Sukses

OJK Optimis Pertumbuhan Ekonomi RI di 2022 Capai 5,2 Persen

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyambut baik angka pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2021 sebesar 3,69 persen.

Liputan6.com, Jakarta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyambut baik angka pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2021 sebesar 3,69 persen. Ini akan menjadi modal baik untuk terus bangkit di 2022.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK-OJK), Wimboh Santoso optimis pertumbuhan ekonomi mampu tumbuh 5,2 persen.

"Angka PDB kita 3,69 persen, ini basis yang bagus buat kita tumbuh 5,2 persen tahun ini," kata Wimboh dalam sambutan Seminar Hari Pers Nasional, Jakarta, Selasa (8/2/2022).

Namun, kata Wimboh, harus diakui masih banyak pelaku usaha yang masih terpuruk. Tidak sedikit pelaku usaha yang masih tertatih untuk bangkit dari dampak pandemi yang memasuki tahun ketiga ini.

"Meski ekonomi kita sudah baik tapi ada luka di pengusaha kita ini yang harus ada kompensasinya," kata dia.

Misalnya pengusaha di sektor pariwisata dari hulu ke hilir yang masih terbelenggu. Industri jasa penerbangan, perhotelan hingga transportasi pengangkutan orang masih belum sepenuhnya pulih.

"Sektor ini belum betul-betul pulih, ini harus kita jaga sebelum waktunya nanti kita normalkan kembali (berbagai kebijakan)," kata dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Likuiditas Longgar

Dari sisi perbankan, Wimboh menyebut likuiditas masih longgar. Berbagai program di sektor keuangan telah berjalan dan terbukti membantu menahan perlambatan ekonomi.

Penyaluran kredit oleh perbankan telah membaik ke level 5,2 persen sepanjang tahun 2021. Diperkirakan tahun ini pertumbuhan kredit akan mendekati masa sebelum pandemi yang bisa tumbuh 8 persen. Pemerintah juga telah memberikan kebijakan kepada para debitur yang terdampak pandemi tidak digolongkan memiliki kredit macet.

"Kita perkirakan tahun ini pertumbuhan kredit bisa sampai 7,5 persen," kata dia.

Sementara di sektor keuangan pasar modal, sudah jauh lebih baik. Bahkan telah melebihi level sebelum pandemi. IHSG per 6 Februari tercatat sudah di level 6804,94, lebih tinggi dari saat awal pertama pandemi yang terpuruk hingga di level 3.000-an.

Antusias masyarakat di pasar keuangan juga meningkat yakni 7,5 juta investor ritel. Dari jumlah tersebut 80 persennya merupakan investor milenial yang 69,38 persennya berasal dari pulau Jawa.

"Jadi kalau dari pasar keuangan kondisi kita sudah sangat baik," kata dia mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.