentang potensi kerugian dari konflik Rusia-Ukraina.

Liputan6.com, Jakarta - Bank terbesar di Amerika Serikat, JPMorgan diprediksi bisa kehilangan sekitar USD 1 miliar atau setara Rp 14,3 triliun (asumsi Kurs Rp 14.304) terkait eksposur Rusia. Perkiraan itu disampaikan oleh CEO JPMorgan Jamie Dimon, dalam surat tahunannya yang diawasi para pemegang saham.

Hal ini menjadi pertama kalinya bagi JPMorgan merinci sejauh mana potensi kerugian yang dihasilkan dari konflik Rusia-Ukraina. 

Dilansir dari US News, Rabu (6/4/2022) ketua dan kepala eksekutif bank terbesar di AS berdasarkan aset juga mendesak pemerintah Presiden Joe Biden untuk meningkatkan kehadiran militernya di Eropa, dan mengulangi seruan mengembangkan rencana dalam memastikan keamanan energi untuk negara dan sekutu-sekutunya.

Dimon tidak merinci tentang potensi kerugian JPMorgan atau kerangka waktu, tetapi ia mengungkapkan kekhawatiran bank terkait dampak sekunder dari konflik Rusia-Ukraina pada perusahaan dan negara.

Sementara itu, Rusia menyebut tindakannya sebagai 'operasi khusus'.

Bank-bank global telah merinci eksposur mereka ke Rusia dalam beberapa pekan terakhir, tetapi Dimon sebagai pemimpin bisnis dunia paling terkenal belum mengomentari dampak konflik yang lebih luas.

"Amerika harus siap untuk kemungkinan perang berkepanjangan di Ukraina dengan hasil yang tidak terduga. Kita harus bersiap untuk yang terburuk dan berharap yang terbaik," tulis Dimon.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Minta AS Bergabung dengan Kemitraan Trans-Pasifik

Dalam surat itu, Dimon juga mendesak Amerika Serikat untuk kembali bergabung dengan Kemitraan Trans-Pasifik (TPP), salah satu kesepakatan perdagangan multinasional terbesar di dunia.

Adapun pembahasan kondisi makroekonomi, yang menurut Dimon, kenaikan suku bunga Federal Reserve "bisa jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan pasar."

Dia juga merinci kenaikan biaya bank, sebagian karena investasi teknologi dan biaya akuisisi.

Selain itu, Dimon juga menyebut perang di Ukraina akan memperlambat ekonomi global dan akan berdampak pada geopolitik selama beberapa dekade.

"Kami menghadapi tantangan di setiap kesempatan: pandemi, tindakan pemerintah yang belum pernah terjadi sebelumnya, pemulihan yang kuat setelah resesi global yang tajam dan dalam, pemilihan AS yang sangat terpolarisasi, inflasi yang meningkat, perang di Ukraina serta sanksi ekonomi yang dramatis terhadap Rusia," ujarnya.

Ini menjadi surat yang ke ke-17 bagi Dimon sebagai CEO JPMogran. 

Sementara dia bukan satu-satunya CEO bank ternama AS yang menulis surat-surat seperti itu, tulisannya telah menjadi bacaan di kalangan elit dan pembuat kebijakan Wall Street karena pandangan yang mereka berikan ke dalam ide-ide politik dan ekonominya.

 

3 dari 3 halaman

Infografis Reaksi Global terhadap Serbuan Rusia ke Ukraina

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.